🍁Berbagai kemelut itu hanya kamu yang ngerasain kan? Trus, kenapa harus melibatkan orang lain?
________________________
"Yang jadi pertanyaan, kenapa nih bapak anak satu DM lo buat pengaduan? Emangnya lo siapa?" Ujar Eli yang amat-sangat disetujui oleh beberapa manusia yang ada di ruang make-up ini dengan segala kesibukannya karena pemotretan Chika dengan salah satu brand ternama di Indonesia. Chika menggeleng pelan, ia pun tak mengerti maksud Vito sebenarnya, pesan yang terkirim semalam benar-benar tak tertarik untuk Chika balas, ah tepatnya — dia bingung untuk menanggapinya seperti apa. "Yaudah lah, pusing amat deh." Chika menutup ponselnya, membiarkan tergeletak begitu saja.
"Gue juga enggak peduli." Lanjut Chika dengan nada bicara yang terdengar lembut namun tegas. Ia memejamkan matanya, membiarkan make-up artist tersebut membuat gores eyeshadow dimatanya yang tajam dengan sempurna. Telinganya kembali harus disapa oleh dunia pergosipan Eli, sungguh Chika mensyukuri tak ada Dey di sini. Sebab, jika ada ruangan ini akan menjadi tempat dimana calon-calon ibuk komplek berkumpul, dan Chika bisa membayangkan betapa pening kepalanya nanti.
Apa yang dapat Chika lakukan selain dia mendengus tak paham?
Soal Vito?
Peduli atau tidak, sebenarnya Chika lebih bingung untuk merespon Direct massage yang Vito berikan semalam. Baginya, hal ini tak perlu banyak Chika komentari, sebab apa yang terjadi selama beberapa hari diantara Chika juga Vito benar-benar hanya sebatas permintaan yang mengatasnamakan Alceo Shankara Armaghan — seandainya, anak kecil itu tak dijadikan sebuah tameng, mungkin Chika tak akan mengambil keputusan yang begitu gegabah tanpa pemikiran yang tepat. Apalagi, kini dampaknya benar-benar terasa oleh Chika. Hah, jika saja Chika ingin sudah pasti ia akan membalas dengan kalimat yang barangkali mampu membuat duda anak satu itu sedikit berfikir untuk menjauh dari Chika karena sakit hati. Namun, kita harus kembali berfikir, bahwa ; ini adalah Chika, lemah lembut nya lebih mendominasi dibandingkan rencana-rencana jahat yang sempat melintas di otaknya. Ya, tentu tak akan pernah terjadi dimana Chika memberikan feedback tak baik, setidaknya hanya tidak membalas itu sesuatu yang cukup.
Toh, apa yang Vito katakan di pesan tersebut adalah Alceo yang bertemu dengan Mira — ibunya sediri, apa yang menjadi masalah?
"Eh tapi Chik —"
"Kak Eli, udah ah jangan bikin gue enggak mood." Gadis kelahiran tanah Sunda itu mengecurutkan bibirnya ketika mendapatkan penolakan sebuah obrolan. Eli pada akhirnya hanya berdiam, duduk dan diam dengan gawainya sendiri. Chika jika sudah melampaui batas mood baik nya sungguhan sangat repot untuk diatasinya. Ya, meskipun dia tau es cream yang selalu Chika agung-agungkan selalu tersedia dimanapun dia melakukan syuting ataupun pemotretan. Ya, anggap itu sebagai request talent. "Emang lo masih kontak sama Vito Chik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
. F O R E V E R .
Fanfictionhanya perlu tema baru untuk cerita yang sudah usai.