Aqil salah satu santri asrama Madani asal Blitar jawa timur, asrama yang terletak di malang desa senggrong merupakan asrama yang berdiri tak lama dari kejadian aksi PKI yang memakan korban ratusan di desa tersebut, tanah yang sekarang berdiri sebuah asrama tak jauh dari tempat penanaman mayat korban aksi PKI, yang mana korban meliputi beberapa pejuang bangsa dan penduduk sekitar ditahun 60 an.
Tak heran setiap Aqil hendak berjalan menuju sekolah yang tak jauh dari asrama harus berbagi jalan, Aqil harus melewati beberapa orang-orang yang melewatinya seperti halnya melewati kerumunan sebuah konser, Aqil harus berusaha melewatinya dengan cara memiringkan badannya untuk mencari celah-celah untuk melewati kerumunan tersebut, namun hal itu hanyalah perspektif dari penglihatan terlalu berlebihan yang dialami oleh Aqil sejak kecil, bahkan teman-temannya banyak yang tidak mau mendekatinya dikarenakan menurut teman-temannya, Aqil termasuk anak yang aneh, mungkin tidak mustahil bagi orang yang mengerti akan kelebihannya. Hingga orang tua Aqil pernah membawanya kemana-mana sekadar untuk menutup penglihatan yang dialaminya, tidak menutup kemungkinan karna keluarga Aqil dari garis ayahnya juga mempunyai kelebihan yang sama seperti adik ayahnya dan kakeknya.
Namun usaha yang dilakukan keluarganya hanya berbuah sia-sia bahkan penglihatannya semakin bertambah umurnya Aqil lebih sering mengalami hal-hal yang baru.Seperti ruh namun terlihat oleh mata, hingga pada suatu hari, temannya yang bernama Rio mengalami sakit yang cukup parah pada bagian perutnya.
Perut Rio semakin hari semakin membengkak namun tidak membesar lebih identik seperti memar hingga warna kebiruan, awalnya Aqil tidak memperhatikan apa yang di alami oleh Rio, selang beberapa hari Rio di bawa kerumah sakit dan dibawa pulang oleh orang tunya, dokter mengatakan tidak ada sakit secara medis yang dialami saudara Rio bahkan hasil rotgen pun bersih tidak ada penyakit yang dideritanya sehingga orang tuanya lebih memilih untuk mengembalikan ke asrama karna di rasa mungkin hanya memar biasa, dokter cuma memberi beberapa resep obat untuk menahan rasa sakit yang di deritanya.Ketika Rio sudah berada di asrama tidak disengaja berpapasan dengan Aqil, seketika itu pula Aqil seperti melihat belatung sedikit namun besar-besar berada pada perut Rio, Rio yang sedang dipapah berada samping kanan ibunya sang Ayah menyusul dibelakangnya berjalan beriringan, selain Aqil melihat belatung diperut Rio, Aqil juga melihat beberapa kerumunan orang seperti memakai pakaian adat dayak dengan wajah yang menhitam, sebelumnya Aqil tidak pernah melihatnya meskipun setiap hari Aqil harus melihat beberapa makhluk yang tidak bisa dilihat orang, Aqil seperti melihat hal lain pada kelurganya, kerumunan orang tersebut berurutan turun dari mobil hingga terhitung kurang lebih 50 orang yang berada dimobil pajero hitam yang dipakai ayah dan ibu Rio. Aqil seketika langsung memegang lengan ayah Rio lantas mendekatkan dirinya tepat ditelinga ayah Rio.
"Maaf pak, apa bapak merasa membawa rombongan?" Tanya Aqil.Ayah Rio yang mendengar pertanyaannya sedikit mengernyitkan dahinya dan tidak mengerti apa yang ditanyakan Aqil. Ayah Rio langsung mengarahkan pandangannya kebelakangnya namun yang didapati tidak ada siapapun yang dilihatnya. Lantas dijawab oleh Ayah Rio.
"Oh mungkin itu firasat kamu aja nak..." jawabnya santai sambil melenggang maju melanjutkan jalannya untuk mengiringi Istri dan anaknya yang sudah masuk mengantar Rio kedalam asrama.Tak lupa rombongan yang mengikuti juga ikut memasuki asrama tepatnya juga masuk ke kamar yang dihuni oleh Rio dan kawan-kawannya. Dengan sedikit menggelengkan kepala Aqil merasa dirinya lelah, percuma tidak akan ada yang percaya pada dirinya walaupun bahwa dirinya sudah berkata benar sesuai dengan apa yang dilihatnya.
Namun tak lama kemudian bau kembang kantil menusuk indera penciuman Aqil menyusul mengiringi jalannya rombongan yang barusan mengikuti keluarga Rio kemudian selang beberapa menit menyusul bau bangkai sampai Aqil tidak kuat menahan bau bangkai tersebut Aqil memuntahkan seluruh isi perutnya.
