Prolog

104 12 2
                                    

Pagi hari di ibukota Jakarta, di salah satu perumahan elite di sana, ada seorang pemuda yang sedang bersiap untuk pergi berangkat ke sekolah. Mengingat hari ini adalah hari pertama ia mulai masuk ke sekolah dengan tingkat yang lebih tinggi lagi dari sebelumnya.

Hari ini, ia resmi menjadi seorang siswa SMA tahun pertama. Ia sudah rapi memakai seragam sekolah nya yang di balut dengan rompi almamater. Ia sedang memasukan beberapa buku kosong ke dalam tasnya.

Drrtt~ Drrtt~

Ia menoleh ke arah nakas yang berada tepat di samping tempat tidurnya, dan melihat ponselnya yang menyala. Ia kemudian beranjak dari meja belajarnya dan berjalan ke arah nakas untuk mengambil ponsel nya.

Ia membuka kunci ponselnya dan membuka aplikasi chat di sana, karena ia lihat ada pesan masuk di ponselnya.

Ia kemudian kembali mematikan ponsel miliknya, dan meraih tas untuk segera bergegas pergi menuju lantai bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia kemudian kembali mematikan ponsel miliknya, dan meraih tas untuk segera bergegas pergi menuju lantai bawah.

Sesampainya di lantai bawah, ia melihat di ruang keluarga sudah terdapat ayahnya yang sedang merapikan pakaian sambil menonton berita yang muncul di televisi.

Ia tersenyum ketika melihat itu kemudian ia berjalan mendekat ke arah ayahnya.

"Good morning, Daddy!" ucapnya sembari mengecup pipi sang ayah.

"Good morning, Prince!" balas sang ayah sembari ikut mengecup pipi anaknya tercinta.

Setelah menyapa sang ayah, ia langsung pergi berjalan menuju ke arah dapur, yang sudah dipastikan ada ibunya di sana sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

Ia berlari kecil dan memeluk tubuh ibunya dari belakang sembari mengecup pipi sang ibu dalam pelukan, "Good morning, Mommy!" ucapnya lebih bersemangat.

Sang ibu tersenyum kecil, ia kemudian menghentikan sejenak aktifitas yang sedang dilakukannya dan membalikan tubuh, "Good morning, Juan sayang!" balas sang ibu sembari memeluk tubuh anaknya yang kini sudah jauh lebih tinggi daripada dirinya.

Anak lelaki yang sedari diceritakan bernama Juan.

Juan kini berjalan menuju arah meja makan, kemudian ia duduk di kursi yang biasa ia tempati. Juan menaruh tas nya tepat di bawah samping kursi miliknya.

Sang ibu kembali menatap ke arah Juan yang sedang asyik melihat dirinya memasak, "Kakak, abang udah siap?" tanya sang ibu.

"Gak tau, Mom. Kakak coba chat abang ya." ucapnya sembari mengeluarkan ponsel miliknya yang ia simpan di dalam saku celana.

" ucapnya sembari mengeluarkan ponsel miliknya yang ia simpan di dalam saku celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(not) TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang