⁂01 :: Decision

73 8 6
                                    

Pintu utama terbuka pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu utama terbuka pelan. Seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolah dan tas dipunggungnya itu masuk kedalam rumah setelah kembali menutup pintu. Raut wajah yang lesu dan terlihat kelelahan begitu tergambar jelas diwajah cantiknya. Langkah kakinya berjalan dengan malas melewati ruang tengah menuju tangga untuk ke kamarnya. Namun baru menaiki satu anak tangga, seseorang memanggil namanya dari arah dapur.

"Oh! Jinhee sayang, sudah pulang?" Suara lembut itu mengalun merdu ditelinga sang pemilik nama. Niatnya untuk ke kamar ia urungkan dan lebih memilih menghampiri sang Ibu yang sepertinya baru saja selesai memasak.

Park Jinhee, putri tunggal dari pasangan Park Wooshik dan Park Jihyo. Berasal dari keluarga yang berada karena Park Wooshik adalah seorang CEO perusahaan game online yang tengah berada dipuncak kesuksesannya. Sedangkan Park Jihyo adalah seorang desainer ternama yang sering mendesain produk-produk branded seperti Louis Vuitton, Channel, Gucci dan Prada.

"Ada apa sayang? Kenapa lesu sekali?" tanya Jihyo penasaran melihat putri semata wayangnya nampak begitu tak bersemangat seperti biasanya.

Jinhee menghela nafas berat. "Aku pusing, Ma. Seharian tadi ulangan terus." ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Astaga, Mama kira ada apa ternyata hanya itu" Jihyo memeluk putrinya penuh kasih sayang dan mengelus lembut pucuk rambut yang beraroma strawberry kesukaan Jinhee.

"Kalau begitu sekarang ayo kita makan, kamu pasti lapar kan?"

Jinhee mengangguk antusias. Seharian ini mata pelajaran disekolahnya membuat energi didalam tubuhnya terkuras habis. Jadi ia harus mengisi ulang energinya dengan makan masakan lezat buatan Mama nya.

Jihyo tertawa geli. Meski Jinhee sudah beranjak dewasa tapi dimatanya putrinya itu tetap terlihat seperti anak kecil yang berumur 7 tahun. Jihyo mengajak putrinya untuk duduk dimeja makan yang sudah tersedia beberapa menu menggugah selera tersaji rapi disana.

Mata Jinhee berbinar melihat ada makanan favoritnya. Apalagi itu adalah buatan Mama nya pasti sangat enak. Jinhee jadi tidak sabar memakannya.

"Tapi Ma, dimana Papa? Apa belum pulang?" tanya Jinhee sembari melirik jam ditangannya yang menunjukkan pukul 5 sore. Walaupun Papa nya seorang CEO, ia selalu pulang sebelum matahari terbenam. Itu sudah menjadi kebiasaannya entah sesibuk apapun Papa nya pasti pulang kerumah untuk makan malam bersama.

Saat Jihyo hendak menjawab, suara seseorang terdengar dari arah pintu utama. Ternyata orang yang sedang dibicarakan sudah datang.

"Papa pulang.. Hai bidadari-bidadari cantikkuu.."

Jinhee tertawa geli karena perkataan Papa nya. Sudah biasa jika menghadapi sikap random sang Papa.

Wooshik berjalan mendekati kedua wanita yang sangat dicintainya itu dengan semangat. Ia berhenti disamping Jinhee duduk dan mengecup pucuk rambut putrinya sebelum mengecup pipi Jihyo yang berdiri tepat disebelah Jinhee.

𝐑𝐞𝐝 𝐋𝐮𝐬𝐭 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang