#1
Jadi, apakah kalian sudah tau resiko begadang di hari-hari aktif sekolah?.
Baiklah, mungkin kalian masih belum mengetahui dengan jelas atau bahkan sudah paham betul karena kalian salah satu oknum yang bersangkutan?. Jadi, mari kita buktikan.
Kicauan burung yang mengalun lembut ditelinga selaras dengan sejuknya embun pagi membuat para manusia semakin betah bergelung dengan selimut tebalnya. Nikmat duniawi memang susah untuk dihindari.
Tidak jarang mereka mengesampingkan rutinitas wajib yang harus segera di lakoni demi rasa egois dan ketamakan mereka sendiri. Dan terus menerus berpikir bahwa masih banyak waktu yang tersisa, hingga tidak sadar bila detik, menit, dan jam tidak akan berputar ke kiri. Kecuali jam nya sedang rusak
Mungkin hal itu tengah dilakoni banyak orang saat ini, dan salah satunya gadis bertubuh bongsor yang masih asik menyelami alam mimpi ditemani boneka kelinci kesayangannya.
Tidak perduli alarm yang terus berdering keras dan mencoba mendobrak alam bawah sadarnya. Namun nihil rasa kantuknya masih saja bebal. Mungkin sampai rumahnya kedatangan bapak presiden sekalipun tidak akan mampu mengalahkan rasa kantuk gadis itu.
Lalu apa itu, masih ada kekacauan lainnya yang bahkan tidak mampu diucapkan kata-kata biasa, laptop yang masih menyala, earphone yang tergeletak dilantai serta tumpukan lembaran tisu yang masih berserakan dimana-mana.
Sangat berantakan, dan sangat menyakitkan untuk dipandang mata.Mungkin sedikit pergerakan pada kakinya akan membuat situasi semakin kacau.
Mau bertaruh? Jika kakinya bergerak sedikit saja, maka tubuhnya yang sudah berada di ujung kasur itu akan jatuh ke lantai.
Srekk
gedubrak
Tepat! Perkiraan yang sangat bagus bukan?, dan bagian sempurnanya adalah hanya butuh satu detik akhirnya gadis bongsor itu terbangun dari alam bawah sadarnya. Netranya mengamati sekitar, lalu beralih ke arah alarm di nakas yang tepat berada di samping tempat tidur yang sedari tadi sudah berbunyi berkali-kali.
Detik pertama, ia gunakan untuk mengembalikan alam sadarnya, dan mengumpulkan sisa nyawanya. masih menguap dan menggaruk rambutnya yang berantakan, khas seorang bangun tidur yang sama sekali tidak ada kata aesthetic didalamnya.
Detik ke dua, kantuk tak lagi menyerangnya, ia terkejut bukan main , namun ia memang harus terkejut bukan saat menyadari bahwa dirinya berada dilantai bukan diatas kasur empuknya, dan yang lebih membuat nya terkejut adalah pinggangnya yang terasa encok akibat jatuh dari kasur nya sendiri.
Detik ketiga, ia gunakan untuk mengumpat dan meratapi kebodohannya sendiri yang sudah terduduk sambil memegang pinggangnya yang kesakitan. Sakit sekali batinya.
Selang sepuluh detik, akhirnya mata sayunya melirik kembali alarm di nakas. Sialan! Dia kesiangan dan baru saja sadar sepenuhnya.
Setelah mengetahui bahwa dirinya berada dalam mode kesiangan, pasti kalian tahu bukan bagaimana keadaan gadis itu sekarang? kalang kabut
Dia berlarian kesana kemari, menggosok gigi dan mencuci wajah khas bangun tidurnya kemudian segera meraih ransel yang tergeletak diatas nakas, nasib baik karena si gadis ini sudah menata buku pelajarannya hari ini.
Namun ada satu hal penting yang gadis ini lupakan, tentu saja. Bagaimana bisa, dia lupa mengenakan seragam sekolahnya. Si gadis yang sudah menuruni setengah tangga itupun segera berlari secepat kilat ke kamarnya untuk menukar piyama anak bebeknya dengan seragam sekolah hari ini. Dengan secepat kilatan cahaya si gadis itu sudah berganti seragam sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor Evanescent
Teen FictionTentang kisah yang pernah singgah,diantara jutaan kisah yang telah di takdirkan. Kamulah satu-satunya kisah yang aku ingin perjuangkan,walau alam semesta menolak sekalipun. Bagiku kamu seperti hujan Hujan yang datang tanpa kabar Hujan yang saling be...