Kemudian Aqil melenggang pergi menjauh dari kerumunan adat dayak tersebut. Aqil menoleh melihat jam tangan yang melingkar ditangan kirinya menunjukkan pukul 11.40 WIB menandakan sudah masuk waktu sholat dhuhur. Namun adzan belum kunjung berkumandang, Aqil segera mengambil air wudhu seperti biasa, ketika Aqil lupa untuk berdoa masuk kedalam masjid kaki Aqil terasa berat seperti ada yang menariknya, ternyata benar apa yang dilihatnya pada kaki kanannya terdapat anak kecil perempuan merengek dengan penampilan yang kumuh, wajah yang rusuh dengan tangan kiri menyeret boneka perempuan yang sudah tidak berkepala, dengan hidung yang mengeluarkan darah. Menangis merengek meminta bantuan pada Aqil untuk membantu mencarikan kepala bonekanya yang hilang.
Aqil sesegera mungkin keluar dari masjid dan kemudian berdoa untuk masuk masjid seketika itu tangan kiri gadis kecil terlepas dari kaki Aqil, sehingga Aqil melanjutkan untuk masuk kedalam masjid, ketika Aqil hendak mengambil air wudhu, Aqil lupa untuk membaca doa ketika hendak mengambil air, tangan Aqil menengadah untuk menerima air dari kran ketika Aqil telah membasuh air yang pertama Aqil merasa aneh dengan airnya yang berubah menjadi kekuningan, pandangan Aqil langsung tertuju pada ujung kran yang diatas kran tersebut terdapat seorang anak laki-laki berdiri diatas kran sambil kencing dan air kencingnya mengalirnya bersamaan dengan air kran, Aqil sontak terkejut dan langsung mencari kran yang lain kemudian mengulang wudhunya dan tak lupa untuk membaca doa-doa disetiap wudhu tidak dia lupakan.
Selesai membaca doa setelah berwudhu Aqil kembali memasuk ke dalam masjid namun Aqil sudah mendapati Rio yang sudah duduk manis usai melaksanakan sholat tahiyatul masjid, lantas Aqil menyapanya.
"Udah lama disini Ri?" Sapa Aqil
"Eh, Aqil, enggak ini barusan nyampe juga," jawab Rio.
"Orang tua mu udah pulang?" Tanya Aqil, Hanya dibalasa anggukan oleh Rio. Kemudian Aqil menyusul untuk melaksanakan sholat sunnah tahiyatul masjid. Disusul kedua teman Aqil dan Rio juga baru datang Ovi dan Rafi, keduanya seperti berbisik-bisik namun tidak tau apa yang mereka bicarakan.Kemudian muaddzin mengumandangkan iqomah tanda bahwa sholat dhuhur akan dikumandangkan, Aqil menyeret tangan Rio untuk berdekatan shof dengannya yang hanya dibalas senyuman oleh Rio. Ovi hendak menempati tempat Rio namun dihalang oleh Aqil, "Kamu geser kesanaan Vi ini tempatnya Rio," sahut Aqil. Rafi yang berada samping kiri Aqil hanya menggelengkan kepala, Ovi yang merasa heran dengan perlakuan Aqil juga menggelengkan kepala, kemudian Ovi bergeser dan sejajar berdiri disamping kiri Rio.
Seusai sholat setelah semua sudah kembali keasrama masing-masing, Aqil yang masih menyendiri dimasjid dan berdoa sampai dimasjid benar-benar seorang diri, akhirnya Aqil memutuskan kembali ke asrama ditengah-tengah masjid Aqil harus melewati beberapa kerumunan perjubah putih, ketika Aqil hendak jatuh karna tersenggol oleh beberapa orang berjubah putih tersebut namun tangan Aqil ditarik oleh seseorang yang tak lain adalah Rio, melihat wajah Rio yang teduh seperti berbeda dengan biasanya dengan wajah yang lebih fresh dan lebih segar namun sedikit pucat, mungkin efek dia menahan sakit batin Aqil, berkat bantuan Rio Aqil tidak sampai tersungkur kelantai.
"Makasih Rio sudah nolong aku," ucap Aqil terhadap Rio. Rio yang mendengarnya hanya tersenyum kemudian membalas "Iya Qil sama-sama, aku minta maaf kalo ada salah," sambil menjabat tangan Aqil dan tersenyum sangat manis. Kemudian menlenggang pergi meninggalkan Aqil yang sendiri.Sesampainya Aqil dikamar asrama, Aqil ditepuk pundak nya oleh seseorang yang tak lain temannya yang bernama Ovi lantas berkata "Eh udah dengar gak? Berita Rio," ucapnya. Lantas Aqil hanya bisa mengernyitkan dahi tidak mengerti apa maksud dari perkataan Ovi.
15 Desember 2021
Setelah sekian lama vakum 2 th author bisa menulis lagi...
Jangan lupa komen dan votenya cerota akan lanjut jika banyak vote dan komennya...
Kritik dan saran juga kami butuhkan serta masukan masukan lainnya...
Terima kasih sudah membaca😊Nb: maaf bahasa masih kaku akibat sudah lama tak menulis serta banyak typo😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan SUDUT RUANG
HorrorSebuah asrama yang letaknya tak jauh dari bekas tanam mayat korban bejat aksi PKI pada tahun 60 an, korban yang meliputi para pejuang bangsa dan penduduk yang tidak berdosa tepatnya terletak di jawa timur malang desa senggrong, desa yang sunyi yang...