Iris | Joy : Sehun

260 47 15
                                        

cerita ini panjang, dipersembahkan untuk yang siap baca cerita absurd :))

***

Tahun 2746,
Dimana keberadaban manusia telah berkembang begitu pesat. Dunia sains dan teknologi sudah sangat maju dengan teori serta penemuan baru. Salah satunya, penemuan robot yang amat menyerupai manusia.

Atau mungkin akan lebih mudah disebut dengan cyborg.

Cyborg, manusia buatan, kebanyakan dari mereka dibuat sebagai penjaga, sebagai anggota kepolisian atau anggota tentara, banyak juga untuk mengendalikan pesawat tempur. Tapi sekarang zaman perang sudah berlalu, kehidupan sudah kembali normal. Banyak cyborg mulai ditinggalkan para penelitinya, kehilangan arah, tidak memiliki tujuan. Dibuang begitu saja.

Sampai akhirnya mereka sekarang menjadi perompak dan selalu dalam pelarian.

***

"Aku tidak mau menikah, papa!" teriak Aletta kencang memekik ke seluruh ruangan.

Mendengar penolakan putrinya membuat Iver menghela napasnya dengan kasar. "Kau akan menikah, Aletta. Ini bukan hal yang bisa kau tentukan." ucapnya.

Aletta merasakan air di pelupuk matanya mulai menggenang perlahan. Dia tidak pernah mengira ayahnya akan lebih dari tega untuk 'menjual' anaknya sendiri seperti ini. Aletta dijodohkan dengan anak dan calon pewaris tunggal keluarga Maxwell, pedagang paling termahsyur di negeri mereka.

"Papa jahat!" Aletta berteriak semakin keras mendengar jawaban ayahnya.

Lagi-lagi hal itu membuat Iver menghela nafasnya keras. "Ini semua demi kau juga, Aletta. Menjadi menantu keluarga Maxwell itu adalah kehormatan tidak terkira."

"Papa kira dengan melempar aku masuk ke keluarga Maxwell akan bisa membuatku senang? Aku tidak mau menikah, papa!" sama seperti ayahnya, Aletta pun bersikeras terhadap pendiriannya.

"Minggu depan kau akan bertemu dengan Ethan dan juga keluarga Maxwell." dua ayah anak yang tidak bisa ditentang pendapatnya.

Iver memang merasa kalau Jollene Aletta Xanders adalah putri yang memiliki sifat sama sepertinya. Seorang penyusun strategi yang baik, pebisnis yang cerdik, dan juga amat sangat keras kepala ketika sudah mengambil sebuah keputusan.

Aletta menatap ayahnya dengan penuh perasaan benci. Seumur hidupnya dia tidak pernah mengira ayahnya akan sebegini tega dan 'menggadaikan' dirinya hanya demi memperkuat posisi dan juga mengamankan semakin banyak aset dan harta.

"Aku tidak menyangka ada orang tua yang sebegini tega dan menjual anaknya sendiri." ucapnya kemudian dengan desisan dingin.

"Aletta, jaga bicaramu." suara Iver terdengar rendah tertahan, mendengar itu membuat emosinya tersulut.

"Memang papa hanya mementingkan harta dan kedudukan papa, bahkan lebih ketimbang kebahagiaan putrinya sendiri!" Aletta meluapkan semua emosinya.

Begitu pun juga dengan emosi Iver yang kian tersulut, menghasilkan sebuah tamparan mulus mendarat di pipi Aletta yang seputih porselen hingga meninggalkan bekas kemerahan disana. Aletta menatap ayahnya dengan nanar. Bekas kemarahan Iver juga membekas di hatinya.

"Aku benci papa!" ucapnya sembari berlari ke kamarnya meninggalkan Iver yang tertegun sendirian akibatnya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tales Of JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang