Semalam aku memandangi diriku sendiri. Kenyataan memeluk tangis. Berkali-kali mencoba bangkit namun seketika juga aku terjatuh. Berusaha menguatkan diri sendiri tetapi tak mampu dikendali. Kesakitan yang tak akan pernah kulupa seumur hidup. Tentangmu yang datang kepadaku, menerimaku hanya sebagai pelarian.
Itukah alasanmu mengabaikanku?
Belum cukupkan cinta dan ketulusan yang ku beri selama ini hingga tak mampu meluluhkanmu?
Jika memang, sudah tak bisa lagi kau cintai, ku mohon lepaskan aku.Bagaimana mungkin aku berdampingan dengan seseorang yang tak mencintaiku seumur hidup?
Menelan luka-luka yang tak pernah sembuh.
Begitu tegakah kau menyakitiku? Dengan alasan yang tak masuk akal untuk dua orang yang sudah memiliki ikatan di mata dunia.Aku kecewa, seharusnya memang aku tak mencintaimu. Jika akan berujung sesakit ini.
Harusnya aku menerima jalanku sendiri tanpa membawamu dalam hidupku yang justru menambah luka-luka baru.
Aku sakit, tapi justru kau yang selalu menyalahkanku bahwa kau lebih sakit.
Aku akan mendiamkanmu, mengabaikanmu sama seperti perlakuanmu padaku. Kita mungkin memang tidak dapat berjalan berdampingan.Aku menyerah mempertahankan cinta dan ketulusanku. Aku ingin bahagia tanpa harus mengemis cintamu yang tak pernah terbuka untukku.
Selamat Tinggal suamiku.. raihlah kebahagiaanmu sendiri; tanpaku.