chapter 1

2.5K 63 3
                                    

"Oppa..! Aku terlambat lagi.."

Jeonghan langsung menaruh rangkaian bunga mawar ungu di tangannya mendengar suara teriakan adik tercintanya. Kemudian Jeonghan bergegas mengambil kunci motor di kamarnya.

"kenapa kau selalu bangun siang Yoon Haebi?! Apa kau lupa menyetel alarm lagi?" tanya Jeonghan kesal.

"aku ketiduran saat mengerjakan tugas kantor, Oppa" sahut Haebi.

Setelah mengambil kunci motor, Jeonghan buru-buru mengunci pintu rumah, setelah itu ia mengeluarkan motornya dari garasi kecil di samping rumah mereka dengan Haebi mengikutinya dari belakang.

"kalau kau terus-terusan terlambat seperti ini, pelanggan toko kita pasti akan mencari tempat lain karna mereka pasti mengira kalau toko bunga kita tutup terus"

"maaf Oppa, aku janji besok aku tidak akan telat lagi"

"kau mengatakan janji yang sama setiap hari" jawab Jeonghan sambil memutar bola matanya.

Haebi menahan tawanya mendengar itu.

******

Kedua orang tua Jeonghan meninggal dalam kecelakaan kereta ketika Jeonghan masih duduk di bangku kelas tiga SMA, karna itu mau tidak mau Jeonghan harus meneruskan usaha kedua orang tuanya agar dirinya bisa membiayai sekolah adiknya. Dan puji Tuhan, Haebi berhasil lulus kuliah dengan nilai baik yang membuatnya langsung di terima bekerja di salah satu perusahaan ternama di Seoul.

Dua bulan lebih Haebi bekerja, dan selama itu pula Jeonghan selalu mengantarnya karna adik kesayangannya tersebut selalu bangun siang.

Sebenarnya Haebi bisa saja mengendarai motor sendiri, tapi Jeonghan tidak mengizinkannya karna Haebi belum mempunyai surat izin mengemudi, karna itu Jeonghan selalu terlambat membuka toko bunganya yang membuat pendapatannya sedikit menurun.

"mulai besok, Oppa sendiri yang akan membangunkan mu"

"iya, iya.."

"umur mu sudah 23 tahun, tapi tingkah mu masih saja seperti anak kecil"

"Oppa, tolong lebih dipercepat lagi. Aku bisa telat kalau Oppa lelet seperti ini" rajuk Haebi tanpa menghiraukan perkataan Jeonghan.

Takut adiknya akan mendapat surat peringatan jika mereka datang terlambat, Jeonghan pun terpaksa mempercepat laju motornya. Tapi naas, motornya justru menabrak mobil mewah di depannya karna Jeonghan tidak memperhatikan lampu lalu lintas di pertigaan jalan. Untungnya Jeonghan sempat mengerem motornya, sehingga benturannya tidak terlalu parah.

"astaga Oppa!" teriak Haebi terkejut.

Jeonghan yang masih merasa shock buru-buru menyuruh Haebi pergi ke kantor yang jaraknya sudah tidak jauh dari TKP. Tak mau ambil pusing, Haebi pun langsung menuruti perintah kakaknya.

******

Kedua tangan Jeonghan gemetaran karna panik melihat pengendara mobil yang ia tabrak berjalan menghampirinya.

"kau taruh dimana mata mu hah?! Apa kau tidak lihat kalau lampunya merah?"

"maaf pak, saya tidak melihatnya karna tadi saya buru-buru"

"maaf, maaf..! Bilang maaf itu memang mudah, tapi lihat-- apa kau sanggup mengganti biaya perbaikannya?"

Lidah Jeonghan kaku tidak dapat menjawab karna sudah pasti tabungannya tidak akan cukup untuk memperbaiki kerusakan mobil tersebut.

"tidak perlu marah-marah seperti itu paman Han"

Jeonghan langsung menoleh ke arah suara tersebut berasal. Ia melihat seorang pria berpakaian rapi keluar dari mobil lalu berjalan ke arahnya.

Budak Sex Mr. Kim (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang