I

24 1 0
                                    

"Aku pulang."

"Sasuke..." Remaja berusia 12 tahun itu berlari menubruk Sasuke. Sasuke yang tak siap terhuyung ke belakang dan ambruk. Untung saja ada sofa panjang kali lebar di belakangnya.

"Hati-hati. Kenapa berlarian di dalam rumah." Sasuke mendekap remaja itu erat. Khawatir jika saja tadi mereka jatuh di atas lantai marmer berwarna putih tulang yang keras.

"Hehe.." Remaja itu hanya meringis menanggapi kekhawatiran Sasuke. "Habis, aku kangen. Kau tidak pulang dua hari. Tidak ada yang menemaniku tidur."

"Maaf, Lory-san memintaku membantu pekerjaannya. Katanya itu bagus untuk ku belajar lebih banyak." Sasuke yang berprofesi sebagai dokter magang memang harus banyak belajar. Dibimbing langsung oleh Lory Friedzky membuatnya lebih mudah mempelajari banyak hal.

Remaja yang masih berada di atasnya itu memberengut lucu. Menempelkan telinganya di dada bidang sang raven. Sekedar mendengarkan detak jantung yang mengalun rapi.

"Naruto.."

"Hmm.."

"Setidaknya biarkan aku mandi dulu."

"Mm.."

"Naruto.."

Yang di panggil tak menyahut. Terdengar dengkuran halus di atasnya. Rupanya ia tertidur. Yah, ini memang sudah hampir tengah malam. Pekerjaan nya sebagai dokter magang lumayan banyak. Seperti saat ini, terkadang dia harus menginap di rumah sakit.

"Hhh dasar,,apa kau benar-benar tidak bisa tidur tanpaku ?!"Sasuke bergerak perlahan. Mengangkat tubuh Naruto pelan dan membawanya ke kamar. Membaringkannya perlahan, takut jika nanti ia terbangun.

Sasuke mengelus pipi tan bergaris itu pelan. Memandang wajah terlelap Naruto membuatnya kehilangan rasa capeknya.

"Aku mandi dulu." Sasuke berbisik dan mengecup dahinya. Lalu beranjak ke kamar mandi.

🌞🌞🌞

Sasuke keluar hanya menggunakan handuk kecil yang melilit pinggulnya. Membuka lemari perlahan dan mengambil kimono biru gelap miliknya. Berbaring di sebelah Naruto.

Naruto merasa sedikit terusik. Masih memejamkan mata, ia berbalik dan memeluk tubuh Sasuke. Kebiasaannya sedari kecil. Ia tak bisa tidur nyenyak tanpa Sasuke di sampingnya. Sasuke membalas dengan memeluk tubuh mungil teman tidurnya. Mengecup singkat dahi Naruto dan menyusul Naruto ke alam mimpi. 'Mimpi indah tentangku, Naruto.'

🌞🌞🌞




Satu tahun setelah kepergian Naruto, Sasuke memutuskan untuk melanjutkan kuliah s2 di Kanada. Ibunya memintanya untuk tinggal bersamanya. Sasuke anak yang pandai. Dia bisa menyelesaikan kuliahnya dengan cepat.

"Selamat pagi mom."

"Pagi sayang. Bagaimana tidurmu, nyenyak ?" Mikoto menghampiri putranya.

"Iya mom. Aku bahkan mimpi indah." Sasuke mengecup dahi ibunya. Rutinitas nya untuk memulai pagi yang di harapkan akan indah.

"Benarkah ? Anak mommy ini mimpi apa semalam. Maukah bercerita?"

"Hmm. Mimpi tentang sosok mentari yang selama ini ku rindukan." Sasuke bercerita dengan senyum menghiasi wajahnya. Tetapi mimik wajah Mikoto malah berubah sedih.

Di tahun pertama Sasuke pindah ke Kanada dan tinggal bersamanya, ia sering terbangun tengah malam dan mendapati Sasuke yang menangis dalam tidurnya. Jika di tanya ada apa, Sasuke hanya terisak dan memeluk ibunya.

Because My Heart is You S2Where stories live. Discover now