ー 05

258 41 2
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.
































































dapat inspirasi chapter kali ini dari lagu ini :D

boleh play ya lagunya sambil baca hihi :3











































































Tetes air berhamburan jatuh dari bumantara menuju tanah tempat insan memijak.

Cakrawala yang redum tak membuat insan insan di kota besar Jepang satu ini memilih diam di rumahnya.

Sedang sang surya tak ikut andil mengisi langit yang redum tersebut karna disembunyikan gumpalan awan kelabu.






Hari senin, pukul 05.57 am






Subuh jelang pagi di Tokyo.

Sepasang kaki itu terus menapaki jalan yang basah akibat butir air yang tak kunjung berhenti dari langit.

Telapak tangan tersebut menggenggam erat pegangan payung guna melindungi tubuh supaya tak basah.

Pemuda bernetra secantik bunga lavender dengan surai yang selaras dengan maniknya, berjalan santai di kala hujan mengguyur menuju ke Universitas nya.

Peduli amat dengan dingin yang menusuk kulit maupun butir air yang terus menerus meninggalkan jejak di payung nya, dia tetap akan kuliah.



















Sepasang kaki jenjang tadi berhenti melangkah sebab menunggu lampu jalanan itu berubah cahaya menjadi hijau.

Atensi pemuda menatap bolak balik lampu jalan itu mengecek apakah sudah bisa dirinya menyebrangi jalan tersebut.

Desak desakan tak dapat di hindari.

Pasalnya memang sudah banyak orang orang yang berangkat bekerja di jam segini untuk menghindari kemacetan.

Dengan payung masih senantiasa digenggam, manik itu menatap seberang jalan yang juga dipenuhi pejalan kaki yang akan menyebrang ke tempat dia berdiri sekarang.

Bola mata indah miliknya menegang tatkala mengunci sesosok orang di banyaknya kerumunan yang berada di seberang jalan tersebut.





Sosok yang sudah lama dia rindukan selama ini.





Menunggunya tanpa lelah berharap suatu saat dia akan bertemu kembali dengannya.





Apa ini takdir?





Pendar ungu itu tak berhenti menatap dengan wajahnya yang terperangah.





surya 𖧧 mitsutakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang