4. Rindu

58 23 67
                                    

Vallen sudah berada tepat di depan pagar rumahnya yang tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vallen sudah berada tepat di depan pagar rumahnya yang tertutup. Sebelum masuk Vallen mengatur napasnya.

"Ayo, siap masuk Vallen" Batinnya.

Vallen membuka pagar berwarna hitam perlahan lahan. Mata nya tertuju dengan salah satu wanita yang sedang menyiram tanaman di depan teras. Vallen menghampiri wanita tersebut dengan senyuman di paras cantiknya.

"Hallo, Bibi" Sapa Vallen kepada wanita itu yang bekerja di rumahnya, yaitu Bibi Inem.

"Eh nona Vallen? Haduh Bibi kangen" Bibi Inem langsung menaruh selang air dan menatap paras cantik Vallen yang tidak pernah hilang. Begitu tenang saat Bibi Inem menatap mata cantik Vallen.

"Bibi, apa kabar?" tanya Vallen tersenyum sembari mengelus bahu Bibi.

"Alhamdulillah Non saya sehat"

Vallen melihat sekeliling rumahnya namun tidak ada mobil yang terparkir di garasi dan tidak melihat keberadaan Papa, Mama di rumah.

"Papa sama Mama kemana, Bi?"

"Pergi Non"

"Pergi bareng bareng?" tanya Vallen tersenyum lebar.

Bibi Inem hanya menggelengkan kepalanya. Vallen pikir Papa dan Mamanya pergi bersama ternyata mereka pergi sendiri sendiri. Vallen hanya ingin Papa dan Mama tirinya itu bisa akur seperti yang lain.

Tidak masalah bagi Vallen jika dirinya belum pernah merasakan hangatnya keluarga. Intinya dirinya bisa melihat Papa dan Mama tirinya bisa akur layaknya suami istri, karena jika suami istri akur pasti mereka juga akan membuat suasana keluarga menjadi akur dan harmonis.

"Vallen boleh tanya nggak Bi?" tanya Vallen.

"Boleh dong Non"

"Papa sama Mama masih berantem?" tanya Vallen menatap Bibi Inem.

"Masih, Non Vallen" jawab Bibi.

Benar dugaan Vallen Papa dan Mamanya masih bertengkar. Mustahil sekali jika mereka sudah Damai dan minta maaf dengan ikhlas.

"Terima kasih ya, Bi"

"Loh? Terima kasih untuk apa?, Non" tanya Bibi Inem mengernyitkan alisnya.

Vallen memeluk Bibi Inem.
"Terima kasih, Bi Inem sudah tahan disini maaf Bi kalau Bibi Inem merasa terganggu, karena Papa sama Mama berantem terus"

"Bibi bisa tahan disini, Vallen anak mereka sendiri aja nggak tahan Bi" tanpa Vallen sadari ia telah meneteskan air matanya.

Bibi Inem melepaskan pelukan dari Vallen. Bibi menghapus air mata Vallen yang membasahi pipi merahnya itu.

"Non Vallen juga hebat dan kuat masih bisa bertahan sampai sekarang, masih ingat sama Papa sama Mama meskipun Non jarang di rumah tapi Non Vallen masih kepikiran sama keadaan Papa Mama" ucap Bibi Inem menatap Vallen tulus dengan memegang kedua bahu Vallen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta & Luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang