Happy reading!
***
Sekeras apapun kamu menjauh kamu tidak akan bisa menghindari takdirmu.
***
Cerita sebelumnya.
Senyum Laura mengembang, Laura segera menaiki motor Abian. Saat Laura belum selesai membenarkan duduknya, tiba-tiba saja motor Abian jalan dan membuat Laura terjatuh di atas aspal. Pantat Laura terasa sakit dan panas terkena aspal akibat matahari yang cukup terik di siang hari. Laura kesal setengah mati karena berhasil dikerjai oleh Abian, untung saja jalanan sepi jadi Laura juga tidak perlu menahan rasa malu dan rasa sakit bersamaan.
Laura menggeram kesal, kemudian gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan tertatih menuju kursi yang berada di teras mini market.
***
Laura kembali melanjutkan istirahatnya di kursi yang disediakan di depan teras mini karket. Pantatnya masih terasa panas akibat terjatuh cukup kencang dan ditambah dengan panasnya aspal akibat teriknya sinar matahari. Laura mengambil botol airnya di dalam tasnya, kemudian meneguk airnya sampai habis, setelah itu ia melemparkan botol air yang sudah kosong ke tong sampah yang tidak jauh dari jarak tempat duduknya.
Samar-samar dari arah kanan Laura ia melihat sosok lelaki yang ia kenali, bukan Abian. Laki-laki itu mengenakan hoodie biru doker polos dan celana jeans hitam panjang dengan tinggi sekitar 184 cm. Laki-laki itu sedang berbicara dengan seorang gadis yang sangat Laura kenali namanya, Emilia. Emilia merupakan gadis populer di SMA Laura dulu, dia cantik, pintar, dan ramah. Namun, Laura tidak suka padanya. Bukan karena Emilia musuh bubuyutannya, tetapi karena Emilia suka dengan Abian dan pernah mengajak ciuman Abian di depan umum, walaupun Abian menolaknya. Sejak saat itu Laura menganggap Emilia sebagai saingannya untuk mendapatkan Abian.
Laki-laki yang berebicara dengan Emilia bernama Jacob Aprillio, dia merupakan pacar dari Abian Adelard. Cowok yang ditaksir Laura merupakan seorang gay.
Jacob mengajak Emilia pergi, Emilia mengangguk dan mengikuti Jacob dibelakangnya. Rasa penasaran Laura bergejolak, Laura segera mengambil tasnya di atas meja dan bergegas pergi mengikuti Jacob dan Emilia.
Jacob dan Emilia berhenti di halaman Mansion mewah yang cukup luas. Di halaman itu tempatnya cukup sepi, hanya ada suara ranting pohon yang bergoyang akibat terpaan angin.
Laura bersembunyi di balik pohon besar yang jaraknya tidak jauh di tempat Jacob dan Emilia berdiri. Di balik pohon Laura masih bisa mendengar jelas perbicaraan antara Jacob dan Emilia.
"Aku mau kamu putusin Abian sekarang!" ucap Emilia membuka obrolan dengan suara keras, marah.
"Enggak, aku gak mau putusin Abian karena aku sudah nyaman dengannya," ucap Jacob di iringi dengan nada suara manja, seperti seorang banci.
Brrm.
Perdebatan Emilia dan Jacob tiba-tiba terhenti saat melihat sebuah mobil hitam berjalan menuju arah mereka berdua. Mobil hitam itu berhenti, seorang laki-laki di kursi kemudi turun dan berlari segera untuk membukakan pintu mobil penumpang. Seorang laki-laki paruh baya turun dari arah belakang--kursi penumpan, berbarengan dengan dua orang laki-laki yang satu turun dari pintu mobil sebelah kemudi dan laki-laki satunya turun dari pintu mobil sebelah kursi penumpang tempat laki-laki paruh baya itu turun.
Laki- laki paruh baya itu berjalan di ikuti dengan dua pengawal di belakangnya menghampiri Emilia dan Jacob yang sedang berdiri sambil menatap bingung ke arah laki-laki paruh baya itu. Laki-laki paruh baya itu menepuk tangannya dua kali, memberi isyarat kepada kedua pengawalnya. Kedua pengawalnya mengangguk, mereka berjalan cepat dan langsung membekap mulut Jacob. Jakob memberontak, namun sayangnya tenaganya kalah melawan dua orang yang kini memegang tubuhnya.
Emilia yang melihat kejadian tersebut langsung berteriak meminta tolong, namun tiba-tiba saja pria paruh baya itu langsung menodongkan pistol ke arah Emilia. Emilia sontak langsung terdiam dan tidak berani mengeluarkan suara kembali.
Laura yang melihat kejadian tersebut bingung harus berbuat apa. Laura takut. Sepertinya pria paruh baya itu bukanlah orang biasa.
Kedua pengawal itu langsung membawa Jacob masuk ke dalam mobil. Pria paruh baya yang tadi menodongkan pistolnya ke arah Emilia menaruh pistolnya kembali ke dalam saku jasnya. Kemudian, ia berjalan ke arah mobilnya.
Mobil hitam itu berjalan sambil membawa Jacob di dalamnya dan meninggalkan Emilia sendirian dengan ekspresi panik, cemas, takut, dan bingung, serta tak luput dengan air mata yang menghiasi pipinya.
***
Terima kasih telah membaca ceritaku!
Tulis saran kalian di kolom komentar ya!
Kalau suka jangan lupa vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Gay
RomanceLaura Ayunindiya, gadis yang ditolak cintanya oleh Abian Adelard saat Laura duduk di bangku SMA. Laura, bahkan pernah di permalukan oleh Abian di depan teman-temannya semasa SMA, saat dia memberi sekotak hadiah di hari ulang tahun Abian. Namun, maha...