03 : pipap and mimam

1.5K 130 35
                                    

Hi! Happy Reading!

***

Memasuki usia kehamilan yang menginjak empat bulan, perut gue udah mulai kelihatan membesar. Dan tentunya gue seneng banget karena bisa melihat perkembangan calon anak gue sampai sejauh ini. Jujur selama masa kehamilan anak pertama, gue merasa kalau mood gue nggak terkendali tapi untuk ngidam nggak ada yang aneh sih, masih batas wajar.

Hari ini rencananya gue sama Kevin mau ke rumah sakit buat periksa kehamilan lagi. Soalnya Kevin udah ngatur jadwal setiap bulannya sama dokter Leny yaitu dokter kepercayaan kita berdua atas saran ci Fanny.

Kami berangkat pun disela-sela libur latihan, gue awalnya pengen sendirian aja atau nggak ditemani Arin pun cukup, tapi bukan Kevin namanya kalo nggak ngotot. Dan gue memaklumi karena dia pengen mendampingi gue dan menyaksikan buah hati kami nantinya.

Dan gue sekarang lebih hati-hati lagi dalam bertindak karena gue nggak mau kejadian setahun yang lalu terulang. Tapi menurut kata dokter Leny, kandungan gue sehat-sehat aja cuma pola makan harus lebih diperhatikan lagi. Gue udah nggak kerja berat, dan usaha pastry yang gue jalani pun gue limpahkan sebagiannya ke Arin, tapi rencananya mau diliburkan aja. Takut ganggu fokusnya kuliah.

"Yang, ngeliat jam tanganku yang warna putih nggak?"

"Itu di dalam laci. Dalam kotak, kan kamu yang simpan." Jawab gue sambil moles make up sedikit dimuka gue biar kelihatan seger.

Kevin noleh,"udah aku cari kemana-mana yang.. tetep nggak ada."

Ya beginilah ribetnya kalo mau pergi-pergi sama Kevin. Ada aja yang dia cari, jam lah, gelang lah, atau bahkan aksesoris sederhana lainnya yang dia sendiri naruh tapi bisa nggak tahu.

"Beneran? Cek dua kali." Kata gue lagi yang masih sibuk sama make up.

"Udah sayang." Kevin kedengeran kesel.

Mau nggak mau ya gue yang harus turun tangan lagi. Dan gue langsung bangun dari meja rias buat nyari jam tangan yang dia cari, pas gue cari ternyata tertumpuk sama kotak jamnya yang lain. Wajar nggak sih gue emosi?

"Nih! Di cek yang bener, bukannya ngomel-ngomel." Kata gue sambil naruh jam tangannya di atas meja.

Kevin nyengir,"tapi serius tadi aku nggak nemu yang. Kok di kamu malah cepet banget ketemunya?" Kevin buru-buru make jam tangan.

"Ya mana aku tahu." Jawab gue yang udah selesai dengan make up gue.

Outfit hari ini nggak terlalu ribet. Gue cuma pake dress rumahan dan Kevin pake celana jeans sama baju kaos aja, simple soalnya males ribet aja sebenernya.

"Udah belum?" Kevin nanya.

"Udah."

"Barang kamu nggak ada yang ketinggalan kan? Tas, hp sama kartu kredit?" Kevin lagi-lagi mastiin semua yang gue bawa udah lengkap. Soalnya tas gue adalah peranan penting, dia nitip semuanya di dalam tas gue.

"Udah– yuk buruan. Kasihan dokter Leny nungguin lama banget," jawab gue lagi dan langsung menenteng tas tadi keluar dari dalam kamar.

"Ajakin Arin gih, siapa tahu dia bosen gitu dirumah kan nugas terus tuh, ajakin." Kata Kevin ke gue.

"Iya iya aku ajak."

"Aku ke garasi duluan,"

"Okay."

Pasutri | Kevin Sanjaya SukamuljoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang