[Dua hari sebelum kejadian Mark bunuh diri di jembatan]
Seorang gadis terlihat duduk dicafe sangat elit yang ada dipusat kota Seoul. Dia bukan berasal dari keluarga kaya, tapi juga bukan dari keluarga miskin—ya ditengah-tengah lah. Dia sama sekali tidak berniat ingin menghabiskan uangnya percuma hanya untuk nongkrong di café sangat elit ini. Dia berada disana sekarang karena seseorang mengajaknya untuk bertemu.
Na Jina. Gadis biasa, tapi beberapa orang menganggap dia gadis yang aneh. Kenapa? Karena matanya. Dia tidak buta, tetapi penglihatanku ada dua. Dia bisa melihat apa yang biasa manusia lihat dan bisa melihat apa yang biasanya manusia umum tidak bisa lihat, seperti hantu.
Sebagian orang berpikir itu hal hebat, tapi baginya tidak, ini menyakitkan. Bayangkan, kalian hampir tiap saat melihat dan mendengar hal-hal yang tidak wajar. Mendengar keluh kesah, dendam, cerita sedih dari mereka yang sudah bukan seorang manusia. Bukankah itu menyakitkan?
Kalau seandainya mereka manusia, mungkin dia masih bisa membantu. Tetapi, mereka hantu, gimana caranya ia menolong? Yang bisa Jina lakukan hanya mendengarkan mereka walaupun kadang ia sendiri punya masalah.
Bay the way, Jina juga tidak tahu kapan tepatnya ia bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata ini. Tapi yang pasti, bukan sejak lahir. Mungkin sekitar... kelas 3 sd? Sepertinya begitu.
Sejak ia pindah ke Jeju, ia jadi aneh seperti ini—maksudnya penglihatan gadis itu menjadi dua. Na Jina lahir di Ulsan dan hidup disana sampai usianya 8 tahun. Kemudian, selanjutnya ia bersama keluarganya pindah ke Jeju. Dan mereka menetap disana sampai Jina lulus SMA.
Sekarang, Jina hidup terpisah dengan keluarganya di Seoul. Jina kuliah di Seoul dan kebetulan juga sudah selesai dengan studinya hanya dalam kurun waktu 3,5 tahun. Walaupun begitu, ia masih menetap di Seoul dan mencoba mencari pekerjaan yang layak disana.
Apa kalian berpikir ia gadis yang beruntung bisa lulus cepat? Lalu langsung dapat pekerjaan yang baik? Sayangnya, tidak. Sudah hampir 1 tahun sejak lulus, gadis itu masih kerja serabutan. Mencari pekerjaan sangat sulit meskipun dia pintar. Ah nggak juga sih, Jina nggak pintar, Jina cuma terlalu serius kuliah jadinya cepet lulus. Bahkan ia sekarang menyesal kenapa dulu tidak ikut organisasi atau semacamnya. Kehidupan kuliahnya benar-benar membosankan. Hanya pergi belajar, mengerjakan tugas, bertemu dosen, dan selesai.
Benar-benar membosankan!
Jina bahkan tidak punya teman, karena mereka menganggapnya sebagai anak aneh. Jina tidak tahu siapa yang awalnya menjuluki seperti itu. Walaupun kenyataannya memang benar ia aneh, tapi menyakitkan juga saat mereka semua menghindari dirinya hanya karena takut ketularan aneh. Apa berbicara sendiri itu aneh?
Ya, mau gimana lagi, kadang hantu-hantu dikampus suka nggak tau diri. Mereka mengganggu Jina diwaktu yang tidak tepat sehingga Jina harus meneriaki mereka tanpa ia sadari dan membuat teman-temannya malah takut.
Dasar setan! Mereka sangat menyebalkan. Tapi nggak semuanya sih, ada sebagian hantu yang baik pada Jina, seperti membantunya ketika hampir dilecehin oleh senior brengsek atau membantunya menemukan barang-barangnya yang tidak sengaja ia jatuhin. Tapi tetap saja, banyaknya nyusahin dan nyebelin.
Satu lagi hal yang menyebalkan bagi Jina, kalian tau apa? Sejak lahir sampai detik ini, tidak ada satupun cowok yang naksir padanya. Apa kalian pikir itu masuk akal?
Jina kadang sampai berpikir, apa ia sejelek itu ya?
Bagaimana bisa coba satupun cowok nggak ada yang deketin seorang Jina?
![](https://img.wattpad.com/cover/295053032-288-k735063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spain (without S)
Roman pour AdolescentsSpain without S, jadinya apa? Iya, jadinya Pain! Pasti semua orang pernah merasakan itu, bukan? Ini hanya kisah empat manusia yang terluka dengan takdir mereka masing-masing. Tetapi, luka itu justru membuat mereka kuat. "Gue cuma mau hidup, please...