terdengar suara bom yang mengguncang bumi palestina, banyak dari warga yang berhamburan di jalanan untuk menyelamatkan diri sendiri dan banyak pula warga yang terluka berasama para relawan dengan sigap membantu korban terluka akibat bom yang meledak 30 menit yang lalu, mereka yang telah di latih dengan pelatihan khusus dengan terampil mengobati korban yang terluka tak jarang juga mereka melakukan operasi dadakan di tepi jalan, karena tempat yang tak memadai dan waktu yang mendesak.
"ساعدنا!! " ucap seorang wanita paruh baya yang berpakaian lusuh dengan bergelinangan air mata di pinggir jalan memangku seorang anak kecil yang sudah tak sadar kan diri,darah mengalir dari pelipisnya sepertinya dia telah tertimpa atab bangunan, banyak orang disana yang berjalan didepannya namun tak ada satu pun yang melirik mereka.
"tolonglah kami! huks huks" wanita itu menangis tersedu sedu di pinggir jalan, kaki perempuan itu sepertinya terluka sehabis tertimpa bangunan yang hancur karena bom dari pihak israel.
dan Tuhan menjabah doa wanita itu dengan di datangkannya seorang perempuan muda dengan membawa alat-alat kesehatan berlari terburu buru ke arah mereka.
"nyonya tolonglah kami" air mata wanita itu mengalir di pipi kotornya lantaran dari sekian banyak orang yang melewatinya hanya perempuan ini yang menghampirinya. perempuan itu terlihat sedikit kebingungan dengan apa yang di ucapkan wanita paruh baya itu, namun dengan mengikuti insting dia memanggil beberapa rekan relawan laki-lakinya yang berada tak jauh darinya.
"dzikri,ayyub can you help me?" ujar perempuan itu sembari memindahkan bocah yang berada di pangkuan ibunya ke atas pangkuannya, tak hanya sampai disitu dia juga mengecek nafas dan denyut nadi bocah itu dan para relawan laki-laki itu membantu ibu itu untuk bebas dari runtuhan bangunan bekas di bom zionis.
"tolong bawa ibu itu ke camp kita, aku akan memberikan pertolongan pertama pada anak ini, cepatlah!" perempuaan itu membuka tasnya dan mengeluar kan alat-alat kesehatanya, beruntung anak ini hanyalah terkena serpihan kaca di bagian wajah dan luka ringan di beberapa bagian tubuhnya, bocah ini pingsan karena syok terlihat dari nafasnya yang tersenggal-senggal.
"shofia! biasakah kau membantuku? bantu aku membawa anak ini ke camp kita" ujar wanita itu pada seorang relawan yang bernama shofia yang kebetulan sedang lewat di depannya.
"ah Zaina! maafkan aku tidak memperhatikan mu" shofia segera menghampiri wanita tadi yang disebutnya Zaina, dia membantu zaina memberesi alat alat itu untuk di masukkannya kedalam tas kesehatannya.
"kau bantu aku membawa tas ini, anak ini biar aku saja yang membawanya" Zaina menggendong anak itu di depan dengan di bantu oleh shofia, mereka berdua berlari agar segera sampai di camp pengungsian, sesampainya mereka disana mereka langsung di sambut dengan banyak relawan yang akan mengobati anak kecil itu,anak itu diambil alih oleh seorang relawan dan temannya, Shofia dia meletakkan tas kesehatannya di tempat yang telah di sediakan., shofia dan zaina adalah teman satu negara, mereka terpilih untuk menjadi relawan di negara para nabi lahir dan itu juga adalah salah satu alasan kenapa mereka dekat yaitu mereka satu bahasa dan shofia membantu Zaina belajar bahasa arab selama disana.
shofia mahir berbahasa arab, berbeda dengan Zaina tidak terlalu mengerti bahasa arab ia hanyalah mahir berbahasa inggris dan bahasa indonesia, maka dari itu Zaina terkadang meminta bantuan kepada Shofia untuk mengartikan bahasa arab ke bahasa indonesia.
" bagaimana kabar abi sama umi di desa?" ujar Zaina sebagai pembuka percakapan mereka ketika didalam camp.
"alhamdulillah baik, kamu gimana? kabar ayah sama bunda baik?" balas shofia sembari berjalan beriringan menuju ruang istirahat mereka.
"alhamdulillah baik juga, eum.. hubungan mu dengan pria itu apakah masih?" dengan ragu ragu zaina bertanya perihal Mark kepada shofia dan hanya dibalas dengan dengan senyuman canggung oleh shofia.
"ohh ake aku tak kan menyinggung perihal dia lagi" ujar Zaina yang setelahnya dilanjutnya dengan tawa canggung dari keduanya.
"Zaina!" panggil seorang relawan wanita.
" ya? "
"Dokter Azzahra memanggil mu di ruang anak?" ujar wanita itu sebelum berlalu pergi menghampiri rekannya yang lain.
"shofia, aku tinggal dulu ya?" ucap Zaina sebelum beranjak dari tempatnya.
" baiklah, aku juga ingin mambantu relawan di camp 2"
"aku pergi, assalamualaikum" ujar Zaina.
"waalaikum salam" ujar semua orang ada di ruangan itu.
....
visual pemain.
Zaina Adiba.
Shofia Abdul Hanafi
karakter yang lain akan segera menyusul~
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMAS
RomanceApakah kalian percaya dengan kata Love at first sight? Zaina percaya bahwa cinta pada pandangan pertama itu ada semenjak dia melihat seorang lelaki berseragam hamas di camp pengungsian, hanya dengan tatapannya yang tajam sudah mampu membuat seorang...