Terlihat seorang yeoja dan Namja sedang berdiri saling menatap serius. Namja yang tak lain Jinjin, seperti menjelaskan sesuatu kepada Jiyeon kakaknya dengan wajah sedih. Jiyeon berusaha menenangkannya walaupun sebenarnya ia terlihat kesal juga.Jinjin meneteskan Air mata membuat Jiyeon tak sanggup melihat adiknya menangis. Diusap pipi adiknya sesekali Jinjin menunjuk Namja yang sudah mematung tidak jauh dari mereka.
Jiyeon menoleh. Tatapan tajam siap menusuk jantung orang yang membuat adiknya menangis.
"Aish jinja ???!!" Ucap Jiyeon tidak tahan melihat air mata Jinjin kemudian seraya berkacak pinggang menatap marah namja yang dimaksud Jinjin.
Sementara namja yang dimaksud persaannya sudah tidak enak. Ia ingin ada tsunami biar dia terhanyut dibawa arus ketika melihat Jiyeon dan Jinjin mendekat ke arahnya.
Dan....
"BUGH !"
Namja itu memejamkan matanya pasrah merasakan pipinya terasa berdenyut ketika Jiyeon melayangkan kakinya tepat mengenai pipi mulusnya. Panas dan berdenyut.
Jiyeon menatap namja yang tak lain Eunwoo marah. "Yak bocah tengil !!! Aku sudah duga kamu pasti berbohong. Mana teman-teman tengil mu itu huh. Akan ku rebus kalian bertiga." Jiyeon berteriak depan wajahnya bahkan liur Jiyeon sempat melayang membasahi pipi berdenyut Eunwoo. Tapi Namja itu tidak memperdulikan itu.
Tapi...
Dari suara Jiyeon yang meneriakinya dan ketika kaki indah itu menodai pipinya membuat tubuh Eunwoo bergetar ketakutan. Bagaimana jika Jiyeon akan benar-benar merebusnya ketika teman-temannya tidak ada. Ia tidak mau jadi korban sendiri dan kedua temannya sudah berbaring bahagia dikasur empuk. Eunwoo hanya bisa mendesah pasrah. Pasti namja Jinjin itu sudah ngadu. Pikirnya.
Sementara Jinjin melihat reaksi Eunwoo tertawa jahat. Entah apa yang dipikirnya. Sungguh ia tidak berniat buruk terhadap namja itu tapi tidak tau nantinya. Jinjin menyilang kedua tangannya menonton namja tak dikenal itu diserang sama Jiyeon dalam diam.
"Mianhe nunna aku... "
Terdengar lirihan Eunwoo dalam ketakukan. memikirkan kalimatnya yang langsung dipotong sama Jiyeon.
"Mwo ?!! kau dan kedua lalat itu tidak mengenal Jinjin. Lihat apa yang kau lakukan pada Jinjin ku ini." Ucap Jiyeon lalu menjewer telinga Eunwoo.
Dalam hati Eunwoo memang benar IYA, dia tidak mengenal siapa Jinjin. Mengenai ia dan temannya memukul Jinjin karena...
"Kau tidak lihat Jinjinku ini huh !!" Teriak Jiyeon lagi. Eunwo lagi-lagi terkejut. Sadar jika ia tidak boleh menjelaskannya dalam hati. Tapi dia tidak berani untuk mengakuinya dan yah payah seharusnya ia bertanggung jawab seperti katanya. Tidak menyangka Jiyeon yang terlihat cantik bak bidadari nyatanya seperti psikopat.
"Lihat wajah tampan Jinjin ku. jadi rusak begini !!" Teriak Jiyeon lagi melontarkan kalimatnya terus menerus. Memang benar yeoja sedikit cerewet sama seperti eomma. Pikir Eunwoo.
Kesakitan Eunwoo tidak sampai disitu, kini tangan Jiyeon pindah menjambak rambut Eunwoo dan menarik wajah namja itu mengarah ke wajah Jinjin yang penuh memar.
Eunwoo hanya bisa meringis kesakitan. Dia tak diberi mengucapkan satu kata pun.
Kakinya bergetar hebat jika tidak ditahan celananya sudah basah karena pipis. Andai saja teman-teman lalatnya itu disini mungkin tidak akan seperti ini. Tidak apa-apa sakit karena yeoja seperti Nunna Jinjin. Eunwoo menahannya.Jinjin menahan tawanya dan mengangkat tangannya seolah menyemangati kakaknya yang terus memarahi Eunwoo.
"Akh .. akh..Mianhe nunna..." ucap Eunwoo ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of The Flower
Ficção AdolescentePark Jiyeon Dia tampan dan bertanggung jawab Tapi bagaimana bisa ini terjadi Padaku bertemu bocah gila dan Penguntit seperti dia. Membuatku prustasi. Cha Eunwoo Aku akan terus mengejarmu sampai nunna menyerah dan menerima cintaku.