17!Bestie
_
Itu di kediaman keluarga Chandrawinata. Dimana duduk Taehyun dan Beomgyu yang masing-masing memegang buku raport, dengan senyum mereka melihat ke arah kamera. Bunda Beomgyu di sana memegang smartphone, mengarahkan dengan apik pada kedua anak itu. Rencananya foto nanti akan dikirimkan ke Mami Taehyun, sebagai bukti kalau anaknya sudah diambilkan raport.
Semester ganjil dikelas sebelas ini Taehyun dan Beomgyu merasa cukup. Maksudnya cukup puas untuk pencapaian masing-masing, Taehyun dengan peringkat satunya dan Beomgyu dengan peringkat empat. Seringkali Beomgyu bingung bahwasanya Taehyun itu tidak pernah terlihat seperti seorang yang berambisi, tapi bisa-bisanya selalu juara kelas. Beomgyu sama sekali tidak iri kok, buang-buang waktu dan pahala.
"Jadi, mau jalan-jalan nggak? Ngerayain gitu itung-itung," Bunda Beomgyu duduk menyangga dagu, menunggu jawaban.
"Aku sih, no. Lagi lemes, Bun, kayak tipes," Ambruk, Beomgyu rebahan dengan kepala bersandar di ujung sofa. Kakinya bahkan ada di paha Taehyun, praktis ditepuk kasar oleh sang empunya.
"Athaya?"
"Kata Mas Anang nya, no, Bun," Tunjuk tangan ke wajah tak berdosa Beomgyu.
"Yowes, Bunda tinggal tidur aja."
Sepeninggal sang ratu di kediaman Chandrawinata. Beomgyu menggelinding dari sofa, tepar merangkak ke ruang dimana ada televisi dan kasur lantai di depannya. Benar-benar seperti orang sakit tifus. Bedanya Beomgyu lebih betul disebut sakit malas, Taehyun memutar bola matanya. Agak emosi ketika jaraknya saja tidak sampai sepuluh meter, jalan sedikit kek. Bahkan dengan terpeleset pun Taehyun bisa sampai di sana.
Berdiri Taehyun menyeret kaki Beomgyu. Si gondrong tidak merespon dengan marah-marah dan sebagainya, lebih memilih diam daripada buang-buang tenaga. Taehyun jadi kesal, mungkin perlu uang satu koper untuk buat Beomgyu bersemangat lagi. Tapi mana sekaya itu Taehyun? Beli helm baru saja mikir dua kali.
Dekat dengan kasur lantai, Beomgyu berguling supaya badannya yang kurus kerempeng itu bisa berpindah ke kasur lantai yang empuk. Tangan panjang Beomgyu meraba sekitar, mencari keberadaan remote televisi. Sabtu pagi begini enaknya bermalas-malasan sambil nonton televisi, nonton kartun kuning kotak yang diperbudak oleh kepiting gila harta. Daripada jalan-jalan, capek.
Taehyun bergabung rebahan di sebelah Beomgyu. Bukannya ikut menonton, si jakung berlesung itu memilih main-main dengan jari tangan Beomgyu. Sang sahabat abai, selalu seperti itu karena malas yang terlalu menguasai dirinya.
"Eh!" Katanya, "Telepon Kamal, Jakra sama Bintang dong! Vid call rame-rame."
Taehyun merogoh kantong celananya, mencari keberadaan smartphone. Tidak ada, mungkin ketinggalan di kamar sang sahabat, "Gak bawa, pake hp Lo aja, Nan."
Beomgyu tengkurap dan akhirnya berdiri. Taehyun menatap lega, habisnya tadi jalan ke kasur lantai saja tidak mau malah merangkak seperti lumpuh. Beomgyu di sana depan kulkas, smartphone nya ditaruh di atasnya ternyata. Sekalian saja Beomgyu ambil minum dari dalam kulkas, pagi-pagi es dulu siapa tau imun naik. Begitu pemikiran bodoh berkedok positive thinking Beomgyu.
"Met pagi anjing-anjing Gue yang lucu," Soraknya penuh kekurang ajaran, "Bintang lama banget angkatnya?"
"Disidang tuh, biasa," Kata Yeonjun di sana sambil menyantap rujak buah, Beomgyu jadi pengen.
KAMU SEDANG MEMBACA
17!Bestie [Taegyu]
FanfictionSahabatan sama cowok cantik itu bahaya lho... -- ⚠️ BXB ⚠️ TaeGyu!¡ cxromatihc's