04. Takdir

142 10 0
                                    

Takdir
"Yang Sudah di takdirkan akan menemukan jalan pulang untuk kembali"




04. Malam yang indah?

Gadis itu sudah membersihkan badannya,ia mengambil ponsel yang terus berdering sedari tadi. Ternyata itu dari sang Bunda segera ia mengangkat nya.

"Halo sayang" suara dari seberang menyapa dirinya. Gadis itu tersenyum bahagia namun senyumannya perlahan pudar dari wajahnya.
"Maaf,Mama sama Papa belum bisa pulang. Mama juga udah transfer uang jajan kamu" kalimat itu lagi dan lagi yang keluar dari mulut sang bunda saat menerima telpon. Ia benci itu.
"Mah," lirih gadis itu sambil menahan air matanya.
"Mama sibuk sayang,see you. I love you so much Ara" setelah itu panggilan terputus gadis itu menangis sejadi-jadinya.

Kenapa dunia jahat padanya?ia memang di beri kekayaan tapi tidak dengan kebahagiaan lantas untuk apa semua ini? Ia hanya ingin perhatian dari kedua orang tua nya,ia ingin disayang sungguh hanya itu yang ia inginkan.

Ponsel kembali berdering,namun bukan dari sang bunda melainkan dari Bara,ia menghapus air mata nya dan mengangkat telpon itu dengan segera.

"Iya Kak?" Sapa Vara
"Ara nangis?" Tanya Bara dengan nada suara yang tampak khawatir.
"Nggak kok,Ara nggak nangis"
"Kamu boong Ra"
"Ara serius Kak,Ara nggak nangis" Ucapnya berusaha meyakinkan Bara. Terdengar helaan nafas dari sana.

"Keluar,aku ada didepan kita masih punya janji" ucapan Bara membuat Vara kaget ia lupa dengan janji itu.
"Bentar Kak,Ara turun" setelah mengatakan itu ia memutuskan sambungan telepon nya dan segera berlari kebawah dan benar saja sudah ada Bara yang menunggu didepan sana.

Ia membukakan pintu,dan Bara segera berbalik untuk menghadap kearahnya. Bara tampak tampan dengan setelan yang ia gunakan tampak sangat sempurna Dimata Vara.

"Kamu beneran nangis Ra" ucapan Bara membuat Vara tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum dan segera menyuruh Bara masuk tanpa menutup kembali pintu rumah nya. "Bentar ya Kak,aku siap-siap dulu" belum sempat Bara menjawab Vara dengan cepat berlari menuju kamarnya.

"Sial,gua bingung pake baju yang mana" ia mengomeli dirinya sendiri karena lupa akan janji itu,ia terus mencari baju yang cocok untuk keluar malam ini. Setelah beberapa menit memilih matanya jatuh pada baju kemeja putih dengan jeans hitam.

Setelah itu ia segera mengganti pakaian nya dan mulai merias diri,tidak susah hanya mengoleskan bedak dan sedikit maskara agar bulu mata miliknya kelihatan lebih lentik tidak lupa juga dengan sedikit pemerah bibir agar wajahnya tidak pucat. Setelah melihat penampilan nya dari atas sampai bawah ia merasa sudah cukup.

Ia segera turun,dan terlihat Bara sedang memainkan ponselnya. Mendengar suara derap kaki Bara langsung menatap kearah suara tersebut,ia terpaku dengan kecantikan Vara yang menurutnya natural ia menyukai gadis dihadapannya sungguh ia menyukainya.

"Ayo Kak" suara Vara menyadarkan nya dan mereka pun segera pergi dari halaman rumah dengan menggunakan motor.

*****

"Wahh tempatnya indah,aku baru tau ada tempat seindah ini di komplek perumahan nya kak Bara" ucap Vara yang masih fokus dengan pemandangan semua rumah dari atas bukit kecil yang berada dekat dengan rumah Bara. Ia terpukau dengan keindahan nya.

"Terus tersenyum Ra,Bara nggak mau liat Ara sedih" ucapan Bara membuat pandangan Vara terfokus padanya,keduanya kini saling berhadapan. Jantung keduanya sama-sama berdetak kencang,sudah dipastikan keduanya saling menyukai.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk " makasih Kak,hari ini adalah hari yang nggak pernah Ara lupain" setelah mengatakan itu ia berjalan kearah Bara dan memeluknya dengan erat seperti tidak akan pernah melepaskan sosok Bara dalam hidup nya dengan tidak ragu Bara membalas pelukan Vara.

Gadis itu mendongak menatap wajah Bara masih dengan posisi yang sama "Kapten sama Ibu Negara aja gimana?" Tanyanya lalu melepaskan pelukannya dari Bara. Bara yang mendengar itu menatap Bingung kearahnya, seakan-akan mengerti lalu gadis itu menjelaskan nya

"Maksudnya,Ara manggil Kak Bara itu Kapten kalau Kak Bara manggil Ara itu pake Ibu Negara gimana?" Bara tampak tidak keberatan dengan itu ia mengangguk setuju itu membuat Vara semakin senang. Gadis itu terinspirasi dari video yang ia tonton di YouTube kemarin.

Vara kembali fokus pada pandangan didepan nya,matanya terus berbinar-binar melihat keindahan itu ditambah lagi bulan dan bintang seakan-akan mengerti masalah nya. Bara yang melihat itu bahagia ia ikut tersenyum karena nya.

"Terus tersenyum Ibu Negara" ucap Bara sambil mengusap lembut rambut dan pipi Vara. Gadis itu mematung sejenak lalu tersenyum
"Siap Kapten" balasnya dengan tangan hormat. Lalu keduanya tertawa bersama,Bara memeluk Vara dari samping dan mencium pucuk kepala gadis itu dengan sayang.
"Ara nggak akan pernah lupain momen ini Kapten" ucapnya sambil tersenyum menatap kearah depan.
"Kapten juga Ibu Negara"

Keduanya seperti pasangan yang baru saja menjalin hubungan, hari ini adalah hari yang paling Vara sukai. Karena ada Kapten yang selalu ada buat Vara. Berbahagialah Vara walaupun hanya sesaat.





























Hay Hay,aku back dengan cerita baru yang sangat menarik serius deh dijamin menarik sekali. Jangan lupa dimasukin ke perpustakaan kalian Yaaa!!!!

Vote dan comments juga!!!!

Makasih selalu support aku,I love you so much<3

Tunggu ya part Takdir selanjutnya
Stay tune

Takdir || V & B (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang