The Cursed Shoes
(About, last time)
Huwang Changyi adalah satu-satunya pria yang tewas dalam insiden pengeboman yang terjadi pada tahun 1997, di sebuah toko sepatu kulit, yang kini dikenal sebagai toko Cursed Shoes.
Jasad lelaki itu tak ditemukan,meski telah menyentuh tiga bulan pencarian. Jasadnya seolah lenyap secara misterius. Tak ada yang ditinggalkan, kecuali sepatu kulit kuno yang tergeletak tak jauh dari lokasi kejadian. Sepatu yang diduga milik Changyi sendiri yang sengaja ditinggalkan, atau terlempar bersama ledakan besar kala itu. Hingga saat ini, keberadaan sepatu kulit itu menjadi misteri yang membuat bulu kuduk akan berdiri seketika.
Toko itu, didesain secara khusus. Gedung lantai dua dengan cat berwarna putih sedikit pudar. Dari luar tampak biasa-biasa saja. Namun, dalam toko itu begitu memukau. Toko itu bernuansa kuno, dengan lampu kuning yang remang-remang, dipadu dengan pemandangan yang didominasi oleh warna coklat, terkesan begitu seram. Nuansa jaman perang dulu, seolah masih bisa dirasakan ditoko ini. Salah satu ikon ditoko ini, adalah sebuah sepatu kulit, yang saat ini masih menjadi misteri. Sepatu itu memilik aura yang berbeda. Menyimpan kejadian-kejadian janggal yang benar-benar diluar nalar. Banyak yang telah mencoba memilikinya, meskipun harga yang ditawarkan begitu tinggi. Namun, belum menginjak satu bulan, sepatu itu kembali dipulangkan. Alasannya selalu sama.
Meskipun seram, toko ini tak pernah sepi pendatang. Ada yang hanya sekedar melihat-lihat, atau mengambil gambar sebagai bentuk kekaguman. Desainnya yang cantik, dengan polesan warna cokelat yang senada juga model yang terlihat begitu kuno, serta ukiran latin dengan bahasa romawi diujung bagian kiri sepatunya, membuat tak sedikit orang ingin memilikinya. Namun, setelah mendengar kisah sepatu itu, tak sedikit juga orang yang merasa merinding.
Berlanjut pada Tahun 2021, sepatu itu resmi dikoleksi oleh pengusaha dari Shanghai, Cina. Harga yang tidak melonjak tinggi, membuat pengusaha itu berniat mengoleksinya. Berbagai Prahara dan kertas-kertas berisi teror bermunculan, dikehidupannya. Termasuk, munculnya seseorang yang misterius dibalik jaket dan topi hitam.
"Bahaya mengikutimu."
Anak dari pengusaha itu-Lin Je-berusaha keras, untuk mengingatkan Sang Ayah. Namun, Ayahnya tetap tak menghiraukan seruan sang anak, dengan dalih tak ingin menyia-nyiakan barang yang telah ia beli dengan harga yang lumayan mahal. Lin Je yang mengetahui maksud teror itu, berusaha memecahkan misteri itu. Berusaha mengikuti permainan itu meski taruhannya adalah hidupnya sendiri.
"Tulis kata play untuk bergabung."
Lin Je awalnya ragu. Namun, karena rasa sayangnya pada sang Ayah, akhirnya ia mengangguk pasti. Meskipun itu artinya ia hanya memiliki dua pilihan.
"Mati dengan Syarat, atau Mati dengan Terhormat."
The Cursed Shoes
Bersambung