chapter 3

112K 7.5K 76
                                    

"Sayang kok malam bengong sih?" Tanya ghina melihat ali yg sedang melamun.

"Eng..enggak kenapa2 kok,yaudah kalau kamu udah kelar milih2nya kita balik yuk,aku udah harus kekantor. Ada meeting soalnya" kata ali.

"Ayuk deh" balas ghina. Akhirnya setelah mereka selesai belanja perhiasan, alipun mengantar ghina pulang kemudian ia segera pergi kekantor.

Skip>>>

Tak terasa sudah hampir seminggu kejadian dimana ali dan prilly kecelakaan itu. Besok adalah hari terakhir prilly untuk membayar hutangnya pada ali. "Prill,gimana uangnya udah terkumpul semua?" Tanya gritte. Prilly menggeleng lesu.

"Belum te, masih 15 juta,itupun gue udah ngeluarin semua uang tabungan sama jual laptop"balas prilly lirih.

"Gue punya tabungan sih prill, tapi cuma 10 juta. Lo pake aja dulu"kata gritte.

"Tetap gak cukup kan te, aduh gue bener2 gak tau lagi nih harus gimana,  kayaknya gue harus ikhlas kalau dia bakal bawa gue kepengadilan" kata prilly pasrah.

"Ih lo jangan nyerah gitu dong" balas gritte. Tiba2 hp prilly berbunyi,ternyata telfon itu dari ali.

"Halo" ucap prilly.

"Eh cewek aneh, gue tadi abis benerin mobil,katabyg benerin harganya 75 juta. Jadi besok lo harus bawa uang 75 juta. Oke, gue tunggu" kata ali lalu menutup telfonnya.

Prilly benar2 sudah habis kesabaran. Bagaimana bisa hutangnya bertambah. Ini benar2 pemerasan. Muka prilly sudah merah padam. Ia langsung meraih tasnya dan langsung pergi.

"Eh prill mau kemana?" Teriak gritte namun tak dihiraukan prilly.

Dengan emosi yg menggebu2, prilly mengendarai mobilnya. Kini prilly sampai didepan gedung besar, dengan nama yg terpampang didepannya "Syarief Company". Prilly berjalan cepat masuk kedalam perusahaan itu.

"Saya ingin bertemu dengan aliando syarief" kata prilly pada karyawati.

"Maaf, apa ibuk sebelumnya sudah punya janji?" Tanya karyawati itu.

"Saya ingin bertemu dengan ali, dan saya tidak punya waktu membuat janji"kata prilly dengan nadanya yg sedikit meninggi.

"Maaf bu, kalau belum membuat janji,tidak bisa bertemu." Balas karyawati itu.

Tanpa berfikir panjang prilly langsung berjalan menuju ruangan ali.

"Jangan bu" teriak karyawati itu mengikuti prilly. Dengan emosi yg memuncak, prilly sama sekali tak menghiraukannya.

Ia menaiki lift demi lift menuju ruangan ali. Hingga akhirnya prilly sampain didepan pintu ruang ali. Tanpa lama2, prilly langsung membuka pintunya. Ali yg sedang bekerja kaget melihat prilly.

"Maaf pak, saya sudah melarangnya" ucap sang karyawati yg mengikuti prilly tadi.

"Tidak apa2, kamu kembali saja bekerja" pinta ali. Prilly menatap tajam pada ali.

"Maksud lo apa? Kenapa hutang gue bisa nambah gitu?" Bentak prilly.

"Ya mana gue tau. Biaya perbaikannya memang segitu. Trus salah gue gitu"balas ali santai.

"Tuan aliando syarief. Gue tau lo sangat amat kaya,gue tau lo bisa dapetin apapun yg lo mau,beda sama gue. Bahkan jangankan buat nurutin beli kemauan gue,buat ngasih sedikit uang aja ke orangtua gue, gue belum mampu. Tapi bersyukur,gue gak kayak elo,cowok yg bisa cumanya bergantung sama orangtua, menikmati hasil jerih payah orang tua, tanpa tau rasanya hidup susah itu gimana. Tapi lo tenang aja, besok gue akan bayar hutang gue. Permisi" ucap prilly lalu keluar dari ruangan ali, prilly benar2 sudah tidak kuat,air matanya berlomba2 jatuh mengalir. Sementara ali,ia hanya terdiam, ntah apa yg membuat pemuda itu terdiam. Saat prilly hendak masuk lift, prilly bertabrakan dengan seseorang.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang