[Name] terbangun dari tidurnya karena dering ponsel yang terus berbunyi. Siapa yang bisa mengganggu tidur indahnya pagi-pagi begini?
Dengan nyawa yang masih berhamburan, gadis berhelai [hair color] itu meraba-raba nakas untuk mencari ponsel yang telah diisi daya semalaman. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, [Name] segera menggeser ikon berwarna hijau dan meletakkan benda canggih itu di telinganya.
"Hallo?"
"[Name], shopping yuk!" kata orang di seberang telepon.
Ah, tentu saja itu adalah Senju dari semua orang. Memangnya siapa orang yang [Name] harapkan menelponnya di pagi hari untuk sekedar mengucapkan selamat pagi? Wakasa Imaushi?
Ha! Sungguh imajinasi.
[Name] berguling di tempat tidur sebelum menjawab. "Aku miskin," jawabnya padat dan jelas.
"Aku tahu. Makanya aku mau bersedekah menggunakan kartu hitam Takeomi."
"Kau colong kartu dia lagi?"
[Name] bisa mendengar kekehan Senju si seberang telepon. "Hehehehe... Bagaimana?
"Bagaimana apanya? Gaskeun lah."
"Oke, kita ketemu di stasiun ya!"
"Ngoghey."
Setelah mengakhiri sesi panggilan dengan Senju, [Name] lantas segera bangun untuk mandi dan bersiap-siap.
Niat hati ingin rebahan seraya scroll tiktok untuk menghabiskan waktu di hari liburnya, namun apalah daya rencana itu pupus karena satu panggilan telepon.
Yah, tapi tidak apa-apa. Rejeki kan tidak boleh ditolak. Kapan lagi bisa nguras duitnya Takeomi?
.
.
.[Name] tiba di stasiun setengah jam kemudian. Gadis itu mengedarkan pandangan guna mencari keberadaan teman berambut pendeknya tersebut.
"Ngaret pasti nih Senju. Tuman!" sungutnya kesal.
Untuk menghilangkan rasa bosan di tengah penantian yang tidak pasti, gadis berhelai [hair color] itu memutuskan untuk memainkan game ular di ponselnya. Saking fokusnya dengan permainan ular sambung itu, [Name] sampai tidak menyadari seseorang yang duduk tepat di sampingnya.
Mata ungu yang seolah mengantuk itu tak lepas dari gadis yang masih asyik dengan dunianya sendiri. Tongkat loliipop di bibirnya bergerak saat ia memutuskan untuk membuka suara.
"Hari gini masih main ular sambung?"
Mendengar suara yang amat dikenalnya membuat [Name] seketika menoleh ke asal suara. Manik gadis itu sontak membulat mendapati orang yang tidak terduga sudah duduk di bangku yang sama dengannya.
"K-kak Asa?!"
Sebelah alis Wakasa terangkat melihat respons gadis bermata [eye color] tersebut. "Kenapa kau menatapku seolah aku ini hantu?"
Mengerjapkan mata, [Name] lantas berkata. "Hah? Mana mungkin! Kakak itu bukan hantu, tapi jodohku!"
Ah, blak-blakan seperti biasa.
Wakasa berdehem sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Kau menunggu Senju, 'kan?"
"Eh? Kok tahu?" tanya [Name] bingung.
"Senju memberitahuku. Dia tidak bisa datang karena terpeleset di kamar mandi."
"Benarkah? Tapi kok dia tidak-...."
Drttt... Drrttt ... Drrttt
Kalimat [Name] terpotong oleh getaran ponselnya. Gadis itu bisa melihat nama Senju berkedip manja di layar persegi panjang tersebut.
"Hallo?"
"[Name], maaf kencan kita batal. Kakiku terkilir saat jatuh di kamar mandi."
"Ah, baiklah. Tidak apa-apa. Tapi kau baik-baik saja, 'kan? Sudah ke rumah sakit? Apa aku perlu kesana?"
"Tidak usah. Aku baik-baik saja. Oh, iya. Apakah Waka sudah ada disana?"
"Ya."
"Bagus! Kau pergi dengannya saja ya? Sampai jumpa."
"Apa? Tapi- ..."
Tuutt... Tuutt... Tuutt
Panggilan terputus saat [Name] bahkan belum menyelesaikan kalimatnya.
"Bagaimana?"
Pertanyaan Wakasa membuat [Name] kembali menoleh ke arah pria berkuncir tersebut. "Bagaimana apanya?"
"Jadi pergi tidak?"
"M-memangnya kau tidak sibuk?" [Name] menatap Wakasa dengan ragu. Seingin apapun ia hang-out dengan sang pujaan hati, gadis bermata [eye color] itu tidak ingin kegiatan Wakasa terganggu karena dirinya.
'Katakan tidak katakan tidak!'
"Tentu saja aku sibuk."
'Ashiyal'
"K-kalau kau sibuk lebih baik-...."
"Lebih baik bergegas, 'kan? Jadi ayo pergi." Wakasa berkata seraya bangkit dari posisi duduknya.
[Name] menggigit bibir bawahnya. Gadis itu menahan diri untuk tidak memekik senang. Akhirnya! Akhirnya mimpi 'berkencan' dengan Wakasa tercapai juga!
Haruskah ia berterimakasih pada lantai yang membuat Senju terpeleset?
.
.
.Words : 595
Kamis, 23 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
OLDER || Imaushi Wakasa [✓]
Fanfiction"Kenapa semuanya berujung dengan kematian?" "Karena cintaku padamu sampai mati." . . . GAP Project Tokyo Revengers Fanfiction Wakasa x Reader Disclaimer : Tokyo Revengers © Ken Wakui Edit cover & banner © chlvray_ Fanfiction by aidasenju