Gisha sedang menghangatkan makanan yang semalam dibuatnya, tampaknya Makha tidak menyentuhnya sama sekali. Kegiatannya terhenti ketika ponselnya berbunyi, satu pesan masuk dari Ibu mertuanya.
From: Mama Vita
Sha, hari ini ada persiapan ulang tahun Yuna.
Kamu sama Makha jangan lupa dateng yah
Gisha tersenyum ketika Mamah Vita mengirimkan foto Yuna –keponakan Makha. Yuna tampak riang dengan balon disekelilingnya.
"Udah baca pesan Mamah?" Ucap Makha yang tiba-tiba muncul didepan Gisha yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Udah. Hari ini, kamu bisa dateng?"
"Aku ada janji sama Alessa. Kamu aja kerumah Mamah dan inget jangan bawa Yuna ke rumah."
"Ummm... kalau Mamah marah gimana?"
"Nggak akan. Asal kamu nggak bilang alasan sebenernya aja,"
Gisha mengangguk, "Ada yang mau kamu titipin buat Yuna?"
"Hari ini Cuma persiapan aja Sha. Ulang tahun Yuna besok, udah kamu bawa diri aja,"
"Kha!" Panggil Gisha sebelum Makha kembali ke kamarnya lagi.
Makha menengok, "Apalagi?"
"Umm, makanannya... kamu nggak makan?"
"Duluan aja. Aku mau mandi dulu," Ucap Makha dan Gisha mengangguk, kemudian Makha kembali pergi ke kamarnya.
Bohong kalau Gisha saat ini baik-baik saja. Nama Alessa setidaknya akan selalu disebut sehari sekali di setiap percakapannya dengan Makha. Gisha akan selalu berusaha baik-baik saja karena mengingat semua perkataan Makha, bahwa Gisha adalah orang ketiganya.
Harusnya Gisha tidak pernah menjatuhkan hatinya kepada Makha. Tapi, Gisha terlalu larut dengan statusnya, sekali pun dia tidak ditempatkan di posisi seharusnya. Kadang Gisha bertanya-tanya, apakah ada setidaknya sedikit ruang untuk Gisha di hati Makha. Gisha menepis pikirannya, tidak, dia tidak seharusnya berpikir begitu. Jika dia tidak datang kedalam kehidupan Makha, Makha akan tetap menjadi milik Alessa.
------------------------------------------------------
"Tante Chacha!" Seru Yuna ketika Gisha menginjakkan kakinya ke kediaman keluarga Makha. Ada Mamah Vita dan Mba Tita – Kakak pertama Makha yang tersenyum melihat kedatangan Gisha.
Yuna sudah merengek meminta di gendong Gisha, seperti yang selalu dilakukannya jika Gisha datang, "Wah Yuna, besok jangan makan kue banyak-banyak yah. Kayaknya nanti tante nggak bisa gendong Yuna lagi deh," Ucap Gisha meledek.
Yuna merenggut, "Kata Mamah anak kecil harus makan banyak biar cepet gede, Iya kan Mah?" Yuna menengok kepada Mamahnya – Mbak Tita. Mbak Tita mengangguk dan terkekeh.
"Sha, kamu nggak kesini bareng Makha?" Ujar Mamah, Gisha menaruh macaron yang dibawanya lalu duduk disamping Ibu mertuanya dengan Yuna dipangkuannya.
"Makha lagi ada urusan di kantor Mah,"
"Kamu sama Makha baik-baik aja kan?"
"Aku dan Makha baik kok Mah. Mamah nggak usah khawatir," Gisha tahu apa yang dikhawatirkan Mamah adalah tentang Makha dan Alessa.
"Pokoknya Sha, kalau Makha macem-macem sama kamu atau bikin kamu marah. Kamu marahin balik aja ya Sha. Kalau kamu nggak berani, bilang sama Mba Tita." Mba Tita berucap.
Gisha tertawa, "Mba Tita kayak lagi nasehatin anak kecil deh. Tenang Mba, waktu SMA aku juara umum taekwondo"
"Bagus Sha!" Mba Tita menunjukkan 2 jempolnya. "Mba tuh tahu banget kalau Makha itu orangnya keras kepala, susah dibilangin, makanya kamu harus dituntut jadi orang yang lebih sabar. Aku jadi kasian, kenapa kamu harus nikah sama Makha," Ucap Mba Tita lagi membuat Mamah sukses menatapnya tajam.
"Iya Mah, maaf. Tapi kan bener Mah, ya kan Sha?"
"E-ehh nggak kok Mba," Sanggah Gisha.
"Kamu tuh Ta, dijaga lho bicaranya."
"Iya Mah, maaf..." sesal Mba Tita.
"Mah... Yuna ngantuk," rengek Yuna kepada Mamahnya dan Mba Tita segera mengendong Yuna menuju kamarnya setelah pamit kepada Mamah dan Gisha untuk meniduri Yuna lebih dulu.
Selagi Mba Tita meniduri Yuna. Gisha dan Mama sepakat untuk langsung saja membuat kue ulang tahun untuk acara ulang tahun Yuna besok. Mamah bilang akan lebih baik kalau buat kue sendiri dibanding beli, selain lebih sehat juga bisa berkreasi dengan kue yang kita buat. Jadi, sekarang Gisha sedang membantu Mama Vita mengukur takaran bahan-bahan untuk membuat tart cake dan beberapa cookies. Beruntungnya Mama Vita tidak banyak tanya soal Makha karena Gisha merasa sangat bersalah sudah berbohong tentang Makha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seatap
ChickLitMakha bilang Gisha itu petaka, takdir buruk yang seharusnya tidak pernah bertemu. Dan kini harus berakhir dalam seatap yang sama.