Neighbor

18.3K 785 54
                                    

Jangan lupa vote dan komen 😉
Tandain kalau ada typo ya~

Happy Reading

***

BRAK!

Karin terlonjak kaget begitu mendengar suara keras saat melewati pintu apartment tetangganya. Lebih tepatnya satu-satunya tetangga yang ia miliki di lantai 11 gedung tempat ia menyewa apartment untuk ia tinggali selama proses menyelesaikan studi jenjang S1-nya.

Sudah sejak semester 1 ia tinggal di apartment ini hingga sekarang ia memasuki semester 5. Awal ia pindah kemari ada beberapa apartment yang terisi di lantai 11 ini. Namun, entah mengapa satu persatu tetangganya mulai pindah, hingga tersisa 1 tetangga yang menurutnya cukup aneh.

Seorang laki-laki yang masih cukup muda, ia perkirakan berumur hanya beberapa tahun di atasnya. Awal mulanya ia pikir tidak ada yang aneh. Lelaki itu tampan dan baik. Sering menyapanya saat berpapasan di jalan atau saat bertandang ke apartment-nya untuk memberikan bingkisan berupa makanan. Karin senang memiliki tetangga yang baik. Namun, semakin ke sini, ia merasa ada yang aneh dengan lelaki itu.

"Ah, maaf. Kurasa suaranya mengganggumu. Aku lupa belum menutup rapat pintunya," ucap tetangganya yang sekarang sudah berada tepat di depannya.

Karin tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit kaget hehehe."

Lelaki itu menggaruk kecil tengkuknya merasa tidak enak. "Oh tunggu sebentar, aku sedang memasak sekarang. Sebagai permintaan maaf, aku akan mengantar masakanku ke apartment-mu nanti jika sudah selesai."

"Tidak perlu repot-repot," ucap Karin halus.

"Tidak, sungguh aku berharap kamu mau menerimanya," ucap lelaki itu kekeh.

Karin tersenyum dan mengangguk. Lantas terlihat senyum cerah dari lelaki itu.

"Baik, akan segera kuselesaikan dan kuantar padamu, Karin."

"Ya, aku akan menunggunya, Ryan."

Setelah berpamitan, Karin melanjutkan langkahnya menuju pintu apartment-nya yang berada di sebelah apartment Ryan. Ketika hendak menutup pintu apartment-nya Karin melihat Ryan yang masih meliriknya dari pintu apartment-nya sendiri. Seketika Karin merasa meremang saat melihat senyum Ryan yang misterius. Tak lama kemudian Ryan menutup pintunya dengan tetap melempar senyum pada Karin.

Karin yang merasa sedikit takutpun langsung menutup pintunya pula. Ia segera membersihkan diri setelah beraktifitas di kampus. Di bawah guyuran shower gadis itu menikmati aliran air yang menyegarkan tubuhnya dari kepenatan. Tanpa ia tahu ada cahaya merah yang berkedip redup di sudut kamar mandinya.

Masih dengan kimono mandi yang cukup sopan dengan lengan panjang, Karin bergegas menuju pintu ketika mendengar suara bel yang ia duga adalah tetangga misteriusnya.

Begitu pintu itu telah terbuka, tampak Ryan dengan senyum dan tangan yang memegang mangkuk berwarna putih.

"Ini silakan," ucapnya ramah.

"Terima kasih, Ryan. Masakanmu selalu enak," puji Karin sembari menerima mangkuk itu. Tubuhnya langsung menegang ketika dengan sengaja Ryan memegang tangannya saat memindahkan mangkuk yang dipegangnya.

"Aku sangat senang mendengarnya. Aku akan sering memberikanmu masakan yang kubuat. By the way, apakah aku boleh mampir sebentar?"

Tak enak hati menolak karena baru saja diberi makanan. Lantas Karin pun mengiyakan dan mempersilakan Ryan untuk masuk ke apartment-nya.

"Silakan duduk. Aku akan berganti baju sebentar," pamitnya.

"Ya, nikmati waktumu. " Ryan tersenyum tipis, yang semakin membuat Karin merasa tak nyaman. Namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya.

DARK OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang