nanti, pasti (prologue)

4 2 0
                                    


"Kenapa semua jadi kacau gini?" Ale menggaruk rambutnya frustasi, kakinya sudah bergerak maju mundur entah untuk yang keberapa kali

Dua wanita disampingnya hanya menundukkan wajah sambil memainkan jari-jari. Suara Ale memenuhi ruangan, begitu berisik dan juga mengusik, mungkin satu jam baginya tidak cukup untuk mengomentari masalah kali ini. Rumit, memang. namanya juga wanita

"lagian elo!-" Ale menunjuk wanita berambut cepol dengan mimik muka mengerikan "kenapa tolol banget jadi manusia, hah?!" tuntutnya

"maaf lee, gue tuh ga bakal ngira kalo jadinya kaya gini"

"iya emang Cempaka mah goblok"

yang disebut namanya pun berdiri emosi, sembari menatap wanita disebelah
nya yang baru saja bersuara "kayak yang ga goblok aja lo ngomong begitu"

"ooo jelass!! mana ada manusia normal yang mau diajak pacaran padahal baru ketemu 2 hari...KALO BUKAN LO"

"HEH BANGKE! KAN GUE YANG LAGI MARAH, KO ELO YANG NGEBACOTIN?" Cerca Ale baru sadar, ini kan ceritanya dia yang sedang slek dengan kedua temannya, perlu digarisbawahi KEDUA TEMANNYA. Tapi Gayatri bersikap seolah hanya Cempaka yang mendapat masalah disini

"yaaa kan gue ngebantuin lo le, kali aja lo butuh inspirasi bacotan aesthetic dari gue" Gayatri menyilang kan tangan nya didada memasang muka keren 0,01% dan tengil 99,9%

"Ekhem...gue gaperlu inspirasi buat ngebacotin orang ya! kata kata itu bakal keluar sendiri dari mulut gue, kayak yang..-" Ale berpikir sejenak "Emang mulut gue diciptain buat menghujat orang gitu"

"Pantes mu-"

"Heloo guyss??-" Cempaka menarik perhatian kedua wanita yang sedang sibuk berdebat, perihal siapa yang paling unggul dalam menyinyir, haduh Cempaka jadi makin ngeri main sama mereka

"Gue masih dibutuhkan gak ya disini? kalo ngga, gue ke kantin ni"

"Lah iya" ucap Ale dan Gayatri kompak

"Pliss deh, gue berasa jadi adek kelas yang lagi dilabrak sama senior" cempaka menatap Ale dan Gayatri bergantian

cempaka sendiri sebetulnya sudah tidak tau lagi mau ngomong apa, semua hal sudah diketahui Ale. Padahal Cempaka hanya berbicara inti masalahnya saja, tapi Ale malah menjabarkan secara rinci sampai ke hal hal kecil. Memang Ale tuh kalau soal beginian otaknya lancar, tapi kalau urusan pelajaran entah kemana keahlian berfikir nya menghilang. Hebatnya Ale lagi, Teori yang dia kemukakan padahal cuma di spill sebagian selalu saja benar, makanya hati hati kalau berteman sama Ale. maybe you won't have any secrets

kecuali perasaan kalian sendiri, tenang aja Ale bukan dukun kok, apalagi cenayang yang bisa tau isi fikiran orang. Hanya perasaan Cempaka 'yang sebenarnya' yang tidak diketahui Ale, dan ia tidak berniat memberi tahunya. Cempaka takut Ale marah, karena.. kalau boleh jujur ini sakit. amat sangat malah. entah kenapa Hasby membawa dampak yang sangat besar untuk hatinya, sakit dan cinta. keduanya sama besar sehingga Cempaka tidak tau harus bagaimana

"Oi onichan! udah bell, masuk noh" sorak pemeran piguran mengintruksi

ketiga wanita itu pun sama sama terdiam, membiarkan hening mengambil suasana, tidak lama sampai Gayatri melangkah keluar lebih dulu, meninggalkan temannya tanpa sepenggal kata

mereka tau ini belum usai, maka biarkan satu atau mungkin beberapa halaman lagi menjadi solusi untuk masalah mereka

garis putus-putusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang