Prolog

346 44 5
                                    

Harry James Potter, Anak Laki-Laki yang Hidup, The Chosen One, Penguasa Kematian, telah terlahir kembali lebih dari yang dapat ia hitung. Hal tersebut datang dari pekerjaan keduanya sebagai Master of Death, yang berarti dirinya terus menerus mengalami petualangan besar setiap setelah kematiannya.

Lebih tepatnya jika dia bisa memilih. Ada salah satu momen yang tak pernah ia lupakan ketika ia terlahir kembali menjadi Salazar Slytherin dan kemudian secara tidak sengaja dipilih untuk pergi saat pertama kali ia meninggal dalam waktu hidup, bukannya kembali hidup sama seperti dirinya setelah menerima kutukan pembunuhan Voldemort di hutan. Dia sangat menyukai kehidupan itu juga, alih alih menjadi penyihir cahaya dia malah menjadi pimpinan dari rumah para penyihir gelap itu sendiri.

Itu menjadi momen yang menyenangkan, walaupun tidak bisa menjalani kehidupan itu sepenuhnya karena temannya Godric yang terlalu brutal.

Kemudian dia pergi untuk bermain menjadi leluhurnya Peverell, membawa masalah dan juga kegembiraan bagi beberapa orang, tapi itu hanyalah prinsip miliknya. Dia belajar banyak dari beberapa kehidupan yang pernah ia alami. Ia mulai menerima bahwa ia akan melihat semua orang-orang penting dari kehidupan pertamanya sampai kehidupan akhir secara langsung dalam jangka waktu yang sangat lama.

Oh, sebagai Master of Death Harry dapat memanggil mereka pada saat saat tertentu untuk meminta saran ataupun sekedar sebagai teman berbicara, tetapi dia tidak suka menggangu waktu mereka terlalu banyak.

Kehidupannnya terus berjalan, dikenal dengan nama yang berbeda disetiap kehidupanyang dia jalani, dia mulai menerima bahwa itu tidak seburuk yang ia kira. Dia terus menerus mengalami ujian di dunia barunya dan hal tersebut tidak pernah terasa membosankan. Dia selalu mempertahankan setiap kemampuannya dalam setiap kehidupannya, yang menyertai gelarnya.

Kekuatan tembus pandang, sekarang ini tanpa jubah, dari menjadi seorang Penguasa Kematian. Parseltongue yang berasal dari kehidupan pertamanya sebagi Anak Laki Laki yang Hidup.

Tidak hanya selalu terlahir di hari yang sama bulan yang sama dengan tahun yang berubah ubah, pada setiap kehidupannya dia akan berakhir dengan luka petir didahinya. Baik terjatuh dari tangga, terjatuh dari phon atau saat dirinya tersambar oleh petir didekat sungai.

Luka tersebut selalu kembali ditempat yang sama dan tak pernah berubah sekalipun, seakan luka tersebut menjadi ciri khas dirinya.

Sesederhana itu, kehidupannya.

~~~~~~~~~~ ^-^ ~~~~~~~~~~

Kehidupan sebelumnya, tepat sebelum kehidupan ini, ia telah melihat bagaimana megahnya Hogwarts. Ia telah melihat bagaimana Grindelwald mengambil alih dunia sihir, Peperangan, dan jatuhnya sang pangeran kegelapan. Salah satu hal yang dilihat Harry saat itu adalah beberapa cahaya di beberapa titik. Dan hal tersebut akhirnya telah datang.

Udara yang terasa dingin dan beberapa sentuhan di tubuhnya membuat Harry meringis, tidak lagi merasa harus menangis seperti kebanyakan bayi yang baru lahir dan memasuki dunia untuk pertama kalinya. Ada banyak suara disekelilingnya, seperti biasa, walaupun tidak ada suara baku hantam disekitarnya. Itu bagus, karena selalu menyakitkan untuk tumbuh dewasa. Untuk beberapa waktu sesaat ia berpikir apakah dia telah dilahirkan kembali seperti kehidupan yang sebelumnya atau ia akan berkahir di panti asuhan seperti kehidupan yang lalu.

"-tidak menjerit seperti bayi sebelumnya, tidak biasa-"

"-Apakah ada yang salah dengannya?"

"Tidak, Tuan Potter dia adalah bayi yang sehat. Mungkin yang paling sehat dari beberapa bayi yang pernah ku temui."

Potter? Dia kembali kepada keluarga Potter? Tetapi perawat tersebut berkata bayi sebelumnya, apakah aku memiliki kembaran?

Harry merasa dirinya berdesak desakan, semua gambar kabur yang membentuk dunia yang ada disekitarnya bergoyang saat dia digerakan. Suatu yang hangat dan lembut menjadi alas untuk pendaratannya, dan dengan cepat ia menyimpulkan bahwa ada lengan yang melingkar di sekitar tubuh miliknya.

"Lihat dia, dia sudah bangun"

"Mata yang sangat indah"

"Dia tidak seperti keturunan Potter yang lain, dia memiliki rambut yang halus dan lurus, kulitnya tidak berwarna kecoklatan, tetapi memiliki kulit bersih dan sedikit pucat seperti ibunya."

Tunggu sebentar, Harry mengetahui suara suara itu. Suara suara itu tidak terdengar asing di telinganya

Perlahan lahan dia mengedipkan matanya, Harry mendongak dari tempat dimana ia beristirahat di dekat lekukan leher seseorang. Lily membalas tatapan Harry, lalu ia menolehkan kepalanya menghadap semua orang. Disana terlihat ayahnya James sedang menggendong seorang bayi, lalu Sirius, Lupin, dan si tikus penghianat Peter. Ya tuhan, dia seharusnya mengenali suara mereka sejak awal.

Harry berteriak, lalu menangis

Sihir yang mengikutinya kemanapun ia berada, melalui setiap kehidupan yang dialaminya, melonjak keluar dari setiap permukaan kulitnya. Jendela-jendela yang berada dirumah itu semua pecah, seluruh orang yang berada diruangan terkena efek sihir miliknya, saudara kembarnya menjadi ketakutan karena sihir liarnya. Terdengar suara laki-laki, mungkin ayahnya dan teman temanya berusaha melindungi saudaranya. Ibunya tersentak kaget, Harry menggeram, lalu meraih sihirnya yang bergerak liar dan menghentikan energi miliknya yang dapat menghancurkan rumah tersebut pada saat itu juga. Ia berhenti berteriak, tetapi kekacauan tetap terjadi di ruangan tersebut. Langkah kaki mulai terdengar dan ada seseorang yang memasuki kamar tersebut.

"Merlin, apa yang sedang terjadi"

Molly batin Harry

"T-tapi, d-dia t-terlalu muda untuk-"

"Apakah kau pikir aku akan meledakkan ruangan ini disaat semua menantikan bayi itu lahir." Sirius membentak disamping ayahnya. Harry memasang wajah siap menangis saat Sirius membentak perawat tersebut. Sirius melihatnya jadi ia tidak memasang wajah marah dan beralih membujuk Harry

"Oh.....Little one aku tidak bermaksud untuk memarahimu, jadi jangan menangis."

Disaat itulah Harry berhenti memasang wajah sedih dan berganti tersenyum kepada Sirius, melihat hal tersebut Sirius menjadi sangat bahagia. Perawat tersebut memberi selamat pada ayahnya, James.

"Selamat untuk anda Tuan James! Selamat atas kelahiran anak kembar kalian."

"Apakah kau akan memberinya nama?" Kata ibunya

"Ya. Untuk anak pertama ku akan kuberi nama Albus James Potter dan untuk anak keduaku Hadrian Fleamont Potter, Itulah nama yang kupilih."

Kedua bayi tersebut menangis setelah diberi nama oleh ayah mereka.

~

~

~

~

~

Finally...

Hai love ini ceritaku yang pertama.... well aku memutuskan untuk menerbitkan prolog lebih dahulu, mungkin nanti jika ada niat untuk merilis lanjutan mungkin akan ku lakukan nanti so just wait...ok

bye bye


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang