Selamat membaca!
***
Cerita sebelumnya.
Mobil hitam itu berjalan sambil membawa Jacob di dalamnya dan meninggalkan Emilia sendirian dengan ekspresi panik, cemas, takut, dan bingung, serta tak luput dengan air mata yang menghiasi pipinya.
***
Emilia menangis dengan wajah yang di tutupi oleh kedua tangannya. Laura yang melihat hal tersebut langsung menghampiri Emilia. Emilia yang merasakan ada kehadiran seseorang di sampingnya, kemudian menoleh. Emilia menatap bingung ke arah Laura.
"Kamu Laura kan? yang satu sekolah denganku waktu SMA?" tanya Emilia.
Laura mengangguk, "Iya," jawab Laura singkat.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Emilia bingung.
Laura bingung mesti menjawab apa karena sebenarnya Laura kesini hanya untuk membuntuti Emilia dan Jacob saja. Tapi, tidak mungkin Laura mengatakan hal demikian kepada Emilia.
"Aku sebenarnya ingin ke rumah ibuku, tetapi aku sulit menemukan ojek di daerah ini," ucap Laura. "Batrai ponselku lowbet dan sialnya lagi aku lupa membawa power bank. Aku mendengar suara keributan di sini maka dari itu aku segera mencari sumber suara itu, alhasil aku melihatmu menangis di sini dan langsung menghampirimu, deh," ucap Laura. Emilia mengangguk sebagai jawaban.
"Laura, tapi kamu tidak melihat apapun kan apa yang terjadi di sini?" tanya Emilia. Emilia menatap Laura cukup intens, Laura yang ditatap seperti itu menjadi gugup. Kemudian, Laura dengan cepat menjawab, "tidak," ucap Laura berbohong kembali.
"Syukurlah," Emilia bernafas lega.
"Memangnya di sini tadi ada kejadian apa?" tanya Laura dengan tatapan bingung ke arah Emilia.
"Engg-tadi-," Emilia menjawab pertanyaan Laura dengan gugup. Laura mengerutkan dahinya, bingung, tidak mengerti dengan ucapan Emilia yang terbata.
"Katakan yang jelas! Jangan gugup, Em." ucap Laura dengan nada yang tegas. Emilia semakin tidak bisa mengontrol ekspresi paniknya lagi akibat kalimat yang Laura lontarkan tiba-tiba.
"Kamu ke sini sendiri?" ucap Emilia menalihkan pembicaraan. Laura mengerutkan dahinya, bingung, tidak mengerti apa maksud Emilia yang tiba-tiba mengatakan kalimat yang tidak ada hubungannya dengan topik saat ini.
"Kenapa kamu mengalihkan pembicaraanku, Em. Tadi di sini ada kejadian apa?"
Emilia semakin gugup dan kedua tangannya gemetar sambil memegangi candrigan panjangnya. Laura tidak bisa Emilia kelabui untuk tidak membahas hal ini. Emilia menatap wajah Laura, kedua mata mereka beradu pandang. Wajah Laura tampak bingung dan khawatir.
Emilia menghembuskan nafasnya perlahan dan mengatakan, "Jacob diculik, Laura," ucap Emilia. Setelah selesai mengatakan itu Emilia terhisak tangis dan kedua tangannya menutupi wajahnya. Laura langsung memeluk Emilia sambil mengusap punggung Emilia.
Laura melepas pelukannya dengan Emilia dan mengatakan, "kenapa Lo baru kasih tau Gue? Kenapa Lo dari tadi malah mengalihkan pembicaraan Gue?"
"Gue takut," ucap Emilia sambil terhisak. "Gue takut karena Gue lihat orang yang culik Jacob bukan orang sembarangan."
Laura mengangguk menyetujui pernyataan Emilia. Laura tadi juga melihat bahwa pria tua tadi bukanlah orang sembarangan.
"Lalu apa yang mau Lo lakukan selanjutnya, Em?" tanya Laura.
Emilia menggeleng tidak tahu, "Gu-e gak tau, Laura,'' ucap Emilia di iringi isakan tangis. "Gu-e ta-kut untuk melapor sama polisi," ucap Emilia sambil menangis.
Laura mengusap punggung Emilia, kemudian Laura memeluk Emilia mencoba menenangkan Emilia. "Gue akan bantu Lo."
***
Wah, kira-kira Laura akan melakukan hal apa ya, untuk menolong Jacob/
Vote ya kalau suka!
Jangan lupa komen kalau kalian punya saran menarik untuk Author!

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mr. Gay
RomanceLaura Ayunindiya, gadis yang ditolak cintanya oleh Abian Adelard saat Laura duduk di bangku SMA. Laura, bahkan pernah di permalukan oleh Abian di depan teman-temannya semasa SMA, saat dia memberi sekotak hadiah di hari ulang tahun Abian. Namun, maha...