Kelas sudah berakhir semenjak 29 menit yang lalu.
Namun seorang gadis dengan jaket Navy dan ransel Putih yang menggantung di pundak kirinya itu masih mensejajarkan kedua tungkainya diujung lapangan sekolah. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.
Hingga rintikan air dari langit turun gadis itu masih enggan untuk melangkahkan kakinya pergi atau sekedar menepi bahkan sekarang ia sedang merogoh kantung jaketnya dan mengambil ponselnya yang tersimpan disana kemudian ia segera membuka aplikasi message dan memeriksa roomchat nya apakah ada pesan baru masuk atau tidak, untuk setelahnya helaan nafas terdengar dari sana.
"Ish, Juan, baca pesen dari gue kek. Astaga, udah 15 menit ini dari yang elu janjiin." gadis itu bergumam sambil memasukkan kembali ponsel miliknya kedalam kantung jaket dan melangkahkan kakinya pergi untuk menepi di gedung Ips yang berada di seberang lapangan.
Belum sampai ia di gedung Ips kantung jaket miliknya bergetar, segera ia memeriksanya, disana ada telepon masuk dari kontak yang bernamakan 'Juan 😼'.
"Halo, Ju." gadis itu membuka perbincangan sembari ia melanjutkan langkahnya menuju gedung Ips.
"Lo, masih nungguin gue?" yang di sebrang sana bertanya.
"Ya iyalah, gila. Lo, ngapain sih? Lama banget!" gadis itu mengusap wajahnya yang basah karena terkena air hujan.
"Gue ada di balkon lantai empat, nengok buru! Asik banget, lo maen ujan-ujanan." gadis itu menengok ke atas, mengikuti perintah Juan. Sedangkan Juan sedang melambaikan tangannya sembari tersenyum menampilkan deretan giginya.
"Eh, ini juga gara-gara elo yaa, Ju!! Buru turun!! Basah nih gue." Juan masih melambaikan tangannya kemudian lelaki itu memberi isyarat untuk ia menunggunya sebentar.
"Sebentar, gua otw turun ini, sabar sabar." dari ujung sana terdengar langkah kaki seorang sedang menuruni anak tangga dengan cepat. Gadis itu mendengus. "Jangan lari turun tangganya, jan kek bocil, masih gua tungguin ini elah." untuk kemudian sang gadis itu menjauhkan ponselnya dari telinganya sesaat setelah mengucapkan kalimat tadi dikarenakan sekarang speaker ponselnya itu mengeluarkan suara tawa yang sangat keras, ralat melengking maksudnya.
"Yaelah, Ken, lo nggak berubah." Juan memelankan suaranya dan mengubah tempo langkahnya yang tadi berlari menjadi berjalan mengikuti perintah seorang yang di sebutnya 'Ken' tadi.
"Masalahnya kalo, lo jatoh apa enggak keseleo, siapa yang mau bawa motornya, Juan??" gadis itu berucap dengan penuh penekanan di setiap katanya. Mengundang tawa ringan dari seorang yang menjadi lawannya bicaranya.
"Yee, ketawa, lo?" sindir gadis itu.
"Ya,ya, maaf, ini gua udah dibawah btw, ada di sebrang lo." Juan melambaikan tangan.
"Betah lo, Ju, denger suara gua di telepon? Dari lo diatas, loh ampe di bawah ini masih nyambung, wkwk." gadis itu ikut melambaikan tangannya.
Lagi lagi kekehan terdengar dari sana. "Bukannya udah biasa, Ken?" Juan berujar untuk setelahnya mendapatkan panggilan telah diputus oleh lawan bicaranya.
Juan memasukan ponselnya kedalam saku celana dan berlari kecil menyebrang dari gedung Ipa menuju gedung Ips. Memang jaraknya tidak begitu jauh, tapi jika sedang hujan seperti ini biasanya lapangan yang jadi pemisah diantara kedua gedung itu suka licin jika tidak berhati-hati saat melewatinya.
"Jangan lari, Juan!!!" teriak gadis itu yang hanya di tanggapi kekehan oleh Juan.
"Udah biasa kali, jangan panikan gitu dong!" Juan membalas sambil terus menerobos hujan yang sudah tidak terlalu deras seperti sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven || Yang Jungwon [on going]
FanfictionLike Heaven that we know, in it there are so many beautiful things God's creation is eternal. Like us, like you, like me, like our story that is eternal in memory. -ft. Jungwon, Yang. ©Charamellcha, 2021.