_Happy reading🍑_
_prolog_
"Agam!"
Agam reflek menutup kedua telinganya, suara melengking itu sungguh mengganggu pendengarannya. Agam menoleh menatap gadis yang kini berlari kearahnya dengan raut wajah bingung.
"Belva jangan lari-lari!" Tegur Agam seraya mengerutkan keningnya.
Belva sampai di depan Agam dengan nafas tak beraturan. "Hehe sorry," ucapnya pelan.
"Kenapa?" Tanya Agam. Mungkin ada sesuatu sampai-sampai Belva niat sekali mengejarnya.
"Gapapa. Ayo jalan!" Gadis itu tersenyum lebar seperti biasanya, menarik lengan Agam perlahan. Berjalan beriringan menyusuri koridor.
"Gue kira ada apaan sampe lo lari-lari," ucap Agam memecah keheningan. Belva menoleh. "Gak ada hal penting sih. Cuma biar lo nunggu gue aja!" ucap Belva polos.
"Yaudah duluan," ucap Belva seraya melepaskan genggaman tanganya. Kelas keduanya memang berbeda arah Belva yang harus ke kiri menuju kelas IPS sedangkan Agam lurus menuju kelas IPA.
"Gue anterin." Agam merangkul Belva mengantar ke kelasnya.
"Gue gak minta loh ya."
"Hmm." Keduanya kini menjadi pusat perhatian, memang keadaan sekolah tak terlalu ramai tapi ini juga tak bisa dibilang sepi. Keduanya dekat, bahkan ada yang mengira mereka lebih dari sahabat padahal kenyataannya tak ada kata 'lebih dari sahabat'.
"Jiaa," sapa Belva pada salah satu siswi yang dia kenali.
"Eh Belva, pagi Bel!" Balas sapa Jia, gadis itu kemudian menggeleng. "Kenapa?" Tanya Belva. "Pagi-pagi udah pacaran aja."
Mata Belva membulat. "Apaan sih Ji kaya ga pernah liat gue bareng Agam aja."
"Pernah kok. Sering malah. Kalian kan couple goals," ucap Jia kemudian terkekeh.
Agam tersenyum sedangkan Belva mendengus. "Tau ah Jia gaje!" ucap Belva sedikit kesal, mempercepat langkahnya meninggalkan Jia.
"Langgengin Bel!" teriak Jia sukses membuat Belva semakin kesal. Bagaimana dia tak menyukai Agam sedangkan banyak orang yang menyuruh keduanya untuk jadian katanya cocoklah, couple goalslah. Dan Agam? Yah dia selalu mengatakan 'Tenang aja, kita tetep sahabatan kok.' oke fine! Gaboleh baper!
"Lo lucu kalo lagi kesel," ucap Agam kemudian tertawa. "Tau ah lo sih!"
"Ko gue?" Agam bingung kenapa Belva jadi menyalahkannya?
"Cari pacar gih! Biar kita ga disangka pacaran mulu."
"Nyuruh gue? Lo aja!"
Belva memincingkan matanya. Keduanya kini sampai di depan kelas Belva, berdiri tak jauh dari pintu. "Apa jangan-jangan lo udah punya cewek? Ih kok ga cerita?!"
"Apaan sih gak!"
"Bo'ong!"
"Beneran Bel. Kalo ada juga gue bakal cerita."
"Beneran?"
"Iyaaa."
"Tapi btw type cewek lo gimana sih?" Tanya Belva. Tiba-tiba saja dia penasaran.
"Kenapa? Mau nyalon?" Agam menaikkan salah satu alisnya juga menahan tawa.
"Apa sih Gam. Siapa tau gue bisa bantu lo nyari gitu,"
"Emm gimana ya.. baik, cantik, sopan."
"Gam! Itu sih kebanyakan cowo juga nyari cewe yang kaya gitu! Maksud gue yang karakter khusus gitu,"
Agam terdiam tampak berfikir. "Gimana ya.. rata-rata orang itu baik buat orang yang tepat, kalo gue udah nyaman ya gue bakal mandang dia baik."
"Tapi bukan berarti kalo dia salah lo anggap benerkan?" Tanya Belva memastikan.
"Gue juga paham mana yang baik mana yang gak," ucap Agam sedikit kesal, kesannya Belva meremehkannya.
"Oh iyaa!" Agam seolah teringat sesuatu.
"Kenapa?" Belva menoleh dengan antusias.
"Emm gue ga suka cewek penyakitan," ucap Agam tiba-tiba, Belva terdiam mengerjapkan matanya beberapa kali. "M maksudnya?"
"Ya.. yang gue liat kebanyakan dalem hubungan kalau salah satu diantara mereka sakit pasti ngerepotin pasangannya," ucap Agam, Belva mengangguk mengerti.
"Lo kaya Baek kyung!" ucap Belva seraya memincingkan matanya.
"Baek kyung?"
"Iyaa! Dia selalu marah ke Dan oh gara-gara Dan oh itu sakit, menurut dia Dan oh itu merepotkan," ucap Belva semangat bercerita tentang drama yang dia tonton.
"Ga ngerti gue!" kesal Agam. Apa sih yang tengah Belva bahas? Baek kyung siapa? Dan oh siapa? Dirinya tak tahu.
"Udah udah sana ke kelas." Belva mendorong bahu Agam. Mengusir.
Apa yang salah jika seseorang memiliki penyakit? Kenapa Agam harus seperti Baek kyung? kenapa Agam tak seperti Haru saja? Belva memejamkan matanya mencoba menahan gejolak yang dia sendiri tak tahu apa artinya.
🕊️🕊️🕊️
Baru ni hehe:v
Hasil kegabutan:vMakasih buat yang udah sempetin baca^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Belva
Teen Fiction"Gam, lo tetep sahabat gue, 'kan?" tanya Belva nada suaranya terdengar khawatir. "iyaa. Lo tenang aja," jawab Agam tersenyum kearah Belva. Gadis itu ikut tersenyum. **** Belva POV. Agam Delvin Adinata. Dia sahabat gue. Orang-orang bilang kalau seora...