[Dua]

9 1 0
                                    

"mati, aku sangat takut sekali. bagaimana rasanya? apa seperti hidup dalam bayangan yang sangat gelap?"
.
.
.
.
.

*Jiro pov

"cape"

Aku mengeluh begitu saja karena telah mengalami hari-hari yang sangat sulit. hanya bisa menutup kedua matanya dengan mengharapkan sebuah keajaiban datang menghampirinya.

"rasanya ingin mati saja tetapi aku hanya cape bukan ingin mati"

tanpa tersadar aku tertidur karena terbawa suasana yang begitu nyaman saat menutup kedua matanya.

keesokan harinya aku terbangun dengan cuaca yang sedang hujan. lalu aku melamun memandangi hujan dibalik jendela.

"dingin, ruangan ini sudah cukup hangat karena aku dibalut oleh selimut. tetapi mengapa rasanya sangat sesak ya? aku ingin menangis tapi rasanya sulit"

Hidup begitu sulit, namun harus tetap bertahan dikala sesak menyerang. Sangat ingin menyerah dengan semuanya, tetapi tak semudah itu. Apa arti kehidupan?

Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Kepalaku terasa sangat berisik namun tetap kosong dan hampa.

"Aku membutuhkan sesuatu, agar tidak menyakiti diriku" Aku langsung mencari pena dan sebuah kertas polos untuk menulis sesuatu. Lalu ku meneteskan sebuah tinta merah dalam kertas tersebut.

Bau tanah...
Hujan turun membasahi bumi
semuanya bersinggah

Ada yang sedang tertawa
Ada yang sedang berbahagia
Dan, ada yang sedang kecewa.
Namun, hanya ada seorang yang menatap keramaian diatas gedung besar.

Ia, berharap keajaiban datang namun tak kunjung tiba. Disaat dinginnya kota diguyur hujan, ia memilih untuk melompat. Agar menghentikan rasa hampanya.

"Ha... aku lelah, namun aku baru saja bangun... aku harus bagaimana..."

*Author pov

Disaat dilanda kebingungan tersebut. Jiro terus bertahan hidup karena ia percaya sesuatu akan merubah hidupnya. Di sisi lain, seorang pemuda bernama Dirga sedang menatap jalanan yang basah.

*Dirga pov

"Anjirrr hujan, orang lagi olahraga juga"

Aku memutuskan untuk berteduh disebuah minimarket karena hujan begitu turun dengan sangat deras. Kebetulan belum sarapan, aku memutuskan untuk membeli sesuatu yang bisa mengganjal di minimarket. Setelah membeli, aku duduk didalam sana sambil menyantap sebuah roti isi keju.

"Lama banget berhentinya" batinku berbicara

Aku memutuskan untuk membuat ponsel lalu bermain game agar rasa bosanku hilang. Setelah selesai bermain game, aku mendapat telepon dari orang tuaku. Bahwa mereka akan pergi dinas keluar kota untuk sebulan.

"Halo?" Ucapku

"Halo, Dirga. Ini hujan, kamu pasti berteduh dulu kan? Hati-hati pulangnya. Ibu sama ayah mau pamit berangkat dulu. Pulang sebulan lagi. Kamu baik baik dirumah yaa"

"Ohh, iya ibu. Ibu sama ayah hati hati juga"

"Iya, makasih. Ibu tutup teleponnya ya"

"Iya"

Tanpa sadar aku menghelakan nafas berat. Orang tuaku selalu sibuk dan aku selalu ditinggal seperti ini. Tapi tidak jadi masalah, asalkan uang saku ngalir terus.

Begitu hujan sudah tidak begitu deras, aku memutuskan menerobos karena ingin cepat-cepat rebahan dikasur lalu bermain game.

Sesampai dirumah, aku baru teringat seseorang. "Oh, iya chat Jiro" memang dasarnya aku bodoh, karena tidak meminta nomer ponselnya. Lalu, aku memutuskan untuk mencari nama instagramnya.

"Arghhh kenapa susah banget nyarinya!? ga ketemu. Minta bantu cari kesiapa ya??" Aku berpikir, lalu bertanya pada temanku digrup kelas. Apakah ada yang mengenal Jiro dari jurusan teater. Untungnya, salah satu temanku kenal dengan dia. Jadi temanku memberikan username Instagram nya padaku. Aku mengikutinya lalu mengirim pesan.

"Hai Jiro, ini gue Dirga yang dipinggir lapang. Di follow back ya"

"Nahh, udah. Tinggal mandi dulu ahhh" akhirnya aku memutuskan untuk mandi.

*Author pov
Saat Dirga mandi, ada sebuah notif pesan masuk pada ponselnya.

TING!

pesan tersebut adalah jawaban dari sebrang sana. Namun tidak langsung dibalas karena Dirga sedang mandi.

"Tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan. Jika sesuai kamu harus berhati-hati karena akan ada sebuah resiko yang akan kamu dapatkan."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mawar itu indah, karena ia merah.
Merah itu kuat, tetapi sebuah petaka"

{SAMASTA|dua|TBC}

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMASTA | MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang