Menjalani Berdua

1.3K 176 106
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Pagi-pagi update ...

Sampek END gak nih? Wkwkwkwk

***

Menikah pada malam hari, sama sekali tidak ada dalam bayangan Hinata. Sebagai seorang wanita normal, ia juga menginginkan pernikahan yang indah. Namun lagi-lagi ia harus menerima ketika semua angan indahnya haruslah tetap menjadi angan.

"Ini rumahku, kau tinggal disini mulai sekarang," titah Naruto sesaat setelah pria itu membuka pintu rumahnya.

"Rumah ini memang tidak sebagus rumah para tetangga lainnya,"

Ya, Naruto berkata seperti itu memang ia membeli rumah dikawasan menegah keatas. Dimana rumah disamping rumahnya bagus-bagus dan bahkan ada yang mewah. Hinata hanya mengangguk saja.

"Dan ini kamarmu." Naruto membuka satu pintu kamar, "Apa kau ingin satu kamar denganku?" Tanya Naruto pada Hinata yang sedari tadi terdiam. Respon gadis itu hanya memerah malu serta membuang wajahnya.

"Istirahatlah, kau pasti lelah," suruh Naruto pada Hinata, "Cepat tidur, agar kau tidak gila,"

"Hei...!"

Senyum tipis terukir dibibir Naruto melihat wajah memerah Hinata yang kini bukan karena malu namun karena kesal padanya.

Naruto masuk kedalam kamarnya, membaringkan tubuhnya pada kasur miliknya. Pikirannya menerawang jauh, saat ini ia tidak hidup sendirian lagi, ada Hinata yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Naruto tidak menyesali apapun yang terjadi padanya hari ini. Melihat Hinata saja ia sudah tau jika gadis itu hidup dalam tekanan lingkungan. Tak apa, Naruto berharap bersama Hinata hidupnya akan menjadi lebih baik, meski ia sendiri sadar tidak tau bagaimana cara berinteraksi dengan Hinata yang asing baginya. Menjalaninya adalah keputusan terbaik saat ini.

***

"Kau memasak?"

Hinata sedikit tersentak saat suara Naruto mengagetkannya.

"Maaf, aku lapar," lirih Hinata. Naruto mengangguk saja, "Bagus, kau kan istriku harusnya memang seperti ini," mendengar ujaran Naruto membuat Hinata menggigit bibir dalamnya keras. Entah mengapa hatinya berdesir saat Naruto berkata istriku.

"Enak,"

Pujian dari Naruto membawa Hinata kembali dari lamunan sesaatnya.

"Tambah lagi,"

"Pasti,"

Hinata terkikik geli melihat Naruto yang dengan lahap memakan masakannya, "Kau tau, aku dari semalam belum makan," adu Naruto pada Hinata. Wajah Hinata menyendu, ia bahkan tidak sama sekali menanyai suami barunya semalam.

"Maaf," lirih Hinata kembali.

Naruto tersenyum, "Tidak apa. Mulai sekarang kau harus terbiasa dengan rumah ini, lakukan apapun yang kau suka karena rumah ini sekarang juga rumahmu. Dan juga.... Kau harus terbiasa denganku,"

Hinata berdehem untuk menutupi dirinya yang salah tingkah. Hari masih pagi dan Naruto sudah mampu membuat dirinya tersipu bahkan melayang.

"Aku berangkat dulu,"

"Kau bekerja?"

Naruto terkekeh, ia tau apa yang ada dipikiran Hinata, "Aku tidak bekerja memukuli orang. Semalam aku hanya menggantikan temanku. Aku mempunyai sebuah toko kecil dibidang percetakan. Aku akan menghidupimu dengan uang halal bukan dengan uang haram. Penampilanku memang seperti preman tapi hatiku tidak se-preman itu," jelas Naruto panjang lebar.

Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang