Mengenal Onani bersama Om Andi

2.1K 30 1
                                    


Namaku Reza, Saat itu usiaku masih sekitar 10 tahun, seperti anak-anak pada umumnya setiap hari selepas pulang sekolah biasanya aku selalu bermain disekitaran rumah walau tak jarang kena omelan mamaku yang menyuruh untuk tidur siang. Hari itu sebagaimana biasanya setelah jam pulang sekolah, aku pulang bersama temanku ary. Biasanya kami berjalan dari sekolah ke rumah karena memang jarak sekolah dan rumah kami tidak begitu jauh. Sambil berjalan kami selalu berbagi cerita.

“sampai rumah kamu langsung ganti baju ya, habis itu kita main di rumahku”, kata ary kepadaku.

“Oke ry, tapi aku ijin dulu sama mamaku ya”, kataku

“iya... tapi jangan lama ya!”, tegas ary.
Akhirnya setelah sepuluh menit berjalan dan bercerita kami pun tiba di gang rumah kami .

“Aku duluan ya ry?”sambil melambaikan tangan menatapnya.

“iya aku tunggu ya...” sahutnya. Dan kami pun berpisah.

“Assalamu alaikum”, teriakku

“ waalaikum salam, udah pulang nak?” kata mamaku.

“Ganti baju kamu habis tuh makan ya!” mamaku mengingatkan.

“Iya ma..., oh iya habis makan aku main ke tempat ary ya ma? Teriakku  sambil mengganti pakaian

“Emangnya kamu ga punya PR dari sekolah?” selidik mamaku

“ ga ada kok ma..”. jawabku

“ya udah boleh main sehabis makan, tapi jangan lama-lama ya...” kata mamaku.

Selepas mengganti pakaian akupun langsung ke meja makan dan menikmati makan siang yang telah disiapkan oleh mamak. Setelah melahapnya sampai habis akupun langsung berpamitan untuk bermain ke tempat ary.

“Ma..., aku ke tempat ary ya? Teriakku sambil berlari.

“ iya nak, ingat mainnya jangan lama-lama ya...” sayup terdengar ditelingaku sisa suara mama ku mengingatkan ditengah langkah kakiku yang kian cepat menjauh dari rumah.

#Rumah Ary

“Assalamu alaikum, ary.. ary..ary” teriakku dari depan pagar rumah ary.

“Waalaikum salam, langsung masuk aja reza” sahut ary.

“Ayo kita main di kamarku” sambil menuntunku ke kamarnya.

Sesampai di kamar ary, ia pun mengeluarkan beberapa mainannya untuk kami mainkan bersama-sama. Ary sosok teman yang menyenangkan karena ia setiap hari mengajakku bermain bersama drngan semua mainan yang dimilikinya. Ia tidak pelit seperti anak lainnya sehingga aku merasa nyaman bermain di rumahnya setiap hari.
Setelah lama bermain tiba tiba terdengar suara yang tak asing di telingaku.

“ Eh, ada reza...” suara om andi menyapaku

“Iya om...” jawabku

“nah kebetulan nih reza, badan om agak capek nih... reza tolong mijitin badan om ya?” sambil memijat pundaknya sendiri seakan menunjukkan kalau ia benar-benar kecapekan.

“apa sih om ini, kami kan lagi main om” celetuk ary, keberatan

“ Ga papa kan reza? “ Om andi meyakinkan

“iya om, ga papa” jawabku

Om andi memang sekamar dengan ary, makanya tak jarang ketika aku main ke kamar ary pasti bertemu om andi. Om andi adalah saudara dari mamanya ary, usianya kira-kira 22 tahun dan ia seorang mahasiswa. Postur tubuhnya sangat atletis berkat work out yang sering dilakukannya setiap pagi. Dadanya bidang dengan dipenuhi hamparan bulu-bulu yang seakan berbaris rapih hingga ke pusarnya. Tangan dan kakinya juga tak lepas dari lebatnya bulu-bulu bertumbuh disana.

“ayo reza, pijatin om sekarang dong..” sambil melapaskan kaosnya iapun kemudian tengkurap di tempat tidurnya.

“iya om..” sahutku.
Aku pun menghampiri om andi yang sudah tengkurap dan hanya mengenakan selembar sarung khas pria dewasa.

“reza dudukian aja punggung om, gak papakok” sambil menunjuk ke arah punggungnya.

Akupun duduk di punggungnya dan kemudian memijat pundak ,punggung hingga ke pinggang om andi.
Setelah  30 menit memijat om andi, terlihat dari kejauhan ary tertidur dekat mainannya, mungkin ia kecapekan atau bosan karena main sendirian. Akupun terus melanjutkan tugasku memijat om andi hingga tak terasa sudah sejam aku memijatnya.

“udah reza, pasti kamu udah capek” tiba-tiba terdengar suara om andi

“Sini kamu istirahat, tuh si ary juga udah tertidur, tiduran aja dulu samping om” sambil menyiapkan tempat buatku disampingnya.

“Iya om”, akupun menurutinya dan merebahkan badanku di samping om andi. Ini pertama kali aku tidur di samping om andi. Tiba tiba om andi memiringkan badannya dan memeluk badanku. Tangannya yang berbulu begitu erat mendekapku hingga aku tak dapat lagi menolak tangannya. Wajahku terasa begitu dekat dengan kepalanya denhan aroma khas badannya yang begitu wangi membuatku merasa nyaman. Om andi lalu berbisik di telingaku

“Reza .., nih ada yang kelupaan kamu pijat. Tolong dong kamu pijatin”, bisik om andy di telingaku.

“bagian mana om?” tanyaku kebingungan.

Kemudian ia mengarahkan tanganku masuk kedalam sarung miliknya. Tiba-tiba aku merasakan suatu benda yang berdenyut dengan banyak bulu disekitarnya. Tangannya mengarahkan tanganku untuk menggenggam barang itu dan secara peelahan ia melakukan gerakan naik turun secara perlahan.

“ini kok mijitnya kayak gini om?”, tanyaku

“Ia ini memang lain cara mijitnya, dipijat terus ya...” jawabnya, kemudian ia pun melepaskan tangannya dari menggenggam tanganku dan membiarkanku melakukannya sendiri

“ini besar betul ya om?” tanyaku polos

“Iya, kont*l om memang besar reza. Nanti kont*l kamu juga akan sebesar ini kok” om andi menjelaskannya dan tak terasa ternyata tangan om andi sudah masuk kedalam celanaku dan memijat kont*lku yang masih sangat imut-imut ini, hingga tanpa kusadari kont*lku pun ikut tegang berkat pijatan om andi.

“enak om...” Ada sensasi yang berbeda yang kurasakan selama dipijat oleh om andi.

“iya, kamu juga pijatannya enak reza” jawab om andi sambil menenangkanku.

“rileks aja reza,coba kamu mijatnya agak cepat naik turunnya seperti ini ” om andi mempraktekkannya pqda kont*l ku.

“makin enak om”sahutku
semakin lama aku merasakan kont*l om andi makin tegang dan membesar. Sesekali terasa ada cairan yang membuatnya semakin licin.

“Ini kok basah om?”

“gak apa-apa reza, entar lagi juga akan lebih basah. Nanti om lap pakai sarung  ya, dipijat  aja terus sampai basah banget.” Jawab om andi

“Oke deh om”akupun melanjutkan misiku hingga tiba-tiba om andi menghentikan bermain dengan kont*lku

“Dikit lagi reza, ayo terus... terus.. terus .... ahhhhhh” om andi mendesah

“Wah basah banget om” Aku merasakan tanganku berlumur cairan kental dan licin yang begitu banyak.

“Ga apa-apa ini pakai sarung om buat lap tangan kamu”

AKupun mengeluarkan tanganku dari dalam sarung om andi dan membersihkannya menhgunakan sarung om andi.

“Jangan ngomong ke siapa-siapa ya reza, ini rahasia kenikmatan kita berdua aja, siapapun gak boleh tau. Janjiya reza” sambil memberikan jari kelingkingnya pertanda ini adalah rahasia kami berdua

“siap om”sahutku sambil memberikan kelingkingku dan mengaitkan ke kelingking om andi pertanda setuju.

Dan kami pun melanjutkan tidur siang.
 
 
 
 
 
 
 
 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Belajar Onani Bersama Om AndiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang