Di belakang taman sekolah, Ayu kini tengah menghisap sebuah Vape di tangannya, sembari sesekali mengeluarkan asap dengan mendongakkan kepalanya ke atas. Kepalanya kini kian pening namun ia sendiri tak paham entah tengah memikirkan apa.
Baru satu hari ia menginjakkan kakinya di sekolah barunya ini, masalah sudah datang menghampirinya. Jika bukan karena perintah ayahnya, ia tak akan mau jika harus sekolah di sekolah negeri yang jauh dari kata indah ini. Ditambah lagi, agamanya yang dianut nya juga salah satu agama minoritas disini. Berbeda ketika dirinya berada di Bali.
Ayu kembali menghisap Vape nya, lalu membuang asap, sesekali memejamkan matanya memikirkan apa jadinya jika ia harus menghabiskan waktunya untuk bersekolah disini.
Sampai..
"Permisi, di sekolah ini ada aturan untuk dilarang ngerokok."
Seseorang kini benar-benar menganggu waktu sendirinya. Ayu dengan cepat menoleh ke arah sumber suara dengan malas, mendapati seorang laki-laki bertubuh jangkung, rambut yang terlihat dipoles dengan Pomade rapi, pakaian yang dikancing sampai atas, memakai semua atribut sekolah dengan lengkap. Ayu hanya membuang mukanya, tak mau menoleh ke laki-laki tersebut.
"Permisi, bisa jangan ngerokok disini?"
Lagi dan lagi, Ayu tak peduli dan memilih untuk tak menjawab.
"Permisi-
"Bacot tau ga!" Ayu berteriak sebal ke arah laki-laki tersebut, membuat laki-laki di hadapannya ini sedikit mundur karena terkejut mendengar hardikan yang keluar dari mulut Ayu.
"Lu siapa gua tanya? Yang punya sekolah? Hah?" Ayu bertanya dengan nada ketus.
"Saya bukan siapa-siapa di sekolah ini, tapi saya sebagai siswa dari sekolah ini juga punya tanggung jawab untuk laksanain semua aturan yang udah dibuat."
"Ya terus apa peduli gua? Gua mesti takut gitu sama omongan lu? Lu mau laporin gua? Laporin aja! Ga takut gua! Nih foto gua sekalian kalo perlu gua lagi nge-vape!"
"Lagian lu tau ga sih bedanya ngerokok sama nge-vape? Goblok kali ya lu? Ga bisa bedain apa gimana sih?" Ketus Ayu lagi, kembali menghardik laki-laki di hadapannya.
"Sama aja,"
"Sama-sama ngerusak paru-paru, bisa bikin mati."
Ayu yang tengah memejamkan matanya, lalu membuka matanya mendengar suara laki-laki itu.
"Ya terus lu doain gua mati? Sialan lu ya!" Ayu dengan penuh emosi bangun dari duduknya. Ia pikir Ayu akan takut akan ancaman yang diberinya?
"Sini lah lu kalo mau duel sama gua, ga takut ya gua! Di Bali gua sering hajar anak orang!"
Laki-laki di hadapannya kembali hanya mematung.
"Mending kamu siniin Vape nya, terus kelar."
Ayu membelalakkan matanya.
"Ga mau apaan sih lu! Gila lu ya? Ini vape termahal yang pernah gua isep! Sialan mau lu bawa gitu aja?" Ayu menyembunyikan Vape di tangannya ke belakang tubuh.
"Siniin, sebelum saya rebut paksa."
"Kok lu maksa sih bangsat? Siapa lu? Anak presiden juga bukan!" Ayu tak gentar. Siapa dia, sekenanya merebut vape kesukaannya.
"Saya emang bukan anak presiden, tapi saya warga sekolah ini jadi berhak untuk menasihati sesama siswa kalau ada siswa yang melanggar aturan yang udah dibuat."
"Bodo amat ga peduli! Ga penting buat gua! Mending lu ke salon deh, rambut lu dah kayak Mail yang di Upin Ipin tau ga? Ew banget!" Ayu mengolok-olok rambut dari laki-laki tersebut. Lagi dan lagi, laki-laki di hadapannya hanya terdiam dan tak membalas.
"Saya bilang siniin Vape nya, kalau kamu kasih, saya bisa langsung pergi."
"Ya terus apa untungnya kalo gua ngasih lu, nyet? Lu kalo mau nge-vape juga bilang aja sih! Lu mau tapi bokek kan lu? Jadinya malak vape gua! Bilang aja sih, sok-sokan minta Vape gua!"
"Saya ga nge-vape apalagi ngerokok,"
"Mending kamu serahin vape nya, abis itu kelar."
"Ga mau! Lu siapa? Sok iya banget lu!" Ayu tetap kekeuh pada pendiriannya.
"Siniin, saya masih baik-baik ya minta nya, belum saya pakai kekerasan."
"Ulululu, takut banget! Mau dong dikasarin!" Ayu malah melontarkan ledekan pada laki-laki di hadapannya.
"Siniin, Ayu."
"Dih tau darimana lu nama gua?" Ayu mengernyitkan dahinya heran.
"Badge nama kamu."
Ayu menundukkan kepalanya, baru menyadari bahwa terdapat namanya di badge nama seragam yang ia kenakan, tertera nama Dewa Ayu Komang Putri.
"Ga usah mikir yang nggak-nggak, saya bukan cowok yang gitu,"
"Lagian saya juga males liat baju anak SD yang udah kekecilan dipake sama kamu yang udah SMA."
Sialan. Laki-laki di hadapannya itu kini tengah memberikan sindiran secara halus pada Ayu, yang memang memakai baju seragam SMA yang lumayan ketat, sampai-sampai dalaman berwarna putih yang Ayu kenakan sedikit terceplak jelas.
Ayu menyeringai kecil, dan secara perlahan-lahan mulai memajukan tubuhnya mendekat ke arah laki-laki itu, membuat kini laki-laki di hadapannya terkejut. Perlahan-lahan Ayu mendekat sampai pada akhirnya tubuh laki-laki itu bersentuhan dengan tembok, membuat Ayu tersenyum puas, merasa menang.
"Kalo mau bilang sayang, jangan basa-basi." Ujar Ayu dengan berani, menatap kedua bola mata pekat di hadapannya sekarang, yang setelah Ayu perhatikan dengan jelas, laki-laki di hadapannya ini memiliki bulu mata yang lumayan lentik, alis yang hitam tebal, kedua bola mata indah berwarna hitam pekat, ditambah lagi terdapat bulu-bulu halus yang tumbuh di area wajah laki-laki tersebut. Ayu terkesima untuk sepersekian detik sebelum akhirnya laki-laki tersebut berusaha lari dari Ayu.
"Kamu jangan macem-macem, ini sekolah, saya ga mau kasar ya." Ujar laki-laki tersebut sedikit memberikan Ayu ancaman.
"Oh, kalo di luar sekolah berarti boleh dong?" Ayu dengan lantang dan tanpa takut berkata demikian.
Ayu menyeringai kecil, mulai berjinjit untuk menggapai bibir laki-laki di hadapannya. Bukannya tak mau menolak, namun kini Ayu benar-benar menghimpitkan badannya pada laki-laki itu yang membuat laki-laki itu tak mampu pergi kemana-mana. Ayu mulai memejamkan matanya, dan pada akhirnya satu kecupan singkat tercuri dari bibir laki-laki itu.
Namun tiba-tiba..
Brak!
Ayu jatuh pingsan di dalam dekapan laki-laki di hadapannya, yang jelas membuat laki-laki tersebut panik.
Prolog nya segini dulu yaw bestie, suka ga? Wgwgwg aneh-aneh aja Haliza, cerita 2 belum masih on going, tapi udah bikin cerita lain😌✊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Nerd Boyfriend
Teen Fiction[Follow terlebih dulu sebelum membaca!!] "Kenapa lo masih mau baik sama gue padahal gue selalu jahatin lo, Put?" Lirih Ayu dengan tatapan sendunya. "Kamu ga jahat, kamu cuma belum berubah, Yu." Putra membalasnya dengan senyuman kecil, ikut menatap A...