Handcuff

7.6K 447 36
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya 😉

Tandai kalau ada typo~

Happy Reading~

***

Aku menggeliatkan tubuhku mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidur. Namun, pergerakanku terbatas karena tubuh besar yang memelukku erat dengan kedua lengannya yang melingkari perutku dan kakinya menindih kakiku.

Aku mengerang capek dengan posisi ini. Mencoba menggeser tubuh besar itu agar aku bisa mendapat sedikit ruang. Namun sia-sia karena tubuhnya tak bergeming sedikitpun. Aku pun menepuk-nepuk dadanya agar ia terbangun.

"Ada apa, Hanna?" suara berat itu keluar dari tubuh di sebelahku, tapi kulihat matanya tetap terpejam.

"Geser, capek."

Darren mengerjapkan matanya. Ia menatapku yang menggeliat-geliat di antara tubuh besarnya dan kekangan borgol di kedua tanganku.

Lelaki itu lantas bangun, terduduk di atas ranjang. Ia mengambil kunci borgolku dan membuka satu borgol itu. Kemudian menyambung satu borgol yang masih membelenggu tanganku dengan rantai panjang yang terikat di kepala ranjang.

Seketika aku merenggangkan tubuhku dengan lega. Walau masih terborgol, setidaknya aku masih bisa bergerak agak leluasa.

"Sudah? Ayo tidur lagi, masih jam 1 pagi." Darren meraih pinggangku, memindahkan tubuhku ke sisi ranjang yang lainnya, lalu kembali memelukku dengan belitan anggota tubuhnya.

"Sama aja! Capek, Dar. Kamu agak geser dikit."

"Nggak, nanti kamu kabur. Sudah tidurlah. Atau mau kuborgol lagi dua-duanya?" ancamnya membuatku terdiam patuh.

Darren mengeratkan pelukannya sembari memejamkan mata. Aku pun mau tak mau segera menyusulnya dalam lelap.

***

Aku membuka mataku dengan tangan meraba-raba samping tubuhku. Darren sudah bangun. Aku menengok borgol di tangan kiriku yang masih terhubung dengan rantai di kepala ranjang.

"Darren!"

"Sebentar!"

Beberapa menit kemudian kulihat Darren memasuki kamar dengan celana selutut dan kaos yang membalut ketat tubuh kekarnya. Ia tersenyum manis.

"Selamat pagi, Sayangku. Tidak ada yang lebih indah selain melihatmu masih di ranjangku saat pagi hari."

"Cih."

Ia terkekeh. Langkah kakinya mengayun ke arahku. Ia duduk di tepi ranjang. Meraih wajahku dengan tangannya yang besar dan mencium bibirku.

"Morning kiss."

"Aku mau mandi."

"Gimana ciumanku pagi ini? Enak?"

"Mau mandi."

"Enak?"

"Mau mandi."

"Oh mau mandi sambil enak-enakan?"

"Apa sih?!" aku memukul pundaknya. Ia tertawa ringan lalu menggendong tubuhku setelah melepas borgol dari tanganku.

Darren mendudukkanku di wastafel lalu berjalan menuju bath up. Mengisinya dengan air dan wangi-wangian favorite-nya.

Aku hendak turun dari wastafel namun suara Darren menghentikanku.

"Aku tidak memerintahmu untuk turun dari sana, Hanna." ucapnya sambil berjalan ke arahku.

"Biarkan aku yang melakukan semuanya untukmu. Aku sudah bilang mengenai hal ini berkali-kali, tapi kamu selalu melanggarnya."

"Aku punya tangan dan kaki. Aku bisa melakukannya sendiri."

DARK OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang