"Pig, aku tak mau ikut!" Perkataan Sakura terdengar putus asa dari seberang panggilan suara.
Ino sudah memprediksikan ini. Sahabat jidat lebarnya pasti akan merengek untuk membatalkan ikut serta ke malam keakraban tahun ini.
"Jujur saja Forehead, aku tidak tahu bagaimana perasaanmu waktu itu ataupun sekarang. Tapi kalau kau mundur, kau pasti dengan mudah dianggap lemah. Jangan hiraukan dia dan berfokuslah pada acara ini." Ino berusaha membujuk sahabatnya itu. Bukan untuk apa-apa, tapi ia tak ingin sahabatnya berlarut-larut.
"Bisakah aku, Ino?" Lirih Sakura sambil memandang langit-langit di kamarnya. Membayangkan hal-hal apa saja yang akan dialaminya tiga hari kedepan. Tidak ada pilihan lain.
Naruto © Masashi Kishimoto
Incomplete © Val Morlightdale
All photos © to the right artist/owner (Pinterest)Tibalah hari Jumat, dimana malam keakraban itu akan berlangsung selama tiga hari. Sang ketua, Uchiha Sasuke dan timnya sengaja memilih tempat di alam terbuka agar mereka bisa memanfaatkan libur semester dengan refreshing.
Pagi-pagi sekali bus rombongan Konoha University itu bergerak meninggalkan halaman kampus. Dan baru setengah jam perjalanan sudah banyak yang tertidur. Mungkin akibat dari ujian semesteran yang membuat mereka tidak tidur dengan nyenyak selama berhari-hari.
Lihat saja Nara Shikamaru, ia sudah bergelut di alam mimpinya. Namun tidak dengan Akimichi Chouji, pria berbadan besar itu asyik bermesraan dengan keripik kentangnya. Sedangkan Sakura duduk disamping Ino. Asyik mendengarkan lagu-lagu kesukaannya melalui airpods. Entah kenapa ia tidak tenang, namun tetap berusaha memantapkan hatinya.
Perjalanan itu membutuhkan waktu hampir setengah hari. Apabila keadaan mendukung, mereka akan tiba sore hari. Ini sudah berkali-kali rombongan itu berhenti di rest area. Dan kali ini bus mereka berbelok ke pusat rest area terbesar disana.
"Kali ini kita akan berhenti selama 30 menit dan ingatlah batasan waktunya, jangan sampai tertinggal bus. Perlu dicatat kalau ini ada rest area terakhir yang kita singgahi." Ucap pria di balik maskernya. Sebagai pendamping mahasiswa, Kakashi pada dasarnya malas menyibukkan dirinya di acara ini. Pikirannya hanya tertuju pada buku berwarna hijau yang hanya dimengerti olehnya.
Sakura turun dengan tergesa-gesa, Ino dibelakangnya berusaha menyusul Sakura namun gadis itu melesat dengan cepat menuju toilet. Panggilan alam, katanya.
Selesainya Sakura dari toilet, ia memandang sekitarnya dan tidak menemukan Ino atau teman-teman yang dikenalnya. Mengendikkan bahunya, apa boleh buat? Sakura mengatensikan kepalanya kesana kemari mencari sababat pirangnya. Dirasa tak menemukan keberadaan Ino, Sakura melangkahkan kakinya menuju minimart di rest area itu. Untung saja netra hijaunya melihat Hinata yang sedang bersama dengan Naruto.
Romantis sekali, pikirnya. Bagaimana tidak? Lihatlah mereka sedang menikmati se-cup ramen instan berdua. Entah romantis atau menghemat, beda tipis. Sakura melanjutkan untuk membeli roti dan coklat hangat. Begitu selesai, Sakura tak menemukan satupun tempat untuk duduk jadi ia memutuskan untuk menikmati roti dan coklat hangatnya diluar.
Tak ingin ada gangguan, Sakura mencari tempat yang sepi di sekitar halaman belakang mini mart yang ditumbuhi pepohonan rindang. Baru saja hendak berbelok, matanya membulat dan mulutnya menganga melihat duo insan yang sedang bergelut lidah.
Sakura menjadi saksi pergerumulan panas Ino dan Sai yang sedang asyik berciuman mesra. Matanya merekam jelas baju keduanya yang tampak kusut dengan dua kancing kemeja Ino yang sudah terbuka.
'Holyshit Pig.' Gadis itu mengumpat melihat aksi panas sahabatnya yang cukup berani. Pantas saja ia tak bisa menemukan Ino dimanapun. Perlahan tanpa menimbulkan suara, kaki jenjangnya melangkah mundur dan menjauhi tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCOMPLETE
FanfictionApa itu cinta? Bagi Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura, cinta hanyalah perasaan yang sia-sia. Kejadian menyakitkan di masa lalu membuat keduanya tidak percaya akan cinta dan kepercayaan. Kenyataannya, secara garis takdir mereka dipersatukan. Akankah m...