Julian fox

100 2 0
                                    

Happy reading ^_^

Author pov

Pagi hari di bandara soekarno hatta sudah di padati oleh orang-orang salah satunya yang ada di sana adalah vania. Ya semenjak kejadian di rumah sakit itu vania menyetujui dirinya dibawa ke jerman untuk terapi walaupun pertamanya vania menolak tapi karena semangat yang selalu datang dari keluarga vania tak pernah putus sehingga membuat vania setuju untuk dibawa ke jerman.

"Vania ayo nak pesawatnya uda mau take off"
#

Semilir angin menerpa wajah, hingar bingar kota berlin nampak jelas dari atas gedung rumah sakit ini
Seorang laki" yang dari tadi hanya duduk dan merenungi masa lalunya yang kelam, yang membawanya sampai berhijrah ke kota ini ya dia adalah julian fox seorang dokter spesialis saraf termuda di kota berlin di umur 22 nya dia sudah menyelesaikan sekolah spesialis kedokteranya

"Woi bro gue cari dari tadi rupanya ada disini lo, kenapa mikir lexa lagi"

"Enggak ngapain juga gue mikirin dia, lo ngapain cari gue?"

"Ada pasien tu dari indonesia dia menggalami kecelakaan dan di vonis bakal cacat permanen"

"Ohhh ya uda suruh dirawat aja dulu besok baru gue cek"

"Sipp"
#

Vania pov

Lelah akhirnya penerbangan yang memakan waktu 16 jam untuk ke jerman sampai juga, sampai di jerman aku langsung di bawa ke rumah sakit untuk di rawat karna besok aku di periksa apa aku bisa sembuh dengan terapi atau tidak, aku takut sekali aku takut aku tak bisa jalan lagi.

"Vania istirahat nak, kalau kamu butuh sesuatu panggil mama aja"

"Iya ma"
#

Julian pov

Hari ini aku harus pagi" ke rumah sakit karena ada janji dengan pasien
Saat aku sampai yang aku lihat seorang wanita yang sedang sarapan yang lebih tepatnya hanya mengaduk aduk makanannya, wanita itu cantik,putih,rambutnya sebahu,matanya yang hitam,wajahnya yang oriental tapi ada yang aneh mukanya murung dan aura kesedihan yang melingkupinya

"Kamu siapa?" Tanya wanita itu membuat aku tersadar dari lamunanku

"Selamat pagi, saya dokter julian saya yang akan menjadi dokter sekaligus perawat kamu selama kamu di terapi" kataku

"Dokter?"ucapnya lirih tapi masih bisa kudengar

"Iya, Maaf kalo beleh saya tau nama kamu siapa?"

"Vania angela wijaya, tapi panggil vania aja"

"Ooo kalau begitu vania mari ikut saya ke ruang terapi untuk pemeriksaan lebih lanjut"

"Hmm tapi dok..."

"Tapi kenapa?" Potongku

"Papa saya masih belum datang"

"Soal papa kamu tenang aja nanti kalo dia sudah datang saya panggil suster untuk memberitahu kalo kamu lagi di ruang terapi untuk melakukan pemeriksaan"

"Bukan itu maksud saya dok, sayakan enggak bisa jalan gimana saya mau pergi ke ruang terapi, kalo pakai kursi roda saya enggak bisa turun sendiri"

"Ooo itu masalahnya sini saya yang gendong"

Sebelum dia menjawab aku sudah menggendongnya ala bridal style ada rasa aneh saat aku menggendongnya jantungku bekerja dua kali lipat lebih cepat ada apa ini
Saat sampai di ruang terapi aku langsung memeriksanya
Saat aku selesai memeriksanya datang sepasang suami istri yang aku yakini adalah mama dan papa nya

"Mama papa" panggil vania

"Gimana keadaan kamu nak?"

"Gak ada perubahan ma sama aja masih bad mood"jawab vania
Hanya di tanggapi senyuman oleh orang tuanya tak lama mereka langsung melihatku

"Pemeriksaannya sudah selesai kamu balik dulu ke ruangan kamu ada yang mau aku omongin dengan mama papa kamu" kata ku tanpa menunggu jawabannya aku menuruh luna asistenku untuk menggantarnya keruang rawatnya

"Gimana dok keadaan anak saya?"tanya papa vania

"Anak bapak masih bisa sembuh tapi butuh waktu yang cukup lama sekitar 1 sampai 2 tahun untuk seperti semula lagi"

"Apa tidak bisa lebih cepat dok?"

"Tidak bisa pak, dan vania dalam seminggu harus 4 kali terapi"

"4 kali dok berarti sama saja vania harus menetap disini sampai dia sembuh?" Tanya mama vania

"Benar bu"

"Gimana ini pa kita tidak mungkin disini selama setahun mama masih ada urusan dan papa juga, lalu siapa yang akan menjaga vania?"

"Gimana kalau vania tinggal sama saya saja, saya ada apartemen di dekat sini saya tinggal sendiri dan kebetulan masih ada kamar kosong gimana? Tawarku tulus

"Gimana pa?, kita juga tidak mungkin tinggal disini apalagi kakak vania mereka semua sekarang lagi sibuk"nya"

"Ya papa boleh saja tapi apa vania mau?"

"Vania pasti mau pa, dia itu anak penurut"

"Ya sudah kami terima dok, tolong jaga anak saya"

"Pasti pak"

"Kalau begitu mari kita baritahu vania dulu"
#

Vania pov

Aku tunggu di ruanganku dengan cemas dokter julian sekarang sedang menjelaskan keadaan ku dengan mama papa tadinya aku juga ingin mendengar tapi dokter julian menyuruhku tunggu di ruangan, huftttt kan jadi cemas sendiri kan jadi nya.
Tak lama mama papa masuk ke dalam ruangan ternyata dokter julian ikut masuk juga

"Ma gimana keadaan vania?, vania masih bisa sembuhkan?"

" satu" nanya nya vania, kamu masih bisa sembuh tapi butuh waktu lama sekitar 1 tahun dan kamu harus menetap di jerman nak kamu mau kan?"tanya mama padaku

"Mau ma tapi vania tinggal sama siapa dan sekolah vania gimana?"

"Kamu tinggal dengan saya dan sekolah kamu akan di ganti menjadi home schooling"ucap dokter julian

"APA? Tinggal sama dokter???

*barantakan
Wkwkwkwk
Kalo boleh minta kritik dan sarannya ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang