Se Joo terbangun dari tidurnya yang terasa lelap dan panjang. Namun tak habis-habis ia terkejut. Kali ini karena di kamar tidurnya yang mewah karena merupakan kamar pangeran, banyak sekali orang-orang yang selama ini tidak pernah ia lihat dalam hidupnya berkumpul, memakai baju kuno kerajaan dan semuanya menangis di sisinya. Se Joo pura-pura tidur untuk mengamati apa yang terjadi.
"Seja... sadarlah.... Seja... Ayah minta maaf tidak menjagamu dengan baik." Laki-laki tua dengan janggut putihnya menangis di sisi Se Joo sambil memegangi tangannya. "Seja... bangunlah... Ibu tidak bisa kehilangan dirimu..." seorang wanita paruh baya berada di sisi bersebrangan dengan lelaki tua tadi menangis sambil memegangi tangan Se Joo.
"Cukuuuuupppppp! Hentikaaaan!" Se Joo teriak ketika bangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Ia menyingkirkan tangan "ayah" dan "ibu" nya itu dengan spontan dan kasar. Semua orang terkejut dan melongo melihat Se Joo. Se Joo pun akhirnya berusaha untuk terlihat senormal mungkin demi kebaikannya sendiri. "Eee... maaf... belakangan ini aku menjadi sedikit sensitif... cukup, jangan menangis... itu sangat mengganggu." Kata Se Joo sambil tersenyum —yang sebenarnya terdengar sangat menyebalkan— namun orang-orang itu seakan tidak peduli dan mengucap syukur karena Se Joo sudah bangun. "Syukurlah Jeoha... kau sudah bangun..." "kami sangat bahagia Jeoha..." "kau baik-baik saja kan?" "Tidak ada yang sakit?" "Seja... jangan tinggalkan kami lagi." Semua orang terlihat sangat bahagia namun Se Joo merasa terganggu dan berteriak lagi. "Hentikaaaan!" Semua orang terdiam "eeeh, maksudku... aku baik-baik saja. Kalian semua bisa tenang?" Se Joo tersenyum seperti merayu kepada semua orang. "Baik... bagus sekali... ternyata kalian mengerti perkataanku... sekarang, boleh aku bertanya? Emm... kau... maksudku a..yah... bisa katakan aku ada dimana? Kukira semua ini mimpi tapi tidak mungkin aku terbangun dua kali dalam mimpiku." "Kau ada di rumah nak." Jawab bapak tua tersebut dengan penuh perhatian. "Rumah? Jangan bercanda, sejak kapan rumahku menjadi seperti istana kerajaan seperti ini?" "Sejak kau lahir, aku melahirkanmu di istana ini..." Jawab wanita paruh baya yg memanggil dirinya sebagai "ibu". Se Joo mencoba tenang karena ia lelah selalu terkejut. Ia mencoba mencerna setiap informasi yang didapatnya walaupun selalu tidak masuk akal menurut otaknya. "Emm.. kau... ibu..kau ibuku?" "Ya..Seja...kenapa kau harus bertanya seperti itu?bagaimana inii? Apakah anakku lupa denganku? Apa yang terjadi!" Kata ibu tersebut dengan panik kepada orang-orang di sekitarnya. "Tenanglah.. Jungjeon... dia baru saja siuman." Kata lelaki tua tadi. "I..bu.. jung..jeon?" Ibu itu melihat mata Se Joo dengan penuh perhatian dan mengangguk-angguk. "Jungjeon, istana, Seja Jeoha... lalu kau.. maksudku... ayah.. bukan... ayahku..." "Dia adalah ayahmu, Seja, dia adalah Jusang Jeonha." "Raja? Wang?" "Ya.. Seja..." "oke oke... Jeonha, Jungjeon, istana, Seja...ini adalah rumahku dan kalian keluargaku?" "Ya... benar... benar sekali!" Semua orang menganggu dan terlihat senang. "Memangnya aku ada di jaman Joseon atau sebagainya?" "Ya... ini adalah Joseon, kita keluarga kerajaan dari dinasti Joseon." Jungjeon menjelaskan. Rasanya Se Joo ingin berteriak tapi dia sudah muak dan bingung bereaksi terhadap semua ini. Akhirnya ia menarik napas sangat dalam dan panjang, dan berusaha bicara se sopan mungkin. "Hmmmm huuuuft... baik... aku akan berusa memahami semua ini... semuanya, Jeonha, Ibu, bisa tinggalkan aku sendiri? Aku butuh istirahat untuk menjernihkan pikiranku." "Baiklah kita harus keluar dari sini, biarkan Seja Jeoha menenangkan dirinya, tabib, tolong tetap berjaga di luar kamar ini." Kata "Jeonha". Lalu semua orang meninggalkan Se Joo sendirian."Ini tidak mungkin mimpi.... Kemarin aku terbangun di hutan bersama laki-laki muda asing dan tiba-tiba diserang panah lalu aku bisa berkuda, aku masuk ke istana, semua orang membungkuk untukku, karena apa? Karena aku pangeran mahkota? Lalu aku sangat terkeju lagi-lagi. Aku ingat aku demam dan tidur seperti bayi, lalu aku bangun lagi... dan aku masih disini!!! Sungguh ini bukan mimpi! Orang-orang tadi... keluargaku? Raja, ratu, dan mungkin para pelayan? Entahlah... mereka semua tampak nyata, dan bukan hantu. Mereka bilang ini jaman Joseon... apakah ini ilusi? Apakah mereka berusaha mengerjaiku? Tapi tidak mungkin berakting sangat natural seperti itu...kenapa aku ada di jaman Joseon... kenapa.... APA YANG TERJADI PADAKUUUUU! AAAAAAAAAAAA!!!! AKU INGIN PULANGGG!!!" Se Joo bermonolog berusaha mengukir peristiwa untuk bisa memahami keadaan yang terjadi, namun ia malah bertambah pusing dan berteriak karena kepalanya rasanya seperti akan meledak.
Tiba-tiba kepala Se Joo benar-benar sakit, lalu ia mengingat sesuatu.
Di ingatannya yang samar-samar terbesit ia sedang ada di sebuah mobil mewah ia duduk di kursi penumpang, ia sedang mengerjakan sesuatu di tablet cerdasnya, saat seketika ada suara klakson kencang sekali lalu ia melihat kedepan ada cahaya yang sangat menyilaukan, lalu mobilnya terhantam sangat kencang. Ia tidak mengingat apa-apa setelah itu. Lalu sekelebat ingatan lewat lagi, mobilnya jatuh terbalik disuatu jurang, ia sadar, samar-samar ia melihat seseorang dari kejauhan, menggunakan baju yang asing, kuno, seperti baju kerajaan, semakin dekat semakin jelas tampaknya, terdapat panah yang menancap di dadanya, lalu Se Joo bisa melihat wajahnya, ia sangat terkejut! Karena seperti melihat wajahnya sendiri, mau dilihat bagaimanapun sangat mirip, bahkan tidak ada anak kembar identik sekalipun yang berwajah mirip seperti itu. Ini seperti Se Joo menjadi dua. Ia ingat hanya melihat matanya beberapa detik, lalu ia langsung hilang kesadaran.
Hanya sampai situ guratan samar-samar yang lewat di ingatan Se Joo.
Hingga rasa sakit di kepalanya hilang...
Se Joo memutuskan untuk istirahat karena semua ini sangat melelahkan baginya. Dan ia sudah siap ketika terbangun esok hari akan ada diistana ini lagi. Ia hanya ingin mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi dan bagaimana caranya dia bisa berakhir ada di istana di jaman Joseon sebagai seorang pangeran mahkota?Jadi sebenarnya apa yang terjadi pada Se Joo ya? Bagaimana Se Joo bisa mengetahui semuanya? Stay tune!
YOU ARE READING
49 days
Historical FictionTerinspirasi dari campuran drakor yang author tonton. Ditambah imajinasi author. Tidak berniat plagiat, hanya berfantasi saja. Enjoy yeorobun 😊