Perkenalan

2 0 0
                                    

Hai,  namaku Ryeon Kusuma Salsabila.  Anak tunggal ayah Marcel dan Bunda Santika.  Sedari kecil aku digadang untuk menjadi seorang dokter atau apapun yang berkaitan dengan kesehatan.  Aku putri tunggal,  namun semua sepupu aku panggil kakak karena begitulah menurut silsilah.  Benar-benar tidak adil. 

Pagi aku bangun dengan piyama maroon kado ulang tahun yang ke 17 beberapa hari yang lalu.  Jangan negative thinking,  baju ini sudah aku cuci looh ya. Rambut kubiarkan tergerai kusut khas orang baru tidur.  Kalau di depan kaca ya masih lumayan lah.  Ngga mirip-mirip amat sama rambut singa yang waw itu. 

Kulirik jam dinding kamar masih menunjukkan pukul tiga dini hari.  Kebiasaan sejak kecil katanya aku selalu bangun jam segini.  Semacam alarm alami dari tubuhku sendiri.  Dan sejak saat itu aku membuat pola baru dalam hidupku.  Yappz pola Ryeon Kusuma Salsabila. 

Aku paksa bangun tubuhku yang  28 cm lagi menyentuh kusen pintu.  Yap tubuh tinggiku berasal dari gen ayah yang juga tinggi.  Beliau 189 cm sementara aku hanya 172cm.  Cukup tinggi sih untuk ukuran perempuan gadis SMA kelas dua.  Orang bilang bahwa aku adalah mini ayah versi perempuan.  Katanya sih begitu,  tapi kadang aku juga merasa sedikit mirip dengan Bunda.  Kadang looh ya,  itupun kalau pas aku mood untuk dirias.  Kalau tidak yaaa plek ketiplek ayah versi perempuan. 

Mandi menjadi rutinitas wajib sehabis aku mandi.  Rambut sepunggung yang masih basah kausap pelan dengan handuk pink kesayangan aku. Jujur saja aku bukan pecinta warna pink.  Tapi entah kenapa barang-barang yang aku miliki biasanya tertanda dengan warna pink meskipun sedikit. 

Seperti biasa setelah mandi langsung sholat malam dilanjutkan dengan sholat subuh ketika sudah masuk waktu subuh.  Selepas ibadah aku langsung menggelar matras kecil untuk olahraga barang 30 menit.  Hari ini aku hanya sedikit malas untuk jogging.  Jadi senam dengan instruktur youtube sepertinya juga tak masalah.  Yang penting keluar keringat dengan niat menjaga amanah dari Tuhan. 

Pukul lima,  aku keluar kamar dengan sedikit keringat yang keluar di wajah.  Berjalan menuju arah dapur yang mulai mengeluarkan asap harum bumbu kacang. 

"Masak apa bun?" Tanyaku pada bunda yang sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat bumbu.

"Buat bumbu kacang.  Hari ini masih cleansing  kan?"

Akun mengangguk.  Memang saat ini aku masih rutin menjalankan cleansing diet alias detox badan.  Aku melakukan ini hanya ketika aku dirumah.  Ketika aku di sekolah aku membaur dengan teman yang lain.  Kupikir mereka tak perlu tahu bagaimana pola hidupku.  Cukup hanya aku saja yang tahu. 

Di depanku sudah tersedia kubis,  kacang panjang,  wortel,  dan kecambah yang sudah direbus.  Dimakan dengan bumbu kacang yang sedang diolah bunda.  Bunda paham aku sangat mudah gemuk.  Karena bunda dulu adalah korban dari omongan orang.  Bunda menjadi sosok yang mampu tau diri aku tanpa aku minta.  Bunda tak ingin aku mengalami hal yang sama dengan dirinya. 

Minggu memang cukup santai,  namun nanti sore aku harus bersiap untuk latihan berenang. Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin aku bisa dalam waktu dekat ini. Berenang,  berkuda,  dan memanah.  Namun aku pikir langkah pertama aku harus bisa berenang dulu.  Mengingat aku belum menemukan tempat yang cocok untuk latihan berkuda dan memanah.  Kalau kolam renang kan sekarang hampir setiap kecamatan ada kan? 

Ting ting ting

Kulihat pesan masuk dari coach Nana.

Coach Nana
'Nanti libur dulu ya Ry.  Aku ada acara dadakan.  Dan tadi aku hubungi beberapa teman juga ngga ada yang bisa gantikan.'

Me

'Oke,  nggapapa coach.
Semoga lancar acaranya. Aamiin.'

Coach Nana
'Tq yaa'

Kuletakkan kembali benda pipih warna biru langit itu.  Mungkin semesta sedang tidak ingin aku capek hari ini.  Baiklah kalau begitu aku akan meal-day kalau begitu.  Dan sebagai gantinya nanti akan aku agendakan jogging selepas Asar.  Apakah sebanding?  Entahlah.  Semoga saja.  Ya kalau saja aku tidak malas.  Karena meal-day kadang juga aku olahraga ringan sekali dalam sehari. 

"Apa aku main kerumah Cila aja ya?  Mumpung libur sekalian kasih surprize ulang tahun. Aku hubungi Ayu dulu buat kesana barengan."

"Mbak?  Sibuk ngga?"

"Bangun tidur.  Kenapa?" Ya memang suaranya khas orang bangun tidur.

"Kerumah Cila yuk.  Hari ini dia ulang tahun."

"Eh!  Beneran? Oke aku siap-siap dulu.  Nanti mampir ke Buana aja buat beli kuenya." Ayu memekik kaget. Dengan cepat ia menormalkan lagi suaranya yang masih terdengar bersemangat. 

"Siap. Aku tunggu dirumah yes?"

"Okey."

Kebiasaan memang.  Ayu selalu menutup telepon sepihak. Untung udah ngga ada lagi yang mau dibicarakan.  Aku sudah selesai mandi dan meski cleaning,  aku ingin memakan apa yang aku inginkan hari ini.  Makan cake black forest dan jajan anak SD lainnya.  Parahnya mungkin nanti akan ada acara masak dadakan seperti biasanya di rumah Cila. 

Me
Cilla,  hari ini dirumah ngga?

Cila
Dirumah.  Kena-why?

Me
Kangen bikin goreng cimol cilor milor dan cireng dirumahmu.

Cila
Beliin cimol mentahnya ya.  Nanti makan bareng disini.

Me
Okay. Jangan lupa ngepel biar bersih.

Cila
Udah kelar

Aku tersenyum melihat pesan singkat yang dikirim Cila. Aku segera sarapan dengan makanan yang sudah tersedia.  Aneka sayuran sudah ada dipiring lengkap dengan sambal kacang.  Ku tambahkan tiga sendok makan nasi.  Yap,  aku merindukan nasi setelah seminggu ini aku menghemat beras walau tak seberapa. 

Waktu bersiap cukup dengan 15 menit termasuk dandan buat tidak pucat.  Walaupun hanya bedak my baby dan lipbalm sudah cukup. 
Mari sarapan yang kesekian.  Hari ini perutku minta diisi banyak-banyak dengan makanan yang sehat sebelum makan desert dan gorengan. 

Bukan sebuah tips,  karena bisa saja lebih kalap dari biasanya.  Namanya juga manusia.  Punya sisi keinginan yang tinggi.  Kuambil piring di rak kemudian mengisinya dengan nasi dan beberapa sayuran ditambah dengan bumbu kacang.  Tak lupa krupuk koin yang pedasnya mantap jiwa. 

Aku hobi makan. Tapi aku harus belajar mengendalikan meski dalam fase meal-day.  Sulit memang,  tapi yaaa bagaimana lagi?  Demi kebaikanku sendiri. 

Ayu datang  ia masih duduk diatas motor dan membersihkan kedua matanya.  Aku sudah siap dengan dandanan sederhana yang sudah aku bilang tadi.  Tak lupa menggunakan jaket dan helm sebelum berangkat.  Ngga harus jaket motor yang hitam ala-ala itu.  Paling tidak ya bisa mengurangi angin masuk selama perjalanan. 

"Mau dibeliin apa nih?"

"Black Forest aja deh mending. Yang jelas banyak yang suka.  Nanti kalau kurang toppingnya kita beli stoberi di jalan."

"Oke,  kuy!"

Aku naik jok belakang motor Ayu.  Meskipun tinggi rasanya kok ya tetap agak gimana gitu.  Pegel juga kadang kaki nekuk lama.  Apalagi jalannya lumayan bikin bosen.  Maaakkk, besok aku pakai honda civic aja. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan Ryeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang