>10-12<

170 25 0
                                    

Bab 10

Tak terduga lezat. 

    Karena tidak banyak bumbu yang ditambahkan ke sayuran, itu lebih dekat dengan rasa aslinya, sehingga mudah untuk memakan bahan yang segar dan empuk. 

    Jadi pertanyaannya, dari mana bahan-bahan segar dan lembut ini berasal? 

    Semua supermarket di Ancheng, dan bahkan pasar grosir sayuran, telah lama dikosongkan. 

    Bahan-bahan yang ditimbun hingga kini sudah tidak segar lagi. 

    Pria itu ragu-ragu dan ingin kembali dan bertanya. 

    Tetapi memikirkan banyak hal yang harus diselesaikan selanjutnya, saya masih menyerah. 

    Selain itu, setelah melambat, saya merasa bahwa saya terlalu banyak berpikir. 

    Dari mana lagi sayuran ini berasal? 

    Ini tidak lebih dari orang-orang menimbun lebih banyak, dan teknologi pemeliharaan segar lebih baik. 

    Dia menundukkan kepalanya dan menghabiskan beberapa gigitan terakhir pancake, hanya untuk merasakan mulutnya penuh dengan aroma. 

    Ketika saya membuang kemasannya, saya tidak lupa melirik kantong kertas-"Toko Sarapan Harapan". 

    Dia ingat nama itu. 

    Sebagai orang yang tinggal di dekatnya sepanjang tahun, toko ini masih sangat asing. 

    Itu harus baru dibuka, dan bosnya pandai dalam pengerjaan. 

    Jika bahan-bahan di toko tidak akan segera habis, jika terus buka besok, dia masih ingin membelinya lagi. 

    Setelah pria itu pergi, beberapa orang datang untuk membeli pancake. 

    Beberapa pelanggan bahkan memilih untuk tinggal di toko daripada membawanya pergi. 

    Lin You membawa semangkuk bubur delapan harta untuk gadis muda itu. 

    Gadis itu memiliki rambut panjang dalam selendang dan terlihat sangat halus. 

    Dia melirik bubur delapan harta, matanya penuh cahaya: 

    "Ketika saya memesan bubur delapan harta, saya pikir bahannya akan pendek, dan kacang delapan harta akan diberikan lebih sedikit. Tapi di sini, mengapa bahan-bahannya sangat kaya ... "

    Dia mengambil sendok dan mengambil sesendok bubur delapan harta dan memasukkannya ke dalam mulutnya. 

    Kacang merah, lengkeng, kacang tanah, kacang pinus, ubi, lili, dan bahan-bahan rebus lainnya semuanya ada di mulut Anda. 

    “Rebusannya sangat enak.” Gadis itu menatap Lin You, “Sebenarnya ada biji persik yang besar.” 

    Lin You tersenyum: “Enak sekali.” 

    Sekarang di Ancheng, semakin sedikit toko sarapan yang berani membuatnya. bubur delapan harta. 

    Karena satu pot akan mengkonsumsi bahan yang tak terhitung jumlahnya. 

toko sarapan di lantai bawa {{END}}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang