Pagi itu mentari masih malu menunjukkan wajahnya, si awan kelabu masih setia menyelimuti langit hingga suasana pada pagi hari itu masih nyaman untuk dibuat tidur. Semua manusia tidak terkecuali Baeara pun juga masih ingin bergelut dengan gulingnya. Bahkan ibunya saja sudah bergeleng ria menghadapi anak pertamanya tersebut.
"Ara, kamu tidak ada kuliah pagi ini? Jangan sampai yang bangunin kamu Papa ya. Bahaya." ujar Aletta sambil tersenyum manis dan tentu saja jahil. Penakluk anak pertamanya hanyalah Elyas, suaminya. Dirinya segera menuju ke dapur dan duduk di samping Elyas. Elyas hanya melihat Aletta sekilas dan langsung paham. Ia hanya tersenyum dan mengusap pelan pucuk kepala Aletta. Sudah 10 langkah berjalan, Elyas kembali berjalan mundur dan melumat bibir Aletta kilat, "mumpung anak-anak belum ada yang keluar" cengir Elyas.
"Ra, kamu kalau ga ada kuliah ayok bangun bantuin Papa. Buruan" ujar Elyas tanpa basa-basi. Ajaibnya, hanya dengan itu mata Ara yang semula lengket tiba-tiba terbuka dengan cepat dan ia langsung terduduk. Elyas hanya menyeringai melihat putri pertamanya.
"Kita mau kemana lagi si Pa" ujar Ara sambil menggunakan nada manjanya. Hanya saat sendiri seperti ini ia dapat menjadi manja, beda cerita jika kedua adiknya nanti sudah bangun. Papanya tersenyum jahil, dan keluar dari kamar putrinya. Ia segera keluar kamar dan menemui mamanya di dapur. Dengan manja ia memeluk Aletta dari belakang. "Dibohongin Papa lagi, huft" adu Ara sambil melirik sebal pada Elyas. Aletta hanya tersenyum mendengarnya.
Aletta hanya terkikik dan menyuapi Putri pertamanya itu dengan kuah kaldu sup buatannya. Ia membuat sup ayam untuk sarapan mereka pagi hari ini.
"Gimana rasanya? Keasinan?" Tanya Aletta.
"Hmm, enak banget ma. Aku mandi dulu terus mau makan, boleh ya?" ujar Ara sambil berjalan menuju ke kamarnya karena kamar mandi miliknya berada di dalam kamar.
"Jangan tidur lagi, atau Papa ambil jatahmu" tukas Elyas tanpa mengalihkan pandangannya dari koran bisnis yang sedang ia baca.
Setelah selesai mandi Ara buru-buru pergi menuju ruang makan dan menyusul keluarganya untuk sarapan sup ayam buatan Aletta. Di meja makan sudah ada kedua adiknya, Flora dan Joanna. Ara hanya tersenyum simpul melihat Flora yang seumuran dengannya. Ia segera duduk di dekat Aletta dan mengambil nasi sekucupnya. Keluarga itu makan dengan tenang sambil sesekali berbincang ringan.
Ara mecuci piring para anggota keluarganya sambil membereskan dapur bekas Aletta memasak tadi. Tak berapa lama terdengar nada dering gawainya. Flora yang ada di dekat Ara mengambilkan handphone milik Ara. Setelah memastikan tangannya kering, Ara mengambil handphonenya dari Flora dan memberikan gesture tangan berterimakasih pada Flora.
"Halo, dengan Baeara?"
"Iya saya sendiri. Apa yang bisa saya bantu?"
"Oh ini saya, Ratna dosen wali kamu. Tolong kabarin anak-anak untuk membaca ulang chat saya di grup ya. Sama jangan lupa besok sudah masuk."
"Baik bu Ratna, nanti saya sampaikan ke ketua angkatan biar disampaikan ke teman-teman. Apakah perlu saya kirim kontaknya ibu?"
"Boleh, saya tunggu. Salam buat orang tua kamu ya." ujar dosen itu dan menutup sambungan pembicaraan mereka.
Hari ini memang kuliah diliburkan karena beberapa dosen sedang ada urusan dinas yang akhirnya membuat ketua angkatan meminta hari libur sehari kepada dosen. Setelah mengirimkan konta ketua angkatan kepada dosennya, Ara duduk bersantai di depan televisi. Malas menonton tayangan tv local, ia menyambungkan smart tvnya dengan akun netflixnya dan menonton drama korea.
"Kak aku berangkat dulu ya" ujar Joanna sambal mencium pipi Ara disusul dengan ciuman pipi dari Flora. Ara hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Hati-hati Pa, Ma" ujarnya kepada keluarganya yang akan berlibur tanpa dirinya karena ia memiliki urusan yang harus ia lakukan.
Setelahnya ia masuk dan mengunci pintu rumahnya, segera bersiap untuk menuju ke tempat dimana ia dan teman-temannya akan berkumpul membahas tugas kelompok yang diberikan oleh dosen killer mereka.
Setelah merasa cukup dengan tatanannya yang simple dan rapi ia segera keluar rumah dan tidak lupa menguncinya. Pembantu mereka sedang pulang sehingga mau tidak mau Ara harus menjadi anak mandiri yang berada di rumah sendiri tanpa bantuan siapapun. Ia keluar dan menaikki ojek online yang sudah ia pesan menuju ke tempat yang ia mau. Ia sedang malas menggunakan kendaraannya.
Setelah membayar driver ia segera menuju ke café dimana ia dan teman sekelompoknya akan mengerjakan tugas. Setelah melihat sekeliling akhirnya ia menemukan beberapa wajah yang tidak asing. Ara dengan perlahan menuju ke arah mereka yang sedang asyik bercengkrama. "OI" pekik Ara sengaja membuat kaget kawan-kawannya itu. Terlihat temannya terkejut lalu memaki tanda kesal dengan kehadiran Ara. Tentu saja setelahnya mereka tertawa dan mempersilahkan Ara duduk. "Kamu gapapa ditinggal liburan?" Tanya salah satu temannya Natasya. Ara hanya mengangguk sambal memanggil pelayan untuk memesan minuman dan kudapan. "Ra, enaknya tugas kali ini dikasih berapa video ya?" tanya Aleeka ke[ada Ara yang sudah mulai focus ke mereka sambil menunggu pesanannya. "Kayaknya ditambahin aja sih. Btw kita ada anggota dari kakak tingkat ga sih?" tanya Ara kepada teman-temannya. "Adalah, kenalan gue di ukm sport. Abhay. Gue udah lumayan deket sih Ra" ujar Sagara menanggapi pertanyaan Ara. Ara menganggukkan kepalanya dan kembali focus kepada pekerjaan mereka.
"Hati-hati dong" terdengar suara dingin lelaki yang menurut Ara siapapun yang mendengarnya akan memilih untuk tidak berbicara lagi dengannya. Ia menoleh dan melihat seorang lelaki sedang memarahi pelayan yang sedang membawa pesanan. Ara berdiri dan menghampiri mereka. "Mbak, ini pesanan saya kan?" tanya Ara melihat nampan yang terlihat sangat berantakan karena minumannya tumpah. Pelayan tersebut hanya mengangguk lemah. Sagara yang mendengar keributan mengalihkan suaranya dan menhampiri sumber keributan. "Bhay, lu ngapain deh? Ra?" tanya Sagara. Ara menoleh ke Sagara dan kaget bahwa lelaki di sebelahnya ini adalah kakak tingkat juga teman sekelompoknya.
Ara mulai bisa merasakan tatapan dari pengunjung ke arah mereka semua. "Yaudah mbak tolong buatin lagi ya, Kak Abhay mau pesen sekalian?" Tanya Ara mencairkan suasana. "Americano, Ice" jawab Abhay sambil berlalu. Ara tersenyum kepada pelayan kemudian kembali ke tempat duduk mereka. "Everything okay?" tanya Aleeka. Ara hanya mengangguk dan tersenyum kepada kawannya tersebut.
"Oke gengs kenalin ini Abhay, ketua dari UKM Sport di kampus kita. Dia satu fakultas juga sama kita. Cuma emang manusia ini jarang banget masuk kampus karena dia sibuk parah" suara Sagara memecah keheningan kelompok mereka yang sedang focus mengerjakan tugas. Baru saat mereka akan menanggapi, pelayan tiba mengantarkan pesanan mereka. Setelah menerima pesanan mereka, barulah focus mereka kepada Sagara.
Ara mengangguk dan menatap lelaki di depannya ini. Ia beberapa kali sudah mendengar tentang Abhay. Tampan, hangat, buaya, kaya raya. Hampir tidak ada hal buruk karena dia adalah idola dari semua mahasiswi di fakultasnya.
Hanya saja itu semua hilang saat ini. Lelaki yang ada di hadapannya ini tidak terlihat mudah. Bahkan terlalu sulit untuk Ara. Unreachable, begitu nick name yang diberikan Ara kepadanya.
_______________________________________________
Hola semuanya!
Semoga kalian suka sama ceritanya. Jangan lupa kasih saran dan kritik ke aku yaa.Jangan lupa vote, komen, dan follow
Luvv,
Mutarike
KAMU SEDANG MEMBACA
Baeara
Teen FictionAra begitu mereka memanggilnya. Seorang gadis yang berusia 18 tahun yang terkenal ceria, lucu dan naif. Selalu berusaha menjadi rumah setiap orang tanpa memikirkan dirinya sendiri. Bertemu dengan kakak tingkatnya merupakan suatu hal yang tidak perna...