Dia adalah spesialis tukang atur

579 52 10
                                    

Meninggalkan kejadian kemarin, dimana Haikal menceramahi Titara sepanjang jalan sampai gadis itu ketiduran si motor.

Sebenarnya wajar sih Haikal cemburu karena Titara cukup populer di kampusnya, jadi beberapa mahasiswa banyak yang menghubunginya sekadar ingin dekat dan beteman.

Tapi, Haikal itu tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Titara tidak boleh berteman oleh siapapun, jangankan berteman, mengobrol serius sampai menghabiskan waktu saja, Haikal tidak rela. 

Well, selama pacaran ini, Haikal lah yang lebih dominan mengontrol Titara, bahkan pria itu tak segan melakukan hal kasar jika Titara membuatnya kesal. Dengan kata lain, sebagai bentuk peringatan agar Titara tidak macam-macam dengan orang lain. Karena apa? Haikal tidak suka Titara berhubungan dengan orang lain.

Berhubung hari ini Titara pulang lebih awal, jadi dia memutuskan untuk melakukan kerja kelompok diam-diam tanpa memberitahu Haikal. Gimana, soalnya bahaya. Kalau Haikal tahu, dia bisa marah besar dan mengacaukan kegiatannya.

Hari ini, di Cafe Moon Coffee, Titara bersama Juju dan Nata melakukan kerja kelompok.

”Ra, pacar kamu gak tau kan?” Titara menggeleng cepat saat Juju melontarkan pertanyaan. Perihal kemarin, saat tiba-tiba Titara ngeblock nomor Juju dan Nata, gadis itu langsung datang menjelaskan kalau ia tidak bermaksud demikian. Jadi Titara memberitahu siapa pelaku yang melakukannya. Tapi, tidak dengan menjelek-jelekkan Haikal di depan mereka.

”Gps kamu, mati kan?” tanya Nata yang memastikan, dan Titara mengangguk.

”Kayaknya aku emang gak bisa lama, karena jam satu nanti aku harus balik ke kampus. Kalian gapapa kan lanjutin berdua nanti?” keduanya serentak mengangguk.

”Yaudah, kita percepat aja cari bahan materinya. Sisanya biar aku sama Nata yang kerjain.” Titara mengangguk.

Mereka bertiga pun akhirnya mulai mencari bahan untuk presentasi besok, juga saling bertukar pikiran. Tak lupa, sesekali merska bercanda agar situasinya tidak serius-serius amat.

Selang dua jam kemudian, Titara mendapatkan telepon dari sang pacar.

”Guys, alarmku udah bunyi. Aku pamit duluan gapapa kan?” mereka berdua mengangguk.

”Sana buruan balik kampus, aku takut kamu kenapa-kenapa,” ucap Juju yang tampak khawatir.

”Enggak kok, Ju. Haikal itu sebenernya baik, cuma kadang emang suka cemburu berlebihan.” Titara membela Haikal.

”Iya, Tar. Kita tahu. Hati-hati.” Titara mengangguk, setelah selesai berkemas akhirnya gadis itu segera pergi meninggalkan cafe untuk kembali ke kampus.

Untungnya, cafenya dengan kampus. Jadi masih keburu.

Sembari berjalan, Titara mengangkat telepon dari sang pacar.

”Halo Kal?”

”Kamu kemana aja sih? Kenapa angkatnya lama banget?”

”Maaf, aku habis dari toilet”

”Kan bisa sambil telponan”

”Gak etis Haikal, lagian nunggu bentar kenapa sih?”

”Sekarang kamu dimana?”

”Di kampus”

”Yaudah, aku otw ke kampus kamu. Jangan kemana-mana, oke?”

”Iya, bawel”

”Love u”

”Too”

Titara mengembuskan napas lega. Akhirnya tidak ketahuan.

POSESIF • HARUTO AU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang