Flower of Evil

Prolog

Cerita ini adalah series ketiga dari skuel A Frozen Flower🥀

Note :
[Disarankan membaca "A Frozen Flower" terlebih dahulu]

You can call me, Yi.

Sebelum baca, absen emot flowernya dulu, yuk! 🥀

Yang suka boleh lanjut baca, yang tidak suka silahkan tinggalkan lapak ini tanpa meninggalkan komentar negatif. Bukan karena aku baperan, tapi aku nggak mau ngerusak mood pembacaku dengan komentar negatif kalian.

Konflik berat.
Bahasa; semi formal.

🎼 She Used To be Mine.

- Selamat membaca -

Flower of Evil
Bunga kejahatan
🥀

Udara malam ini terasa begitu dingin. Menusuk lapisan epidermis hingga ke tulang. Menyelimuti kesedihan seorang perempuan yang duduk menghadap sebuah piano miliknya. Sorot matanya begitu redup, seakan tidak ada lagi gairah untuk hidup.

Sebuah besi panjang merantai satu kakinya, mengikatnya bagaikan sebuah tahanan kejahatan. Besi yang melingkari pergelangan kakinya yang sudah sebulan ini bertengger di sana, hingga ruam kemerahan muncul membuat kulitnya terasa perih.

Namun lecet dikakinya tak seberapa sakit dibandingkan dengan hatinya yang sudah hancur berantakan.

Papan piano itu ia buka. Jemarinya menyapu lembut tuts pianonya. Ingatan membawanya pada masa-masa kecilnya, dimana ia begitu menyukai alat musik ini, memainkannya tiap waktu ditemani saudara kembarnya— Altheo Cedric Kalansi dan Althair Damian Kalansi.

Tapi itu dulu. Dan sudah sangat lama sekali.
Sebelum akhirnya ia melupakan benda ini, hanya karena fokusnya terlalu penuh pada satu nama; Sky Evander.

Alicia memejamkan matanya sejenak, mengambil satu tarikan nafas dan menghembuskannya perlahan. Kembali ia buka mata indahnya, lalu mulai menunduk menatap tuts piano yang siap ditekan dengan jemarinya mengeluarkan  nada-nada yang indah.

"She's imperfect but she tries..."

Alicia bernyanyi dengan suara lirih bergetar menahan tangis, bersamaan dengan jemarinya yang menekan tuts piano itu mengiringi lagu 'She Used To be Mine'.