BABY ZE-2

30 5 2
                                    

Anara menghela napas lelah, ia mendudukan bokongnya di sopa single, dan memejamkan matanya sejenak.

"Nara, umur kamu udah dewasa, udah waktunya kamu nikah. Arlard lelaki yang baik. Jadi, mamah mohon terima lamaran dia."

Anara menghela napas, saat ucapan Mamanya terngiang-ngiang di kepalanya. Di tidak mencintai Arland, lelaki yang dingin dan cuek. Baik kata Mamanya? Anara ingin tertawa mendengarnya.

Anara bangun dari duduknya, ia akan ke kamar Zeo. Mengecek apakah remaha laki-laki itu sudah pulang sekolah atau belum? Anara menatap jam dinding, jam menunjukan pukul 05:00 sore.

Ceklek!

Zeo menoleh ka arah pintu. Ia melihat Anara yang tengah berdiri di sana, memilih mengabaikan Anara, dan melanjutkan mengerjakan tugas sekolahnya.

Anara tersenyum, ia berjalan mendekat ke arah Zeo, berdiri di sampung Zeo.

"Baby Ze, udah makan?" tanya Anara sambil mengelus rambut hitam milik Zeo.

"Udah," jawab Zeo sambil mengangguk.

Anara yang mendengar hanya tersenyum, ia berjalan ke arah tempat tidur Zeo, membaringkan badannya di sana, rasanya ia sangat lelah. Anara menatap langit-langit kamar Zeo, tatapannya terlihat lelah.

"Baby Ze, kalo Kakak nikah sama Bang Arland, boleg gak?" tanya Anara sambil menatap punggung Zeo di balik kursi belajar remaja laki-laki itu.

Pertanyaan Anara sontak membuat konsentrasi Zeo terganggu. Zeo yang tadi fokus pada bukunya, sekarang membalikan badannya pada Anara yang tengah menatapnya.

Zeo terdiam, menatap manik mata milik Anara. "Ya, silahkan. Zeo 'kan cuma anak yang dibeli oleh sama Kakak."

Jawaban Zeo membuat Anara terdiam. "Kamu 'kan pacar Kakak. Kok, gak ngelarang?" tanya Anara sambil mendudukan badannya, dan menatap lurus manik mata hitam pekat milik Zeo.

"Kakak yang nganggap aku pacar, aku nggak." Zeo menggigit bibir bawahnya setelah mengatakan itu.

Tatapan Anara menjadi sinis, ia bangun dari duduknya, dan menghampiri Zeo. Tangannya mencengkram dagu Zeo.

"Ngomong apa tadi?! Ngomong apa?!" Zeo meringis, ia menatap Anara dengan tatapan berkaca-kaca. Cengkraman Anara begitu kuat, membuat Zeo kesakitan.

"Sa--sakit, Kak. Lepas," ringis Zeo, air matanya menetes begitu saja. Ia mencoba melepaskan tangan Anara dari dagunya.

Anara menghiraukan ucapan Zeo, tangannya semakin mencengkram kuat dagu Zeo. "Ngomong apa tadi?!" Tatapan Anara semakin tajam, menatap ke arah Zeo.

"Nggak! Kak Anara pacar aku," ucap Zeo sambil terisak.

Anara melepaskan cengkramannya, lalu membawa Zeo ke dekapannya. "Pacar Kakak gak boleh nakal, ya?" Zeo mengangguk sambil terisak, tangannya membalas pelukan Anara.

"Anak pinter," puji Anara sambil melepaskan pelukannya. Anara mengusap air mata Zeo yang mengalir sambil mengelus pipi Zeo.

Anara tersenyum, dibalas senyuman tipis oleh Zeo yang matanya masih memerah.

"Ya, udah. Kaka mau ke kamar, mau mandi. Setelah selesai ngerjain tugasnya, ke dapur, makan malem. Okeh?" Zeo mengangguk.

***

"Baby Ze!" Zeo yang tengah bermain game itu tersentak, saat Anara berteriak memanggil namanya. Zeo segera beranjak dari kamarnya dan menghampiri Anara yang sedang berada di dapur.

"Ada apa, Kak?" tanya Zeo sambil menatap Anara yang tengah menatapnya tajam. Ia menelan ludahnya tanpa sadar.

"Ada apa? Ada apa? Tadi Kakak bilang apa?! Setelah selesai ngerjain tugas ke meja makan, makan malem! Bukannya main hp!" bentak Anara pada Zeo, dan merebut handpone Zeo, lalu membantingnya.

Zeo membelakan matanya, saat handponenya dibanting oleh Anara. Ia menatap Anara takut. "Ma--maaf, Kak," ucap Zeo sambil menunduk.

"Maaf aja terus! Kamu tau gak? Seberapa sayangnya Kakak sama kamu? Kakak tuh sayang banget sama kamu Zeo! Lihat keluar sana! Anak seumuran kamu udah pada gede! Sedangkan kamu? Kamu memang tinggi, tapi kurus. Kakak cuma mau kamu sehat, bukan apa-apa lagi. Zeo makan sayang, okeh?" ucap Anara dengan nada lembut di akhir kalimat.

Anara mengambilkan makan untuk Zeo, dan mengajak Zeo duduk di sampingnya. "Makan," titah Anara.

Zeo menatap makanan yang Anara sodorkan untuknya, ia menerimanya sambil menatap Anara. Mata Anara terlihat tulus. Zeo menerimanya, dan memakannya, membuat Anara tersenyum.

Perempuan berusia dua puluh dua tahun itu tersenyum. Anara mengelus rambut Zeo, "Kakak sayang banget sama Zeo."

"Ma-mafin Zeo," ucap Zeo.

Anara tersenyum. "Enggak pa-pa, jangan diulangi lagi, ya?" Zeo hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

***

Drt ... drt ... drt ....

Anara mengambil handpone-nya yang bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Anara menekan tombol hijau yang ada di layar handponenya.

"Haloo."

"Hallo, Nara. Di mana?" Terdengar suara dari sebrang sana.

"Di apartemen."

"Keluar, saya ada di depan apartemen kamu."

Tut. Anara menekan tombol berwarna merah yang ada di layar handponenya, lalu segera beranjak keluar kamarnya.

Ceklek!

"Kakak mau kemana?" Saat Anara membuka pintu kamarnya, ia melihat Zeo yang berada di depan pintu kamarnya.

"Ke depan, ada Bang Arland." Yang menelepon Anara adalah Arland.

"Oh." Zeo menyingkirkan badannya untuk memberi jalan pada Anara.

Anara terkekeh, mengelus rambut hitam Zeo. Lalu pergi untuk menemui Arland yang ada di depan apartemennya.

***

"Ada apa?" tanya Anara tho the point, saat Arland sudah duduk di sopa apartemennya.

"Disuruh Tante Dina," jawab Arland cuek.

Anara mengangguk, ia mengerutkan dahinya saat Arland menyodorkan paper bag ke arahnya. "Apa?" tanyanya sambil menerima paper beg itu.

"Gaun pengantin." Anara terdiam sesaat, ia membuka paper bag itu.

"Untuk apa?"

"Untuk kamu," jawab Arland seadanya.

Anara berdecak. "Maksud saya kenapa kamu memberikan saya gaun pengantin?" geram Anara menatap tajam Arland.

"Untuk minggu depan." Anara terdiam kembali.

"Untuk pernikahan kita." Arland mengangguk.

"Saya pergi." Arlan berdiri, lalu pergi meninggalkan apartemen Anara.

Anara menggeram marah, ia melempar paper bag yang berisi gaun pengantin itu.

"Mama bener-bener," gumam Anara. Dadanya naik turun, ia benci! Sangat benci semuanya.

"Lihat aja, apa yang akan aku lakukan saat berjalannya pernikahan itu. Aku jamin, Mama gak akan pernah berani lagi sama aku." Anara tersenyum smrik saat bayangan mengerikan muncul di otaknya.

TBC.

Jangan lupa vote and komen.

Jangan lupa folow juga.

Next?

Kalo ada typo tandain ye.

Btw cerita ini pernah saya tulis di fb, di grup fensbase saya. Nama grupnya SYAQEEL di tambah emot bintang, sedangkan nama fb saya Author tra. Nah tapi cerita yang di sini udah revisi, alias dah beda sedikit. Okeh babay.

Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian. See you.

Maaf saya updatenya lambat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BABY ZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang