☘☘☘
"Selamat pagi tante Inggit"
"Selamat pagi Renjana cantik" Wanita dewasa bernama Inggit itu mencubit pipi Renja pelan.
"Kamu kok malah kesini Ja?" Kata Inggit mengingat sesuatu.
"Kan mau berangkat sama Agas"
"Kan Agasnya kerumah kamu Jaaa" Kata Inggit menghentikan aktifitas nya sebentar.
"Hah?! Gimana sih si Agas"
"Yaudin tan, Renja kerumah deh, dada tanteee" Renja berlari dari pekarangan rumah Agas. Renja berhenti sebentar dan menoleh pada tukang kebun rumah Agas,
"Bang Udin, dipanggil tante Inggit!!"☘☘☘
"Mamah!! Renja!! Mah Renja nya mana??" Teriakan sosok Agas menggema diseluruh penjuru rumah.
"Astaga dua bocah ini yaa, bikin pusing aja" Inggit tampak menghembuskan napas.
"Renja balik lagi nyamperin kamu dirumahnyaaa, eh kamunya malah kesini"
"Lah tadi gaada siapa siapa dirumahnya mahh, makanya Agas langsung balik, karena pasti Renja udah kesini" Keluh Agas sambil mendudukkan tubuhnya disofa.
Inggit hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Agas memutuskan untuk menunggu lima menit dirumahnya. Namun Renja tak kunjung datang. Akhirnya Agas langsung berangkat ke sekolahnya.☘☘☘
"Heh Agas kampret!! Gajelas banget sih lu!!" Renja mendorong bahu Agas pelan ketika mereka berjalan depan belakang saat di lobi sekolah.
"Lu yang gajelas bambang!" Balas Agas dengan mendorong bahu Renja juga.
"Udah diem! Sekarang mana tugas matematika lo" Tangan besar Agas berhasil merampas tas punggung Renja dengan mudah dan mulai menggeledah isinya.
"Emang hari ini ada matematika?"
Pertanyaan Renja menghentikan aktivitas penggeledahan yang dilakukan Agas.Dengan hembusan napas pelan Agas mengembalikan tas milik Renja dan berbalik arah lalu melanjutkan perjalanan nya ke kelas.
"Arya Bagas Permadi?!!" Suara lantang Pak Haris berhasil membuat Agas menghentikan langkahnya.
"Wahai Renjana Dwika sahabatku, apakah dikau mendengar suara Bapak Haris yang sangat lantang itu, apakah dikau masih tidak mengingat tugas matematika dari beliau?"
Tanpa menjawab pertanyaan formal Agas, Renja dengan percaya dirinya membuka pintu kelas.
"Selamat pagi Bapak Haris terhormat" Sapa Renja bahagia.
"Renjana Dwika! Kamu terlambat" Pak Haris sedikit menurunkan kaca matanya.
"Kan baru sampe Agas Pak Haris ngabsennya, jadi yang telat Agas aja, Renja mah masih ada waktu buat jawab Renja hadir Pak" Katanya perlahan namun berhasil membuat Agas menganga diambang pintu.
Tanpa memperdulikan apapun Renja duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku matematikanya.
"Anu pak, itu, tadi Renja, ini gegara si Renja nih pak"
☘☘☘
Agas berjalan gontai menuju kantin, melambai lambaikan tangannya dan kemudian menjatuhkan tubuhnya dimeja tempat Renja dan teman temannya yang lain makan.
"Wtf Agas!!"
"Apasih Miii!! Diem dulu deh lelah nih gue"
Karena terlambat, Agas mendapatkan hadiah dari Pak Haris dilapangan berupa tiang bendera yang harus ia hormati selama jam pelajaran beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM AND I
RandomJika bicara masalah waktu, wajar saja perasaan sejenis cinta itu tumbuh. Dan jika dilihat dengan siapa, tentu saja dia adalah orang yang tepat. Fase yang indah jika mendapat feedback sesuai ekspektasi. Jangan lupakan satu fase lagi, sepertinya fase...