KONTRAK DENGAN PHOENIX

0 0 0
                                    

"Waah....imut sekali kau burung kecil..." seru Alea sambil mengambil burung itu dan membawanya dalam gemggamannya. Dia mengusap lembut bulu halus burung kecil itu .

"Putri...teteskan darahmu di kepalaku..." sebuah suara entah dari mana terdengar di telinga Alea.

"Hey...siapa kau..." seru Alea kaget, karena dia tidak mendapati seseorang maupun seekor hewan pun yang berada di sekitarnya .

"Aku burung phoenix yang berada di  genggaman mu dan akulah yang menjaga peda yang kini jadi milikmu..." seru suara itu. Dia menatap burung yang ada di tangannya. terlihat burung itu menatap Alea dengan wajah imutnya. matanya yang besar dia kedip- kedipkan .

Cit...cit...cit...

"Kau..mau menipuku ...!" seru Alea marah.

"Jangan marah...aku hanya bisa bertelepati denganmu karena tubuhku masih baru terlahir...." jawab suara di salam fikiran Alea.

"Kau tidak membohongiku kan....?" tanya Akeh tak percaya.

"Percayalah...karena sekarang ini aku akan menjadi mahluk kontrakmu ..." kata suara di dalam fikiran Alea.

"Oo..baiklah..." Aleapun segera melukai jarinya dan meneteskan di kepala sang burung kecil.

"Trimakasih Putri.. Kini aku sudah menjadi burung kontrakmu.. Dan pedang itu memang pedang milikmu..." kata Phonix lagi.

"Trimakasih juga phonix...kalau begitu sekarang  kau ikut aku masuk keruang dimensi ku,  kau bisa  tinggal di dalam ruang dimensi bersama Eagle..." kata Alea.

"Baik putri..." jawab Phonix . Alea segera membawa burung Phonix dan pedang salju kedalam ruang demensinya. Ketika sampai di sana mereka bertemu dengan Eagle.

"Selamat putri...kau telah menemukan kembali pedang salju yang memang milikmu..." kata Eagle.

"Trimakasih Eagle, dan tolong kau rawat burung ini di sini..." Kata Alea.  Setelah menaruh burung dan pedang salju di ruang dimensi didalam batu giok nya, dia segera keluar kembali kedalam hutan . Setelah berada di hutan kembali Alea segera kembali ke Minsion milik Jendral Murong Han.
Ketika sampai di sana dengan melompati kembali pagar gedung yang mengelilingi Minsion ,Aleapun sampai kembali di kediamannya. Karena memang bangunan  milik Alea tidak di perdulikan hingga tidak ada satupun penjaga yang ada di sana, hingga akhirnya Alea dengan mudahnya masuk kedalam rumah tanpa halangan dari para penjaga .

"Lea'er...kenapa lama sekali...kakak sangat cemas tadi..." tegur Mimi yang berada di pintu belakang kediaman mereka.

"Maaf Alea terlambat kak....tapi nggak ada masalahkan...?" tanya Alea dengan wajah khawatir .

"Nggak ada Lea'er...kakak hanya menghawatirkanmu....?" jawab Mimi dengan wajah lega. Mereka akhirnya masuk kedalam rumah kumuh Alea.
Saat sampai di dalam ketika suasana terang, Mimi terkejut melihat perubahan wajah dan tubuh Alea.

"Lea'er....apa ini benar- benar dirimu...?" tanya Mimi tak percaya. Dia menatap Akeh yang kini berubah sangat cantik dan  berkilau bagai seorang dewi .

"Iya kak...ini benar- benar aku....emang kenapa kak...?" tanya Alea heran.

"Kau sudah sembuh ..? dan wajahmu kini berubah sangat cantik Lea'er... Wajahmu mirip dengan wajah nyonya, hanya beda kecantikan yang kau miliki sekarang.." kata Mimi dengan wajah bahagia.
Alea tersenyum menatap wajah pengasuhnya yang sangat menyayanginya.

"Iya kak...Alea sudah mendapatkan obat buat penyakitku..." jawab Alea sambil tersenyum.

"Syukurlah Lea'er...kakak sangat gembira melihat itu. Kau benar- benar terlihat sangat cantik Lea'er..." seru Mimi sambil memeluk Alea gembira.

PENGAWAL KESAYANGAN RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang