🍭 4/5 🍭

1.2K 229 9
                                    

Ada perubahan rencana.

Jika tadinya [Name] dan Senju berencana untuk pergi berbelanja dalam rangka menguras uang Takeomi, kini gadis bermata [eye color] itu memilih untuk mengunjungi taman hiburan alih-alih boutique atau toko-toko yang menyediakan segala jenis kebutuhan perempuan untuk penampilan mereka.

Sebenarnya Wakasa tidak menyukai tempat-tempat yang ramai (kecuali keramaian karena perkelahian), tapi ini adalah taman hiburan, dimana banyak wahana-wahana menantang yang bahkan ia tidak tau untuk apa tujuannya. Tapi begitu melihat keantusiasan gadis di sampingnya, Wakasa rasa ia bisa sedikit mentolerirnya kali ini.

"Kau dan Senju berencana datang ke kesini? Kukira kalian akan pergi berbelanja," ucap Wakasa ketika ia selesai membeli 2 tiket untuk mereka.

"Perubahan rencana. Kau tau, kapan lagi kita bisa pergi berkencan." [Name] terkekeh senang, sementara Wakasa hanya diam seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Berkencan ya? Padahal kita pacaran saja tidak." Kalimat Wakasa berhasil menohok gadis di sebelahnya.

"Salahmu sendiri tidak mau jadi pacarku."

"Aku tidak pernah bilang aku tidak mau."

"Jadi kau mau?!" tanya [Name] senang.

"Tidak juga."

"Cih! Kau jangan menerbangkan orang jika akhirnya akan menjatuhkannya." Karena kesal, [Name] berjalan cepat meninggalkan Wakasa di belakang.

Pria yang menjabat sebagai eksekutif di Brahman itu hanya bisa menghela napas sebelum mengikuti [Name] yang kini sibuk melihat-lihat wahana dan stan-stan yang ada disana.

"Aku mau itu!" [Name] tiba-tiba menunjuk sebuah stan yang menjual berbagai aksesoris.

"Ya sudah beli saja."

"Memang aku mau beli! Huh!" Dengan kaki yang dihentakkan, gadis itu berjalan ke arah stan yang ia maksudkan.

Wakasa terkekeh sebelum mengikuti gadis bermata [eye color] tersebut. Begitu ia sampai di samping [Name], ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit bingung melihat [Name] yang kini tersenyum lebar sambil memegang sepasang bando dengan telinga mickey mouse di atasnya. "Kau mau membelikan Senju juga?"

"Tidak."

"Lalu?"

Pertanyaan Wakasa terjawab saat [Name] berbalik ke arahnya dan berjinjit untuk memasangkan bando berwarna biru di atas kepalanya.

"Apa yang kau-...."

"Jika kau melepaskannya, aku akan marah padamu sampai aku mati. Dan bahkan jika aku mati, arwahku akan menghantuimu sampai kau mati."

"Kenapa semuanya berujung dengan kematian?" Alis Wakasa bertaut tidak senang ketika ia bertanya.

"Karena cintaku padamu sampai mati." [Name] tertawa karena kata-katanya sendiri. Namun tawa itu seketika terhenti begitu melihat melihat ekspresi serius di wajah Wakasa.

"Kenap-...."

"Kau benar-benar menyukaiku?"

Manik [eye color] [Name] mengerjap begitu mendapat pertanyaan tak terduga dari pria di depannya.

"Tidak. Aku tidak menyukaimu." [Name] bisa melihat Wakasa terkejut atas jawabannya. Gadis itu tersenyum manis sebelum kembali berkata. "Aku tidak menyukaimu, tapi aku mencintaimu, Imaushi Wakasa."

Wakasa tak langsung membalas. Manik ungu pria itu tak lepas dari wajah [Name] yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Jika kau tidak bisa membalas perasaanku juga tidak apa-apa." [Name] masih mempertahankan senyumannya meski kini manik gadis itu sudah digenangi air mata. "Aku tidak bisa memaksamu untuk mencintaiku kembali. Dan mungkin ... Ini akan menjadi pernyataan cintaku yang terakhir untukmu. Kau tau, terkadang ketika perasaanmu tidak dianggap itu akan terasa menyakitkan. Tapi aku tidak menyesal telah mencintai orang sepertimu, Wakasa. Meski kau pendiam, jarang tersenyum, dan bersikap seolah tidak peduli, aku tau kau adalah orang yang baik. Jadi aku harap-...."

Kalimat [Name] terputus saat Wakasa membungkam bibirnya dengan sebuah ciuman.

Manik gadis berhelai [hair color] itu membulat sempurna. [Name] tidak pernah menyangka akan mendapat reaksi seperti ini dari pria yang ia sukai.

Seolah terbawa suasana, mata [Name] ikut terpejam dan perlahan membalas ciuman Wakasa.

Wakasa tidak suka menjadi pusat perhatian, namun jika apa yang ia lakukan ini akan menarik kembali air mata yang nyaris tumpah dari iris [eye color] gadis di depannya, maka ia memilih untuk tidak peduli.

Setelah beberapa saat, Wakasa melepas tautan bibir mereka dan membingkai wajah [Name] dengan kedua tangannya.

"Apakah itu sudah cukup untuk menjawab pernyataan cintamu?"

.
.
.

Words : 618Kamis, 23 Desember 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Words : 618
Kamis, 23 Desember 2021

OLDER || Imaushi Wakasa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang