>22-24<

122 15 0
                                    

Bab 22

Daging berderit pada rangka besi di atas api arang. 

    Aromanya meluap, dan Anda bisa menciumnya sepanjang jalan. 

    Qi Kai meletakkan daging panggang di tangannya di atas nampan dan memberi tahu Lin You bahwa mereka harus bergegas dan makan. 

    Lin You mengambil seutas tali dan melihatnya, ada minyak merah di tali itu. 

    Mie berbumbu seperti jinten dan cabai yang dibungkus rapat di permukaan daging, membuat orang merasakan nafsu makan. 

    Dia menelan ludah dan menggigit sepotong daging. 

    Untuk sesaat, saya hanya merasakan lemak meledak di mulut saya, penuh rasa, dan rasa bahagia yang tak bisa dijelaskan. 

    Qi Kai berdiri di depan oven, mencium aromanya, dan mau tidak mau mengambil banyak. 

    Begitu dia menggigit sepotong daging, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas kepada Lin You, "Jangan bilang, aku benar-benar mengira itu adalah bos barbekyu yang melakukannya." 

    Lin You tersenyum padanya. 

    Saat malam tiba, cuaca agak dingin. 

    Lin You awalnya mengenakan mantel, tetapi duduk di depan kompor yang hangat, dia merasa sedikit panas. Jadi dia kembali ke toko dan melepas mantelnya. 

    Dia sedang duduk di bangku kecil makan tusuk sate dan melihat ke langit. 

    Sekarang langit akhirnya bukan tinta tebal, tetapi cahaya yang lebih redup. 

    Sulit bagi Lin You untuk membayangkan bahwa beberapa hari yang lalu, karena bahan yang tidak mencukupi, dia hampir menutup toko. 

    Tak disangka, bukan hanya buka kembali sekarang, tapi ternyata banyak sekali rekan-rekan yang datang membantu. 

    Hanya memikirkannya, Tong Lan tiba-tiba memindahkan bangku, duduk di depannya, dan berkata, "Di dalam agak pengap, saya akan keluar untuk menghirup udara segar." 

    Situasi ini tampaknya sangat emosional. 

    Keduanya duduk berdampingan untuk sementara waktu, dan Tong Lan tiba-tiba menopang dagunya dan berkata, 

    "Dengan bahan-bahannya, masalah lain akan diselesaikan satu demi satu. Ancheng pasti akan menjadi lebih baik dan lebih baik."

    Lin You mengangguk. 

    Memang ada lebih banyak harapan dalam hidup. 

    Saat berbicara, sepertinya seseorang akan datang. 

    Langkah kaki pria itu sangat pelan. Dia berdiri di depan panggangan, mengendus-endus hidungnya dan mengendus, dan berkata, 

    "Kamu memiliki kehidupan yang sangat melembapkan. Kamu masih makan tusuk sate di sini. Saya belum makan daging selama dua hari. " 

toko sarapan di lantai bawa {{END}}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang