02| DEAR DIARY,

413 50 5
                                    


















Dear Diary,

Diariku, Izinkan aku untuk menuliskan sebuah kisah tentang seorang gadis bernama Helen dibuku ini. Izinkan aku untuk menulis nama indahnya, entah itu harus beribu-ribu kali. Dan Izinkan aku untuk meluapkan semuanya tentang perasaan yang tidak ku ketahui kejelasannya ini.

Diariku, aku mendapatkan sebuah getaran yang tidak bisa ku mengerti saat melihatnya. Aku menjadi sangat penasaran dengan apa saja yang telah dilakukannya. Aku tidak tahu, apakah perasaan ku ini hanya sebatas obsesi, atau benar-benar rasa cinta. Aku tahu, aku tahu jika ini belum lebih dari seminggu setelah aku bertemu dengannya. Tapi bayang-bayang tentang dirinya belum saja menghilang dari pikiran ku.

Aku sangat kebingungan dengan perasaan ini. Dan apa kau tahu, aku selalu merindukannya. Tapi disaat yang bersamaan, kenapa aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dan tidak mengenakan. Apa itu bagian dari perasaan, atau bukan? Aku takut sekaligus bingung jika suatu hari nanti ada hal buruk yang terjadi padanya.

Air mataku tak terasa jatuh membasahi buku ku. Perasaan tidak mengenakan itu kembali menyeruak masuk kedalam tubuhku. Bersamaan dengan itu, Lucian berlari masuk ke dalam asrama dengan keadaan panik.

"Adrian. Adrian! Helen. Helen, dia menceburkan diri ke dalam danau hitam!"

Aku menatap tulisan dibuku ku, sebelum Lucian menarikku keluar dari asrama dan membawaku ke kawasan danau hitam yang telah ramai dengan orang-orang yang hanya menonton dan penasaran tanpa ada niatan untuk menolong.

Seketika aku tersadar. Tanpa memperdulikan Lucian yang terus meneriaki ku, aku ikut menceburkan diri ke dalam dinginnya air danau di sore hari. Demi untuk mencari keberadaan Helen. Pikiran ku kacau, yang dapat dijangkau pikiran ku saat ini hanyalah ingin dirinya selamat.

Sampai akhirnya, aku melihat cahaya keemasan yang muncul digelapnya air danau. Dengan segera aku mencarinya. Berusaha menajamkan penglihatan ku, walau itu terasa sangat mustahil.

"Biarkan aku mencari kehidupan baru, Adrian. Kembali lah, terimakasih telah berjuang untuk menyelamatkan ku. Tapi tidak perlu, karena aku sudah menyerahkan diriku pada yang maha kuasa, demi imbalan yang telah ku janjikan."

Lirihan suaranya yang terdengar merdu seperti siren membuatku hampir menurut. Tapi beruntungnya aku berhasil membawa Helen kembali kepermukaan dengan selamat. Aku tidak peduli dengan imbalan yang telah dijanjikannya karena aku yakin, setelah ini akan ada cahaya keberuntungan yang akan menyelimuti nya.

Kulit tipisnya yang pucat dan dingin, bibirnya yang membiru, juga tubuhnya yang bergetar, membuat hatiku mencelos. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya. Tidak ada desas-desus yang menunjukkan jika Helen memiliki sesuatu yang bermasalah, Tapi kenapa ini bisa terjadi?

Aku memeluknya erat, sementara Lucian melebarkan selimut hangat yang tebal untuk menyelimuti kami berdua sebelum dia kembali berlari untuk memanggil teman-teman yang lain.

***




















oke, sebelumnya aku ingin meminta maaf apabila chapter ini sedikit merinding(?) karena saat aku menulis ini benar-benar dengan emosi, jadi semisal kalian tidak bisa menangkap emosinya tidak masalah, dan kuharap kalian tetap menikmati nya ><terimak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

oke, sebelumnya aku ingin meminta maaf apabila chapter ini sedikit merinding(?) karena saat aku menulis ini benar-benar dengan emosi, jadi semisal kalian tidak bisa menangkap emosinya tidak masalah, dan kuharap kalian tetap menikmati nya ><
terimakasih! ♡︎♡︎

Lot Of Love, Ts.
© -anythingdamn 2021

ADRIAN PUCEY ━━ SHE'S AN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang