3. Gertakan

207 28 2
                                    

Langkah pemuda bermarga Huang itu semakin cepat. Matanya fokus terarah ke depan, nafas nya memburu, debaran jantung nya semakin menjadi-jadi. Renjun kali ini benar-benar dibuat khawatir dan takut akan kondisi sahabat nya yang di informasikan sedang 'mendekam' dikamar mandi sekolah. Darimana ia mendapat kan informasi ini? Beruntung nya tadi ia mendapatkan informasi penting ini dari sekumpulan siswa yang sedang berbaik hati ingin memberitahu dirinya. Ingin rasanya Renjun mengucap banyak kata syukur.

Derap kaki Renjun berhenti tepat didepan bilik tersebut. Tangan nya dengan cekatan membuka kenop pintu, dan mendapati sekumpulan siswi nakal tengah berkumpul ria didalam nya.

Satu-persatu dari mereka mulai menatap sinis pada pemuda tersebut. Renjun tak gentar, dihampiri nya sang ketua dengan penuh aura mencekam. Meremat kerah bajunya, menatap nyalang.

"KAU APAKAN SAHABAT KU DASAR BRENGS*K!" teriak Renjun penuh emosi yang mengundang seringai di wajah Naeun. Tangan lentik tersebut dengan acuh menepis tangan sang pemuda, kembali memberikan tatapan yang sinis.

"Kau mencari dia, kan? Lee Haechan. Sahabat mu yang bodoh dan tak berguna itu sudah sangat membuat ku jijik!"

"JAGA OMONGAN MU SIALAN!"

Plakk!

Dengan berani nya Renjun menampar wanita berambut hitam tersebut. Membuat tubuh Naeun sedikit bergetar karena ketakutan. Sementara anak buah Naeun yang lain, hanya bisa diam dan terkejut menyaksikan pemandangan dihadapan mereka.

"Siapa yang menyuruh mu, huh?!" Ancam Renjun.

"J, J, Jeno.." ucap Naeun lirih. Renjun dengan kasar mendorong tubuh ringkih didepannya, bergegas membuka bilik paling belakang. Dan benar saja, didalam nya sudah terdapat seorang pemuda dengan penampilan yang sangat kacau. Seluruh bajunya yang basah disiram air pel, belum lagi wajah nya yang murung penuh dengan bekas hujaman air mata. Renjun geram, rahangnya mengeras, tangan kecil nya mengepal.

"Lekas pergi atau setelah ini kalian akan ku habisi tanpa ampun." Ancam Renjun dengan nada yang dingin. Sukses membuat Naeun serta para anak buah nya melarikan diri dari bilik tersebut.

Renjun bersimpuh, menyamakan tingginya dengan pemuda didepannya. Mengusap pipi gembul itu dengan penuh kasih sayang, menatap iba. "Channie.. "

"Hik, Njun.. hiks, sakit.." air mata Haechan kini tampak jelas meluruh. Membuat Renjun ikut amat perih merasakan luka yang sahabat nya terima. Sungguh malang nasibmu, Haechan.

Tanpa berlama-lama lagi, dengan lekas Renjun membantu Haechan untuk membersihkan diri. Merapikan penampilan nya, dan berganti baju. Jam istirahat tersisa 15 menit lagi, waktu yang cukup bagi mereka untuk bersiap diri setelah kekacauan yang terjadi.

"Ayo, akan ku antar kau ke UKS. Biar Chenle yang membantu mu untuk beristirahat disana," ajak Renjun yang dibalas sebuah tolakan dari sosok didepannya. "Ren, aku ke kelas saja.." lirih nya, 

Renjun menghela nafas, menatap datar ke arah Haechan, "Jangan menolak, cukup turuti apa yang kukatakan. Apa kau tidak mengerti? Aku sekarang hanya ingin kau beristirahat, Channie.. jangan membantah. Atau, kau mau aku saja yang langsung menghajar sekumpulan preman itu, huh?!" omong Renjun dengan nada yang serius, membuat Haechan mau tak mau menuruti keinginan sahabat nya ini. Jika persoalan nya sampai membuat Renjun marah besar.. Maka, Haechan pun tak akan erani untuk menolak perintah nya. 

Dengan perlahan mereka berjalan menuju ruang UKS sekolah, Renjun senantiasa menggandeng tangan di sebelahnya dengan hati-hati.


"Kak Renjun! Kak Haechan?! Ada  apa kemari?" Chenle sontak berteriak kala melihat 2 kakak senior nya ini memasuki ruang UKS. Pasalnya, ia tahu bahwa Renjun maupun Haechan sendiri bukan tipe siswa yang suka membolos pelajaran dengan melarikan diri ke ruang kesehatan seperti saat ini.

Un-Loving You || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang