•••
00. Api
31 Oktober 2006
Tangisan seorang gadis terdengar di mana mana. Membuat sang ayah geram."Kenapa kamu menangis?"
"Ayah, tolong ampuni aku. Aku sakit," ucapnya dengan bibir bergetar. Ia tersiksa dengan rasa dingin ini.
Sang ayah hanya memalingkan wajahnya tak Sudi melihat anak gadisnya tersiksa seperti itu. Semua ini tentu berawal dari dirinya sendiri yang tak bisa menahan nafsu.
"Ayah," panggilnya lagi.
Lagi dan lagi ayahnya pergi meninggalkan dirinya seorang tanpa menghiraukan keadaannya.
"Hiks."
Sementara ayahnya pergi kearah ruang yang sepi. Ia menutup mata, dan berbicara dalam hati.
"Aku kasihan," ucapnya.
"Kirim saja ia pada planet Saturnus, asingkan anakku dan aku akan mengurus segala hal," balas seseorang yang bisa di dengar oleh pria itu.
Tatapan tajam tertuju pada sebuah planet. Ia bergumam, "kau egois."
"Berikan saja anakku," teriaknya. Membuat sang pria menutup telinganya.
Senyum smirk tersungging. "Aku akan mengasingkannya, tetapi tidak di planet yang kau tinggal."
"Kau egois," balasnya.
Pria itu terkekeh. Ia mengangkat tangannya lalu sebuah cahaya keluar dari jari jari tangannya. Cahaya itu semakin bersinar membuat semua penghuni Bulan menutup mata mereka.
Dan kemudian.
BRAK!
BOOM!
Ditengah malam, seorang gadis jatuh dari atas langit, ia jatuh secara perlahan.Gaun kuning bercampur hitam itu bergerak kesana-kemari sesuai dengan arah udara.
Dengan mata tertutup, gadis itu menikmati udara segar menyerang tubuhnya. Kaki polosnya yang berkulit putih kekuningan itu nampak cerah.
Rambutnya berantakan, bibir tipisnya memerah alami. Wajah putihnya seakan mengeluarkan cahaya, tetapi tangannya seakan mengeluarkan asap.
Gadis itu bernama Eliane Amia Kai. Eliane masih menikmati semua ini. Rasanya memang berbeda, karena ia pertama kali datang ke bumi.
Ia lantas membuka matanya, pertama yang ia lihat adalah api. Api menyambar sangat besar, ia lantas mendarat ditengah-tengah api itu.