Bab 5

285 46 27
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 17:15 wib, selama tiga jam El sudah menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk dimeja sang bos.
Ia berniat untuk pulang sekarang, dirinya sudah tidak sabar untuk memberitahu sang ibu kalau anaknya sudah mendapatkan pekerjaan.

El keluar dari ruangan ketika ia ingin membelok ia bertemu dengan resepsionis yang tadi pagi ia temui sekaligus sudah mengerjainnya.

"Hei, kamu!"

El menoleh, dan menatapnya malas. Sungguh dirinya masih kesal dengan kejadian tadi.

"Habis dari mana kamu?" tanya nya.

"Andai liat, saya habis darimana?" El menanya balik.

"Kamu habis ngapain dari ruangan Pak Aldi? Apa kamu tidak punya sopan santun? Gak punya harga diri banget,  baru datang aja udah berani keluar masuk dari ruangan bos," sinis nya.

El melipat tangan di dadanya.  "Oh, iyakah? Saya tidak punya sopan santun serta harga diri? Anda gak salah?" tanya El dengan berani.

"Nyisir sama nyindir itu sama ya? Sama-sama butuh kaca," ucap El  membuat wanita yang ada dihadapannya semakin geram bahkan mukanya sudah memerah.

El membenarkan rambut wanita yang ada didepannya. "Atau anda tidak punya kaca? Sampai-sampai rambut anda berantakan,"

"Singkirkan tangan itu dari saya!" Amuknya.

"Ups,"

"Kamu itu siapa disini? Merasa jabatanmu lebih tinggi? Berani banget kamu menghina saya! Dasar cewek murahan, mau kerja tapi modelan  ke gitu. Tidak mungkin diterima disini," sindirnya.

"Hei, ngaca mbak! Apa dirumah anda tidak punya kaca? Mau saya belikan?" tawar El.

"Sejak kapan saya menghina anda? Bukannya anda yang memulai duluan, bilang saya tidak punya harga diri dan sopan santun. Anda tau apa tentang saya? Udah berapa lama sih, kenal sama saya? Baru tadikan.  Anda jangan menghina seseorang dari penampilannya! Anda belum tau dia itu siapa, Jangan mengukur baju orang lain di badan kita. Fokus lah pada dirimu sendiri,"

"Menilai seseorang dari segi penampilan, benar-benar sangat diremehkan. Manusia pemikirannya luar biasa seakan-akan isi otaknya cuman lumpur bongkahan  batu, makanya kalau ngomong gak pake otak ." jelas El yang sudah tersulut  emosi.

Kini  wanita yang ada dihadapannya semakin menunduk entah merasa malu atau pun merasa geram.

"Saya peringatkan! Kenali dulu dengan orangnya jangan karna melihat penampilannya, anda seenaknya terus berkomentar seenak jidat." ujar El lalu pergi meninggalkan wanita itu.

Sungguh dirinya sudah emosi, jika dia sudah begini maka ia harus segera pergi darisana,  kalau tidak habislah orang itu dengan mulut pedasnya.

Dalam dunia yang makin lama makin kejam dalam menghakimi orang, memang sangat penting. Mempunyai gambar diri yang baik, tau diri kita siapa, tau yang bukan diri kita itu apa.

El dilawan, kena mental kan? Mental aman?

"Kenapa? Na," tanya seseorang.

"Pegawai baru itu, udah buat harga diri gue di injak-injak."

"Ana, Ana .... masa lo kalah sama dia? Hei, lo dah lama kerja disini, lo tau semuanya disini, kenapa tidak?" ucapnya dengan senyum smirk nya.

♧♧♧♧♧

El keluar dari gedung itu dengan mulut yang tak henti-henti berkumat-kamit.

Ia berhenti dipinggir jalan sebelum ia menyebrang jalan.

"Dipikir-pikir ko gue bisa banget lawan cewek tuh," pikirnya.

"Bakat yang luar biasa, El. Lanjutkan ...." gumamnya.

Merasa jalan sudah sepi dan tidak ada lagi yang menyebrang, ia pun berjalan secara perlahan  sambil bergumam menyanyikan sebuah lagu.

Saat ingin menyebrang jalan, ia dikejutkan dengan mobil hitam yang akan menabrak nya.

"Aaaaa ...." teriak El saat mobil itu hendak menyentuh badannya.

Citttttttttt..........

Decitan rem mobil terdengar nyaring.

El membuka mata secara perlahan-lahan dan meraba-raba dirinya apakah masih hidup atau sudah mati. Wkkwkwk 

"Huft ... untung gue masih hidup," gumam El.

Ia pun segera berdiri dan menghampiri mobil hitam tersebut.

Tok .... tok .... tok .....

El tak henti-henti mengetuk kaca  mobil.

"Hei! Lo bisa gak sih? Bawa mobil dengan benar. Hampir aja tubuh gue yang sexy membahana ini tertabrak," omel El.

"Turun cepetan, woy!!! Ganti rugi, apa perlu gue telepon polisi?"

"Lo bisa nyetir gak sih? Atau lo gak latihan nyetir dulu?"

Sudahlah kini kesabaran El sudah habis.

Perlahan kaca mobil terbuka dan menampakkan seorang pria  dengan stelan jas kantor tak lupa kacamata hitam berteger  di hidung mancungnya.

"Sudah ngomelnya? Kalau belum, lanjutkan!" ucap nya dengan tajam.

El terdiam dengan tatapan tak percaya ternyata yang hampir menabrak nya adalah sang bos, habislah sudah.

"Ekh, Pak Al ...." panggil El dengan senyum masam.

"Mommy ...." panggil seseorang dari jok belakang membuat El menoleh.

"Hei, Jesy."

"Mommy, ayo ikut!" ajak Jesyka.

"Ikut kemana?"

"Ke rumah,"

El melirik Aldi dan menatap kembali Jesyka.

"Hmmm .... mommy keknya gak bisa deh," ujar El.

"Masuk!" perintah Aldi.

"Hah? Maksudnya?"

"Masuk, ikut kerumah saya."

"Gak mau! Saya mau pulang," tolak El.

"Menolak? Denda dua puluh persen,"

"Buset, rugi banget. Mending gue ikut," ucap El langsung masuk kedalam mobil.

"Hore!!! Mommy pulang," heboh Caca.

El hanya tersenyum rasa kesalnya kini tergantikan dengan rasa bahagia ketika melihat Caca.

"Mommy gendong," ucap Caca yang langsung ke gendongan El.

Setelah memastikan semuanya aman, Aldi pun melajukan kembali mobilnya.

El melirik Aldi. "Lain kali, kalau bawa mobil hati-hati apalagi bawa anak!" peringat El.

"Masih ngomel?  Apa belum puas?" tanya Aldi tanpa mengalihkan tatapan nya kedepan.

"Tentu, belum. Yakali, saya langsung memaafkan anda karna anda seorang bos," sewot El.

Kejulidan El seperti nya kembali datang merasuki tubuhnya.

"Oh, ya? Lantas apa yang harus saya lakukan?"

Shit! Apa lelaki ini tidak peka?

"Minta maaf kek, gimana kek!" kesel El.

"Sudahlah, dad. Jangan ribut sama tante itu, apalagi didepan Caca," ujar seseorang membuat El menoleh dan melihat gadis kecil memakai topi seperti dia Syifa anak kedua bosnya, pikir El.

"Iya - iyah.  Saya minta maaf, udahkan?" ucap Aldi yang tak direspon oleh El.

"Jangan marah lagi, nanti cantiknya hilang," lanjutnya membuat pipi El  memerah.

***

Skskskk....

Gimana?
Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DUDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang